Quay tone-Quilla Counter-Offensive dan Rodenius Great Naval Battle (Chapter 12)

363 33 367
                                    

[31 Januari 1639,kalender pusat]

Kota Benteng Gim

2 hari setelah "Pengepungan Gim" berakhir

Setelah berakhirnya Pengepungan Gim,dan datangnya pasukan bala bantuan dari pihak Indonesia.

Pasukan Quay tone pun mulai melakukan perawatan kepada warga dan prajurit nya yang terluka,sembari menyiapkan logistik untuk melakukan serangan balik.

Dimana pasukan ke 2 dan ke 3 milik Quay tone datang sehari setelah Pengepungan berakhir dan mereka pun langsung bergegas membantu para korban perang dan menangani para tawanan.

Total saat ini ada sekitar 150,000 prajurit gabungan Indonesia-Quay tone yang terdiri dari 40,000 prajurit Indonesia dan 110,000 prajurit Quay tone yang berasal dari tentara ke 1,2 dan 3 milik Quay tone.

Jumlah itupun belum termasuk para sukarelawan dan milisi rakyat yang memutuskan untuk ikut berperang yang jika ditotal jumlah mereka bisa mencapai angka 63,000 jiwa.

Yang dimana para milisi ini akan ditempatkan untuk menjaga daerah perbatasan,sedangkan para prajurit akan melancarkan serangan balik.

Para prajurit sedang menyiapkan semua perbekalan yang mereka butuhkan, seperti mengecek senjata mereka, memperbaiki alutsista yang rusak dan lainnya.

Para personel ADRI sendiri sedang mempersiapkan segala hal yang mereka butuhkan dan merawat alutsista yang mereka bawa,mereka juga memberikan pelatihan singkat kepada pasukan Quay tone agar semakin mahir dalam taktik perang dan persenjataan modern.

Sedangkan para perwira sendiri sedang merancang taktik untuk menghadapi gelombang kedua pasukan invasi milik Louria yang akan mereka hadapi saat melakukan serangan balik.

Dimana kedua pasukan akan bertemu di padang rumput Karhan yang sebelumnya menjadi tempat berkemah pasukan gelombang pertama milik Louria

Pasukan Louria yang berkekuatan 200,000 prajurit bersenjatakan senjata abad pertengahan dan 200 Wyvern juga berbagai macam alat pengepungan yang mereka miliki akan berhadapan dengan 110,000 pasukan gabungan yang memiliki persenjataan era Perang Dunia ke 2 sampai era modern dengan berbagai macam alutsista nya.

Tanpa diberitahu pun,sebenarnya kita sudah bisa melihat siapa pemenang dalam pertempuran ini.

Pertempuran hanya menjadi pembantaian sebelah pihak dan banyaknya korban jiwa di pihak Louria.

Pasukan gabungan sendiri berencana melakukan serangan di malam hari,dimana mereka akan memancing pasukan Louria untuk bermalam di Padang rumput Karhan.

Dimana pasukan gabungan sudah menaruh ranjau dan bom di bawah tanah tempat prajurit Louria berkemah,dimana ranjau dan bom akan diaktifkan saat malam hari untuk membingungkan musuh.

Lalu setelah itu akan dilanjutkan dengan bombardir dari artileri milik pasukan gabungan dan disusul dengan pengeboman dari skuadron pengebom AURI untuk membunuh para perwira dan wyvern milik Louria.

Alasan kenapa pasukan gabungan memilih menerapkan taktik ini dikarenakan melimpah nya bahan peledak yang mereka miliki baik itu bahan peledak magis maupun mekanis.

Belum lagi mengingat kondisi geografis dan keadaan tanah di Padang rumput Karhan yang empuk dan lembut membuatnya mudah digali dan pastinya akan membuat bom yang ditanam tidak akan terdeteksi oleh musuh.

Hal ini sekaligus untuk meminimalisir korban dan menghemat amunisi agar cukup untuk melakukan serangan ke wilayah Louria.

"Cepat gali tanah nya !."

"Letakkan bom dan ranjaunya dengan hati hati !."

"Awas awas."

"Yak begitu,perlahan lahan saja."

Summoning Alternate Indonesia In Another World Where stories live. Discover now