14

1.2K 121 18
                                    

"Anjing"

"Sialan"

"Bangsat"

Umpat Varo, Satria, dan Rangga yang tengah tersungkur di atas lantai karna mendapat serangan tiba-tiba dari tiga orang yang berbeda.

"MAKSUD LO SEMUA APAAN BANGSAT"protes Varo pada pelaku yang menendang nya tadi.

Jisung yang merasa aman membuka mata dan mendapati Renjun yang tengah memeluknya, dapat dilihatnya juga Jeno berdiri di depan Varo yang tersungkur, Jaemin berdiri di depan Satria dan terakhir Haechan yang berdiri di depan Rangga.

"Pergi dari sini"ucap Jeno datar.

"Ini tangga umum kalau lo nggak lupa, Lee Jeno?"ucap Varo tanpa takut sedikitpun lalu berdiri dibantu Rangga dan Satria.

"Tutup mulut mu dan pergi dari sini sebelum kami benar-benar menghajar mu"ucap Jaemin sedikit panjang memperingatkan mereka.

"Kita pergi dulu aja Var, jangan sampai kita habis karna mereka"bisik Satria pada Varo mengingat lawan mereka saat ini adalah salah satu penguasa sekolah.

"Gue belum selesai sama Lo Jisung"tunjuk Varo pada Jisung lalu melangkah pergi mencari aman terlebih dahulu.

Mereka bertiga akhirnya pergi meninggalkan Jisung bersama Renjun, Jeno, Haechan dan juga Jaemin sedang menghampiri Jisung yang diam saja sejak tadi.

Apa aku harus pulang malam ini, batin Jisung.

Entah apa yang akan terjadi pada Jisung jika dia pulang ke rumahnya nanti.

Apa dia akan di hukum lagi?
Di kurung?
Atau bahkan di siksa?

Renjun yang menyadari adek nya itu sedang melamun mencubit pelan pipi mochi Jisung.

"Kenapa?"tanya Renjun lembut.

"Beritahu kami jika mereka mengganggu mu lagi"ucap Jeno.

"Tidak ada yang boleh melukaimu lagi"ucap Jaemin sambil mengusap surai Jisung pelan.

"Bener cill panggil nama Bang Haechan tiga kali pasti Abang bakalan dateng hihihi"ucap Haechan mencoba menghibur Jisung.

Jisung tersenyum lalu mengangguk mengerti kemudian melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Pertandingannya udah mulai Bang, ayo"ucap Jisung menarik tangan Renjun menuju lapangan basket diikuti Jeno, Haechan dan Jaemin dibelakangnya.
.

.

.

Suara sorakan dari pendukung yang menonton pertandingan memenuhi semua sudut lapangan dilengkapi dengan berbagai atribut sebagai penyemangat tim masing-masing.

Skor menunjukkan ketertinggalan tipis dari tim Mark dan Chenle dari lawan mereka.

Babak pertama telah usai dan sekarang mereka sedang istirahat.

"Lo berdua kenapa sih? Kalok emang nggak fokus mending ganti aja"ucap Jay yang mulai kesal.

Mark maupun Chenle hanya mampu menghela nafas panjang mencoba menenangkan diri.

"Lo berdua beneran nggak papa"tanya Felix.

"Sorry lix/Sorry Bang"ucap Mark dan Chenle berbarengan.

"Santai aja kita bisa kerja skor di babak ke dua"ucap Felix menepuk pundak Mark dan Chenle.

Kacau itulah permainan Mark dan Chenle saat ini, kenapa?

Keberadaan Jisung lah jawabannya.

Baru kali ini permainan keduanya yang selalu perfeksionis seketika goyah karna seseorang yang mereka tunggu belom juga menunjukkan batang hidungnya.

ParkJisung2Where stories live. Discover now