7. RAVENS

792 64 64
                                    

"Kalok ku tengok dari gerak-gerik anak Airlangga, orang itu kek nya udah agak takut nengok kita," ucap Poltak dengan logat Medan nya.

Kaisar tersenyum tipis mendengar logat bicara Poltak, Poltak datang bersama Dewa, mereka baru saja dibawa oleh Andra dan Reno, katanya agar mereka lengkap dengan formasi delapan. Supaya tidak ganjil, karena ganjil selalu identik dengan hal-hal buruk katanya.

"Mereka juga sering ikutin gue," jawab Andra.

Kaisar menaikkan sebelah alis nya. "Kenapa harus Lo?"

"Siswi yang kemarin kami ceritakan adalah pacar gue, Sar. Lo ngerti lah, gimana dendam di hati gue sekarang."

Kaisar sedikit terkejut ketika mendengar penjelasan Andra, namun ia hanya diam. Dan memilih memikirkan tentang komunitas yang akan mereka bentuk ini.

Gery datang bersama Reno. Dua pria itu membawa sebuah nampan besar berisi mie goreng yang telah mereka masak.

Reno mulai membagikan mie yang ia bawa kepada teman-teman yang sudah siap dengan piring di tangan mereka masing-masing.

"Dikit aja sayang, gak usah banyak-banyak." Reno dengan cepat memukul kepala Jefrey.

"Anjing Lo!" Umpat Jefrey.

"Gue masih demen lobang ya asu!" Reno balik mengumpat.

"Oke perhatian nya." Suara Daniel membuat semua orang yang berada di ruang tengah kini menoleh ke arah nya.

Kaisar segera meletakkan piring dalam genggaman nya, di ikuti semua orang. Ini adalah awal baru. Gerakan kecil Kaisar ternyata mampu mengubah segalanya.

"Gue Daniel Alexandro bakal buka kegiatan kita malam ini, karena gue nggak mau malam ini terlewat tanpa ada pembicaraan yang penting. Dan untuk selanjutnya gue serahkan ke Kaisar."

Kaisar duduk di sofa dengan kaki yang ia naikkan di atas meja. Pria itu duduk dengan tenang, kedua tangan yang ia lipat di dada.

"Gue udah tahu semua cerita tentang Visiona dan Airlangga. Dan nggak ada yang berani melawan Airlangga, dan gue pastikan nggak akan ada lagi siswa maupun siswi SMA Visiona yang di tindas kalau Lo semua mau bergabung. Siapa yang mau bergabung?"

Dengan kompak ke enam pria tadi mengangkat tangan nya, kecuali Gery. Kaisar menatap sengit ke arah Gery dan menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau Lo melawan Airlangga, langkah pertama yang harus Lo lakukan adalah berhadapan dengan pihak OSIS, dan untuk itu kami semua terikat janji dua tahun yang lalu, dan bokap Lo jaminan nya. Gue nggak mau membawa bokap Lo dalam masalah kita, Sar," jawab Gery.

"Lo ragu sama gue?" Tanya Kaisar dengan tajam.

Gery hanya diam, dan semua orang dalam ruangan kembali ragu dengan ucapan Gery. Terutama Jef dan Daniel. Bagaimana pun mereka begitu dekat dengan ayah Kaisar, dan selama ini yang membantu ayah Kaisar adalah mereka bertiga. Bahkan mereka bertiga sudah menganggap ayah Kaisar sebagai ayah nya. Dan anak mana yang rela membawa ayah nya dalam masalah.

"Gery ada benar nya, Sar." Kini Daniel ikut buka suara. "Jangan karena komunitas ini bokap Lo dan ketua yayasan Visiona jadi bermasalah."

"Mereka bersahabat jauh sebelum gue lahir, dan gue yakin Om Hendra gak akan melakukan apapun yang merugikan bokap gue."

"Tapi, Sar."

"Lo semua ragu sama gue?!"

Diam, semua orang hanya diam dan menunduk.

"Sekali lagi gue tanya, Lo semua ragu sama gue?! Hah!" Kaisar berdiri dan menggebrak meja sangat kuat.

Gery maju dan mendekat ke arah Kaisar. "Gue di pihak Kaisar."

Dengan cepat semua orang mendekat juga ke arah Kaisar, Kaisar mengulur kan tangan nya di ikuti ke tujuh teman nya.

"Bersatu!"

Mereka kembali duduk ke kursi mereka masing-masing.

"Karena itu, gue pribadi memilih Kaisar untuk memimpin komunitas ini, gimana dengan yang lain?" Tanya Reno.

Semua orang kompak mengangguk setuju.

"Dan Gery menjadi wakilnya, gimana?" Tanya Jefrey yang di angguki oleh semua orang.

"Kita sebut dengan nama apa komunitas ini?" Andra membuka suara.

Kini semua mata menoleh ke arah Kaisar. Kaisar yang mengerti arah mata teman-teman nya segera membuka suara.

