Restu Yang Dipaksa

1.3K 86 3
                                    

Pov Satria

○○○

Rencananya Satria ingin menemani Sekar bertemu dengan Omnya tapi rencananya gagal karena tiba-tiba dia memiliki urusan penting dengan seseorang. Sebenarnya Satria sedikit ragu untuk meninggalkan Sekar sendirian. Namun, calon istrinya itu bilang jika dia akan baik-baik saja sendirian dan menyuruh Satria untuk segera pergi menemui orang itu. Akhirnya Satria meminta Sekar untuk menghubunginya jika urusannya sudah selesai, dan Sekar mengganguk setuju.

Sekarang disini lah Satria berada. Di sebuah cafe kekinian dengan seorang pria berjas hitam dipadukan kemeja putih dan celana bahan hitam. Sangat kontras dengan pakaian Satria sekarang, yang hanya menggunakan kaos putih dilapisi jaket bomber army dan celana jeans lusuh.

Mereka berdua menjadi pusat perhatian sejak pertama kali masuk karena perbedaan pakaian mereka yang sangat mencolok. Pakaian yang mereka gunakan sekarang bukan lah definisi anak tongkrongan yang biasa dipakai anak muda untuk ke kafe.

Pria berjas itu melepaskan kacamata yang sejak tadi bertenger di hidung mancungnya. Mata tajamnya membuat para gadis disini tidak bisa memalingkan wajahnya, garis rahang yang tegas dengan kumis yang sehabis dipotong menambah kesan maskulin dari pria berjas itu. Membuat para gadis menjadi grasak grusuk di tempatnya masing-masing, Satria berdecih melihat para gadis itu berkelakuan seperti jalang.

Satria menyesap sedikit Espresso-nya, ditatap pria berjas itu dengan alis terangkat sebelum membuka mulut bertanya karena sejak tadi belum ada satu pun suara yang keluar dari pria berjas itu.

"Kenapa minta ketemu, lo tau kan gue lagi sibuk sekarang, jadi sekarang jangan buang-buang waktu gue buat nunggu lo buka mulut."

Pris berjas itu mengeluarkan rokok eletric dari saku jasnya, harum Strawberry tercium di hidung Satria ketika pria itu membuang asap Vapenya. Rasanya Satria ingin tertawa keras jika keadaan saat ini tidak sedang serius, Satria tidak habis pikir dari sekian banyak rasa liquid kenapa mesti Strawberry yang di pilih pria itu. Macam perempuan saja.

"Ibu, minta lo pulang." Ucap Pria itu membuat Satria terdiam.

Satria belum mengeluarkan respon apapun. Sudah lama Satria tidak mendengar tentang ibu yang dimaksud pria itu, ketika pria itu berkata 'ibu' memintanya pulang. Otak Satria seakan tidak bisa berproses. Hembusan nafas yang memberat keluar dari mulutnya.

"Belum bisa sekarang. Mungkin, nanti kalau acara ini udah selesai baru gue kesana."

"Lo mau nikah? Astaga.. yang bener aja, bego. Lo nikah tanpa restu dari Ibu Sat, kalau sampe calon bini lo tau, dia pasti marah banget." Ucap pria itu kesal.

Satria tahu jika tindakannya salah, melakukan pernikahan tanpa restu dari seorang 'Ibu' itu dosa. Namun, untuk sekarang belum saatnya Sekar tau jati dirinya, biar lah kebohongannya dia yang akan tanggung sendiri. Persetanan dengan restu dari orang yang disebut pria itu. Kalau pun dia datang kesana untuk meminta restu, sudah pasti 'ibu' tidak akan memberikan restu kepadanya.

"Calon bini gue gak akan tahu, kalau gak ada yang kasih tau. Jadi lo jangan datang ke hadapan gue lagi mulai sekarang, dan bilang sama majikan lo, kalau gua akan kesana nanti." Ucap Satria tegas.

Pria berjas itu terkekeh geli, melihat Satria yang keras kepala dengan keputusannya.

"Lo udah terlalu lama membuang diri dari keluarga itu Sat, mau sampe kapan lo mau jadi tukang ojol kaya gini. Lagi pula tanpa bantuan dari nama ibu, lo gak akan bisa minta omnya buat datang jadi wali nikahnya."

Crazy Rich OjolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang