H-31: Nyesel nggak?

532 36 0
                                    

Beautiful
Just the way that you would look at me
Was so much I’d never wanna leave
I, I keep tryna forget how you were
Beautiful

-Day6, Beautiful-

BABAS POV

Hari itu, hari pertamaku masuk SMA. Seperti biasa, semua anak baru akan mengikuti kegiatan masa pengenalan sekolah.

Seperti ospek pada umumnya, kami mengenakan atribut serta membawa berbagai barang aneh.

Kami semua berbaris di lapangan, dan panitia akan berkeliling mengecek semua kelengkapan atribut dan barang.

Namun, ada satu keanehan. Perempuan disampingku ini terlihat berbeda sendiri. Dia sama sekali tidak mengikuti peraturan yang diberikan panitia.

Rindia Salim, itu namanya.

"Kenapa liat-liat?" ucapnya ketus saat memergokiku sedang memperhatikannya.

Aku langsung mengalihkan pandangan ke depan. Aku malu.

"Keluarkan semua barang yang dibawa. Nanti akan dicek satu persatu. Yang tidak membawa barang atau tidak menggunakan atribut lengkap akan diberi hukuman!" ucap salah satu panitia yang berada di depanku.

Aku pun mengeluarkan semua barang yang aku bawa. Buku merah putih, pulpen, roti, eh... oh tidak aku lupa membawa coklat!

Aku mengecek isi tasku berkali-kali, tapi tetap tidak ada. Mampus!

"Kenapa? Lupa bawa coklat ya?" tanya perempuan di sampingku tadi.

Aku hanya meliriknya sekilas tanpa membalas. Namun, tiba-tiba perempuan itu memberiku sebungkus coklat.

"Ambil aja nih!"

Aku menaikkan alis tak mengerti, "Ini kan punya kamu. Nanti kamu gimana?"

"Ya... dihukum," balasnya cuek.

Aku benar-benar bingung. Perempuan ini aneh. "Serius buat aku?" tanyaku masih ragu.

Dia tertawa, "Acaranya ngebosenin. Gue jadi pengen kenak hukuman biar seru,"

Dan seperti yang perempuan itu harapkan, dia diberi hukuman. Panitia menyuruhnya untuk menyanyikan lagu potong bebek angsa sambil menari.

Anehnya, perempuan itu terlihat tidak keberatan sama sekali. Dia malah terlihat lebih bahagia, dibandingkan saat dia duduk diam di sampingku tadi.

Dengan inisiatifnya sendiri, dia bahkan menyanyikan dua lagu tambahan dan mengajak semua orang disana untuk ikut bernyanyi.

Jujur saja, suaranya sangat jelek, tapi penampilannya menghibur. Dia punya aura yang membuat semua mata tertuju padanya, termasuk aku.

Dia lucu. Aku suka perempuan lucu.

Aneh tapi nyata, sejak saat itu aku jatuh cinta padanya. Dengan modal satu batang coklat dan sebuah lagu potong bebek angsa, dia membuatku jatuh cinta.

"Biasa aja ngeliatinnya!" tegur seseorang dari belakangku. Aku menoleh ke belakang, lalu memukul kepalanya.

"Ribut lo!" ucapku kesal. Aku dan dia memang saling kenal. Kami berteman sejak SMP.

"Suka ya?" tanyanya sambil tertawa.

Aku menggeleng cepat, "Enggak!"

"Serius?" tanyanya sekali lagi.

Aku mengangguk mantap, "Iya, biasa aja," ucapku bohong. Aku terlalu malu untuk jujur.

"Bagus deh. Soalnya gue suka sama dia," bisik temanku sambil senyam-senyum tidak jelas.

One Month Notice [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang