Dua bulan yang datang

1K 87 1
                                    


Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. Setelah sebelumnya selama 2 bulan terakhir, gua harus mengurus berkas-berkas pernikahan yang panjang dan super sibuk itu. Akhirnya semuanya selesai. Hari ini tepat dimana gua akan melangsungkan pernikahan dengan Mas Satria, pernikahan yang akan dilangsungkan di KUA dan hanya dihadiri oleh teman-teman dari gua serta Mas Satria saja.

Rasa gugup yang tidak hilang sejak tadi membuat tubuh gua tidak bisa berhenti bergerak ke kanan ke kiri, membuat sang perias yang bernama Mbak Yuni menjadi kesulitan untuk memasangkan baju pengantin.

"Neng, bisa diem gak sih neng. Ini saya jadi susah pakein bajunya, tenang dulu ya, Neng." Ucap Mbak Yuni kesal membuat gua meminta maaf karena membuat pekerjaannya menjadi terhambat.

"Maaf ya mbak." Dan Mbak Yuni hanya mengangguk.

Mbak Yuni ini adalah kenalannya Laksmi, entah dari mana Laksmi kenal Mbak Yuni, perempuan berumur 24 tahun ini merupakan perias yang handal. Sudah banyak calon pengantin yang dia tangani. Baik dari orang biasa hingga anak-anak pejabat merupakan klien Mbak Yuni.

Mbak Yuni bercerita dia sudah menjadi MUA sejak kelas 3 SMA. Dia nekat membuka jasa MUA karena terdesak ekonomi orang tuanya yang tidak bisa memberikan dia uang jajan lagi. Saat itu orang tuanya sedang terlilit hutang beberapa juta dengan seorang rentenir keliling, karena pengeluaran yang membludak sedangkan saat itu ayahnya hanya seorang buruh pabrik dengan gaji tidak terlalu besar. Akhirnya ibunya mengatur semua pengeluaran. Mulai dari belanja bulanan hingga uang jajannya dibuat seminim mungkin oleh ibunya hanya untuk membayar utang bapaknya. Akhirnya dari pada Mbak Yuni tidak jajan seperti teman-temannya, dia nekat untuk membuka jasa MUA pertama kali.

"Mbak Yun, aku gugup..." Tangan gua  sudah basah oleh keringat akibat gugup yang gua rasakan.

Entah kenapa rasanya jantung gua berdetak cepat. Perut seperti melilit karena memikirkan sebentar lagi gua akan menjadi istri dari pria yang gua cintai.

Mbak Yuni terkekeh geli melihat muka gua yang gugup. "Wajar.. namanya juga orang mau nikah. Dibawa santai aja Neng, engga ada yang gak gugup pas mereka mau nikah. Semua pengantin yang mbak tangani juga ngalamin hal yang sama kaya neng."

Gua terdiam, setelah ini status gua akan berubah menjadi seorang istri. Akan ada beberapa tanggung jawab baru yang akan gua miliki, apakah gua nanti mampu menjalankan tanggung jawab itu sebagai istri yang baik buat Mas Satria? Memikirkan hal itu membuat gua deg-degkan. Gua takut jika nanti gua belum bisa menjadi istri yang baik untuk Mas Satria. Seharusnya keputusan ini gua pikirkan sebelum menerima lamaran dari Mas Satria. Namun, bayangan senyum bahagia dari Mas Satria ketika gua menerima lamarannya membuat gua seketika melupakan kekhawatiran akan hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Senyum yang benar-benar tulus dengan sorot pandangnya yang begitu penuh cinta membuat gua merasa sangat dicintai oleh Mas Satria.

"Nah, udah selesai!! sekarang coba kamu liat diri kamu sendiri di cermin. Pasti cantik banget deh, gak sia-sia mbak nahan kesel sama kamu karena engga enak diem dari tadi."

Gua hanya menyengir memohon maaf sekali lagi. Mbak Yuni menggangguk dan menarik tubuh gua ke arah kaca full body di kontrakannya Laksmi, di depan sana terlihat seorang perempuan kurus yang tubuhnya sudah terbalut kebaya putih dengan sanggul di kepala yang dipenuhi oleh bunga melati. Dan juga muka yang biasanya hanya menggunakan riasan sederhana, sekarang tiba-tiba berubah menjadi full makeup membuat gua tidak mengenali diri gua sendiri.

Astaga!! Apa ini beneran gua? bidadari mana ini, kenapa gua cantik sekali. Mbak Yuni yang sedari tadi memperhatikan gua yang tersipu malu di depan kaca hanya menggelengkan kepalanya, mungkin pikir dia sekarang gua sudah mulai gila.

"Mbak, makasih ya, aku cantik bgt loh. Pasti nanti Mas Satria bakalan nambah klepek - klepek sama aku. Riasan mbak nih memang top deh, gak salah aku dirias sama mbak." Gua engga boong loh, emang riasan Mbak Yuni nih bagus banget. Buktinya gua sampe gak ngenalin diri gua sendiri.

Crazy Rich OjolМесто, где живут истории. Откройте их для себя