27. H-2

499 30 1
                                    

Sore setelah melangsungkan latihan paskibra, Kaisar segera bersiap untuk berangkat ke bandara. Besok dia harus sudah kembali ke Jakarta, karena mereka akan melakukan gladi bersih. Dan, Kaisar berencana untuk segera kembali hari ini juga ke Jakarta lagi, mungkin dia hanya beberapa jam saja di Surabaya. Ntah kenapa, Kaisar tiba-tiba merasa kedatangan nya hanya seperti formalitas saja, tidak ada rasa yang lebih.

"Sar, mau kemana?" tanya Johan ketika melihat Kaisar sudah sangat rapi sore ini.

Kaisar dengan buru-buru memakai sepatunya. "Surabaya, Pa. Kaisar ada urusan penting."

"Mama kamu baik-baik aja kan?"

Kaisar menatap ayah nya sangat kesal. "Kaisar nggak suka papa bahas tentang dia."

Johan menghembuskan nafas kasar, salah kah dia mengkhawatirkan mantan istrinya itu. Walau bagaimanapun ada Kaisar di antara mereka, kalau terjadi apa-apa dengan wanita itu, Kaisar pasti sedih.

"Jadi kamu ada urusan mendadak apa ke Surabaya? Nanti malam kan acara ulang tahun Shena."

"Sebelum jam 12 malam, Kaisar udah sampai di jakarta lagi." Kaisar menyalami ayah nya dan segera pergi meninggalkan rumah.

Kaisar berlari tergesa-gesa di bandara. Karena ia hampir saja ketinggalan pesawat, pria dengan jaket hitam itu menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, sekitar jam tujuh ia sudah sampai di Surabaya. Dan sekitar jam 10 ia akan kembali, jam 11 sudah sampai di jakarta. Masih tersisa sedikit waktu untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Shena. Kaisar mendesis tidak sabar di kursi nya, ntah kenapa kepergian Kaisar seperti tidak membahagiakan kali ini.

Kaisar tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Apakah karena Shena, atau tentang perasaan nya pada Davida yang sesungguhnya. Kaisar membuka sebuah agenda berwarna biru, disana ia menulis semua tentang Ravens, visi misi mereka dan juga anggota yang terdaftar dan sekarang jumlah nya lebih dari 300 orang. Dan di dominasi oleh siswa Visiona.

Setelah perjalanan lebih dari satu jam, Kaisar benar-benar sudah sampai di Surabaya. Cowok itu singgah sebentar di sebuah mall untuk membeli kado. Pacar macam apa dirinya ini, bahkan Kaisar lupa membeli kan Davida kado, tanpa pikir panjang juga tanpa memikirkan spesial atau tidak. Kaisar membeli sebuah kalung dan mengantongi nya, bahkan kalung itu tidak Kaisar masukkan ke dalam kotak dan membungkus nya. Benar-benar tidak spesial. Kaisar berjalan ke luar toko perhiasan hingga ia melihat toko yang menjual sebuah bandana berwarna putih yang sangat indah, di bandana itu juga terdapat permata kecil berjumlah lima.

Kaisar tiba-tiba mengingat Shena, cowok itu berjalan untuk membeli bandana itu dan sebuah lampu tidur yang sangat indah, lampu itu berbentuk bulat dengan gambar ikan serta nuansa luar angkasa di dalam nya. Lampu tidur itu juga di desain dengan musik pengantar tidur, Kaisar mengingat bahwa Shena sangat mencintai musik juga warna putih, Kaisar juga ingat bahwa kamar Shena di desain dengan nuansa luar angkasa juga berwarna biru. Sangat cocok dengan lampu itu.

"Mbak, bisa tolong bungkus bandana dan lampu ini," pinta Kaisar kepada salah satu penjual.

"Mau di bungkus biasa atau bungkus kado, Mas?"

"Bungkus kado."

Setelah selesai Kaisar juga sudah membayar hadiah tersebut. Kaisar keluar dari mall dan mampir di sebuah toko bunga. Kaisar bahkan tidak ingat Davida menyukai bunga apa, tanpa pikir pusing Kaisar membeli satu buket bunga mawar merah dan membawa nya.

Kaisar sudah sampai di sebuah taman yang begitu sepi, Kaisar memang sengaja melacak ke mana GPS handphone Davida hanya untuk memberi kejutan pada pacar nya itu.

"Sepi, nggak ada siapa-siapa, terus acaranya dimana?" tanya Kaisar heran.

"Mas, disini ada acara ulang tahun?" tanya Kaisar pada salah satu penjaga.

"Nggak ada, Mas. Dari tadi sore cuma ada dua pengunjung disini," jawabnya.

"Terus dimana mereka?"

Penjaga itu menunjuk ke arah selatan, disana benar-benar gelap hanya ada satu lampu berwarna kuning disana. Kaisar berjalan mendekat dengan jantung sedikit berdegup. Samar-samar Kaisar mendengar suara dua orang sedang berbincang.

"Dav, mau sampai kapan kamu nunggu dia, dia nggak akan datang."

"Stop, aku nggak pernah minta kamu ikut campur dengan urusan ku sama Elga."

"Sadar, Dav. Ada aku yang lebih tulus sama kamu disini." Cowok di depan Davida memeluk sangat erat perempuan itu. "Aku sayang sama kamu tulus."

"Really?"

Cowok itu mengangguk dan perlahan mendekat kan wajah nya ke arah Davida, cowok itu mengecup singkat bibir Davida membuat Kaisar naik pitam saat itu juga.

"Bangsat!" Kaisar membuang bunga yang ia genggam ke arah Davida dan menghabisi cowok yang sudah mencium dengan lancang pacar nya.

"Elga!"

Kaisar segera mundur dan menatap tajam Davida, tatapan yang siap membunuh. Bahkan Davida tidak pernah melihat tatapan se kejam itu dari Kaisar.

"El, please kamu salah paham." Davida menangis tersedu-sedu dan ingin menyentuh jaket Kaisar namun dengan cepat di tepis cowok itu.

"Gue mungkin salah paham, tapi mata gue masih berfungsi dengan baik."

"El," panggil Davida pelan dengan air mata yang bercucuran deras.

"Diam jalang! Gue muak liat muka Lo!"

"El kamu salah paham, aku nggak tahu kamu datang. Kenapa kamu nggak bilang."

"Kalau Lo tahu gue datang, gue mungkin nggak akan tahu se murahan apa Lo sebenarnya."

"El!"

"Jangan sentuh gue!" Kaisar mendekat dan melepaskan kalung yang pernah ia berikan pada Davida. "Gue bukan pacar lo lagi, dan anggap kita nggak pernah ada hubungan apapun, karena gue nggak sudi di sebut sebagai mantan pacar Davida Miyoulun!"

Kaisar segera pergi meninggalkan Davida yang ingin mengejar nya namun di tahan pria yang telah mencium nya. Setelah dekat dengan tong sampah, Kaisar segera membuang kalung yang ia lepaskan dari leher Davida juga kalung yang sebelumnya ia beli dari mall. Ntah kenapa sejak berpacaran dengan Davida Kaisar tidak memiliki ide apapun untuk memberikan gadis itu hadiah selain kalung. Mungkin stok kalung yang mantan pacar nya itu miliki masih bisa ia kenakan hingga tua nanti. Kaisar segera pergi ke bandara untuk kembali lagi ke Jakarta.

"Kenapa perasaan gue biasa aja." Kaisar bertanya-tanya dalam hati.

"Gue marah bukan karena cemburu, tapi gue merasa terhina karena berhasil di selingkuhi sama perempuan jalang kayak Lo!" Kaisar mengirim pesan itu kepada Davida sebelum memblokir perempuan itu di semua sosmed yang ia miliki. Bahkan Kaisar menghapus jejak Davida di semua sosmed nya.

Kaisar menyenderkan tubuhnya di bangku taksi, hingga pikiran nya menerawang jauh dan berlabuh lagi pada sosok Shena Amullya.

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang