Di rumah sakit Daniel menunggu dokter yang sedang memeriksa anaknya, sudah setengah jam lamanya dokter itu belum juga keluar dari ruang UGD. "Kenapa lama sekali," gumamnya sambil mondar-mandir menghawatirkan anaknya yang ada di dalam sana.
Ceklek
Suara pintu di buka dari dalam membuat Daniel segera menghampiri dokter. "Bagaimana keadaan putra saya?" tanyanya tak sabar ingin tahu keadaan sang anak.
"Anak Anda sudah sadar dan dia terus mencari Ibu-nya." jawab dokter Devan.
"Setelah di pindahkan ke kamar rawat, sebaiknya Anda temani anak Anda sampai Ibu-nya datang, setelah itu datanglah ke ruangan saya, ada hal penting yang ingin ku bicarakan mengenai anak Anda." ucap dokter lalu pamit dari hadapan Daniel.
Daniel segera masuk ke dalam rumah anaknya, dia berjalan mendekati ranjang pasien."Eldra," panggilnya dengan suara lembut.
Eldra menoleh ke sampingnya di mana Daniel sudah duduk di samping ranjangnya, kedua tangannya mengepal erat, Eldra memejamkan matanya berharap orang yang ada di hadapannya cepat pergi. "Eldra, ada apa? Kamu sakit? Mana yang sakit bilang sama Daddy." khawatir Daniel pada anaknya, dia segera memencet tombol di samping ranjang anaknya untuk memanggil dokter.
"Eldra, kamu dengar Daddy?" panggilnya mengusap kepala anaknya.
"Pe-rgi" ucap Eldra menepis tangan Daniel, Eldra mendudukkan dirinya lalu menarik selang infus yang terpasang di tangannya.
"Eldra! Apa yang kamu lakukan!" bentak Daniel menahan tangan anaknya yang berusaha melepaskan infusnya.
"Lepas! Lepas aku mau pulang. IBU!" teriak Eldra memberontak dalam pelukan Daniel.
Devan masuk ke dalam kamar rawat Eldra, melihat Eldra yang sedang mengamuk membuat dia segera menyuntikkan obat penenang pada Eldra, tak berselang lama anak itu pun tertidur dalam pelukan Daniel.
"Apa yang terjadi?" tanya Devan, tadi saat memeriksa anak itu baik-baik saja.
"Eldra, apa yang terjadi dengan anak ku? Kenapa bisa begini?" suara Tasya yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat anaknya, dia segera menghampiri anaknya lalu memeluk anaknya. "Apa yang terjadi?" tanyanya pada suaminya.
"Saya permisi dulu." pamit Devan lalu segera keluar dari ruang rawat Eldra.
Daniel menjelaskan semuanya pada istrinya apa yang terjadi hingga berakhir anaknya pingsan dan di bawa kerumah sakit. "Aku minta maaf," sesal Daniel, ia benar-benar menyesali perbuatannya pada anaknya. Mengingat ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan anaknya, selama ini ia tidak tahu jika anaknya di tukar dengan anak orang lain.
Flashback
Sejak awal memang Daniel tidak memiliki ikatan batin dengan Alan, anak yang selama tinggal bersamanya, tapi ia tidak pernah berpikir jika anak itu bukanlah anaknya, ia hanya berpikir mungkin karena dirinya yang sibuk dan kurang dekat dengan anaknya bungsunya karena itulah ikatan batin antara dirinya dan Alan kurang.
Namun kejadian dua tahun yang lalu di mana anaknya sulungnya kecelakaan dan membutuhkan donor darah, saat itu yang ada di dekatnya hanya Alan. Alan memaksa dokter untuk mengabil darahnya meskipun dokter sudah menolaknya berulang kali karena dia belum cukup umur Dia tetap memaksa dokter untuk mengambil darahnya.
Karena Alan terus mendesaknya jadi dokter mengambil sampel darah Alan untuk di tes kecocokannya dengan Arkana. Hasil tes darah Alan dan Arkana tidak cocok, dokter memberi tahu hal ini pada Daniel yang kebetulan datang tepat waktu. Daniel sendiri cukup terkejut dengan golongan darah Alan yang berbeda sendiri dengan keluarganya.
Karena merasa janggal secara diam-diam Daniel melakukan tes DNA antara dirinya dan putra bungsunya, begitu juga ia lakukan hal yang sama dengan istrinya. Dan hasilnya sangat mengejutkan hasil tes DNA Alan tidak ada yang cocok dengan dirinya atau pun istrinya.
Perlahan Daniel menyelidiki tentang anaknya di mulai dari rumah sakit tempat istrinya melahirkan dulu, melalui data-data yang ia dapatkan dari rumah sakit dia menyelidiki semua anak yang lahir di hari yang sama dengan istrinya, terutama bayi laki-laki. Karena tidak mendapatkan petunjuk apapun tentang anaknya setelah semua yang ia lakukan, ia hampir menyerah untuk mencari keberadaan anak bungsunya, hingga hari di mana dia tanpa sengaja bertemu dengan seorang wanita yang sangat ia kenali karena wanita itu pernah dekat dengannya.
Wanita itu adalah Dian, wanita yang pernah di jodohkan dengan Daniel, sayangnya waktu itu Daniel sudah memilki kekasih jadi perjodohan itu di batalkan, wanita itu pernah mengacaukan hari pernikahannya, tapi Daniel tak pernah menyangka jika wanita itu juga yang telah menukar anaknya dengan anak orang lain.
Hari itu Daniel melihat Dian sedang memarahi Eldra di pinggir jalan, entah karena apa wanita itu memarahi Eldra. Yang pasti saat itu dirinya merasa sakit ketika melihat Eldra di tampar oleh Dian, ingin rasanya ia menghampirinya dan menghajar wanita itu. Tapi dirinya siapa. dirinya bukan siapa-siapa dan tidak ada hak ikut campur dalam urusan orang lain.
Saat Daniel berada di rumah pikirannya hanya di penuhi dengan Eldra, bayang-bayang anak itu di tampar oleh Dian terus saja memenuhi pikirannya, di tengah malam Daniel memutuskan untuk kembali ke tempat yang tadi di mana dia melihat Dian sedang memarahi Eldra. Dia bertanya lama rumah Dian pada warga sekitar tempat itu.
Ternyata orang-orang di sekitar situ sangat mengenal Dian tak jarang dari mereka menyebutnya wanita malam, ada juga yang menyebutnya sebagai ibu yang kejam, karena sering kali menyiksa anaknya, tidak membuang waktu lama. Setelah mendapatkan alamat rumah Dian, Daniel segera menuju ke alamat rumah Dian.
Sesampainya di depan rumah Dian, Daniel melihat Dian yang sedang berpesta minuman dengan teman-temannya di teras rumah, dengan lantang Dian mengatakan jika Eldra anak yang selama ini bersamanya bukanlah anaknya melainkan anak yang sengaja di tukar dengan anak orang lain, agar dia bisa balas dendam pada orang tua kandungnya.
Dari situlah Daniel yakin jika Eldra adalah anak kandungnya, Daniel mulai mencari tahu tentang Dian dan juga Eldra, hingga hari di mana dia mendapatkan kesempatan untuk menghabisi wanita itu, sayangnya waktu itu Eldra menghentikannya dan membuat wanita itu masih hidup hingga detik ini.
.................
"Mommy, Mommy." teriak Alan yang baru saja masuk ke dalam mansion.
"Mommy lagi keluar ada urusan mungkin hari ini gak pulang." jawab Ayas yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
"Urusan apa? Tumben ada urusan sampai lama gitu." tanyanya penasaran karena tidak biasanya Mommy-nya ada urusan sampai tidak pulang ke rumah.
"Urusan orang tua, anak kecil gak perlu tahu." balas Ayas bangun dari duduknya.
"Karena gak ada Mommy jadi harus mandiri gak ada yang suapi kamu apa lagi nemenin tidur." ujarnya lagi lalu pergi menuju ke kamarnya.
Alan menghela napasnya. "Harus telpon Mommy, gak mau tau pokonya Mommy harus pulang sekarang." ucapnya lalu segera menghubungi Mommy-nya.
"Anjing! kenapa kenapa malah di tolak." umpat Alan melempar handphonenya ke atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDRA
Teen Fiction( DI TERBITKAN, TERSEDIA DI SHOPPE FIRAZ MEDIA.) PART MASIH LENGKAP. Eldra pemuda berusia 14 tahun dia hanya tinggal bersama dengan sang ibu, dia yang sejak kecil mendapatkan kekerasan secara fisik dari ibunya. Membuatnya memiliki trauma yang mendal...