"Semua orang akan memanggil komunitas kita RAVENS! Dan semua orang harus tahu kalau Ravens akan berkuasa di Visiona!"

"Nggak!"

Semua orang kini menoleh ke arah pintu. Disana sudah ada Shena dan Silvia yang berdiri di ambang pintu. Shena menatap tajam ke arah Kaisar dan berjalan mendekat ke arah pria itu.

"Apa perlu gue ulangi kata-kata gue, SMA Visiona nggak butuh geng Lo itu, Kai. Dan Lo bisa mendirikan geng Lo itu di Surabaya. Mungkin mereka lebih membutuhkan Lo disana, Visiona nggak butuh orang-orang kayak Lo!"

Kaisar tertawa remeh. "Lo yakin Visiona nggak butuh Ravens? Sekarang gue tanya, selama ini apa yang bisa dilakukan anggota OSIS untuk siswa dan siswi SMA Visiona selain menyuruh mereka untuk diam seperti orang munafik. Pihak OSIS memang melindungi SMA Visiona dan murid-murid disana. Tapi, apa kalian pernah memikirkan apa yang terjadi di luar Visiona? Apa Lo pernah memikirkan tentang impian semua siswa Visiona? Nggak! Karena yang hanya OSIS dan ketua yayasan pikir kan adalah nama baik Visiona, kalian nggak pernah memikirkan siswa dan siswi disana!"

"Apa yang Lo ketahui tentang Visiona? Lo bahkan belum ada sebulan di Jakarta, dan Lo juga baru sehari di Visiona. Apa yang Lo ketahui?"

Kaisar mendekat ke arah Shena dan mengikis jarak di antara kedua nya. "Kemunafikan Shena Amullya. Lo mengorbankan banyak impian para murid di Visiona hanya untuk melindungi nama baik Visiona."

"Mereka nggak butuh itu semua! Bahkan 50% siswa Visiona mendapatkan beasiswa setelah mereka lulus. Dan itu udah lebih dari cukup, karena Lo perlu tahu satu hal Kaisar, Lo nggak perlu menunjukkan ke semua orang kalau Lo hebat! Orang-orang akan tahu dengan sendirinya, kalo memang benar Lo hebat. Dan itu yang selama ini gue pegang untuk Visiona."

"Karena itu Visiona butuh Ravens di dalamnya. Karena Lo lemah! Lo hanya memandang Visiona dari sudut keluarga Lo, Lo cuma nggak mau nama Visiona hancur dengan memberikan Banyak beasiswa. Nggak usah munafik, Shena. Lo bahkan menutup mata ketika Lo tahu sendiri, banyak siswa dan siswi Visiona di tindas SMA Airlangga. Mereka di curangi, mereka di bully, bahkan mereka di perkosa dan bunuh diri. Apa Lo dan bokap Lo peduli? Nggak! Bahkan sampai sekarang nggak ada berita yang keluar atau bahkan di ketahui oleh orang-orang. Yang orang tahu dia hanya bunuh diri, tapi orang tidak tahu penyebab nya, dan siapa di balik itu semua? Lo dan bokap Lo! Apa itu yang Lo sebut dengan peduli? Kalau memang benar OSIS menjaga semua siswa dan siswi Visiona, kenapa sampai hari ini semua itu bisa terjadi?"

"Lo..."

Kaisar menahan bibir Shena dengan jari telunjuk nya. "Asal Lo tahu, siswa dan siswi di Visiona nggak hanya butuh beasiswa yang kalian sediakan Shena Amullya. Mereka juga butuh perlindungan, apa Lo pernah berpikir kalau 50% siswa dan siswi yang masuk SMA Visiona adalah masyarakat menengah kebawah. Orang tua mereka menaruh harapan besar untuk mereka semua, demi beasiswa di perguruan tinggi nanti. Tapi gimana nasib mereka? Mereka di bully, mereka di palak dan di paksa memberikan uang, apa Lo paham posisi mereka? Nggak! Karena Lo dilahirkan dengan bergelimang harta. Dan yang Lo pikirkan hanya nama baik. Karena itu gue memutuskan mulai hari ini Ravens akan ada untuk Visiona!"

"Nggak!" Bantah Shena dan melepaskan jari Kaisar dari bibir nya. "Sampai kapan pun Ravens harus bubar dan nggak boleh ada di Visiona! Dan itu keputusan gue!"

"Apa yang udah gue mulai, akan gue selesaikan dengan baik. Ravens nggak akan pernah bubar, itu keputusan gue!"

Shena segera pergi dari hadapan Kaisar membuat semua orang benar-benar emosi dengan keputusan gadis itu.

"Untuk mewujudkan impian kita tentang Ravens kita perlu bantuan siswa Visiona, Sar. Dan mereka semua di bawah naungan OSIS. Lo perlu izin Shena agar semua siswa Visiona percaya sama kita," peringat Andra.

"Gue pasti mendapatkan izin perempuan egosi itu!" Kaisar berjanji.

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Where stories live. Discover now