29. Kebenaran

530 33 0
                                    

"Lo semua murahan! Hanya karena geng konyol kalian itu, kalian tega menghancurkan hati perempuan, apa itu namanya kalau bukan murahan? Gue benar-benar nggak pernah nyangka, gue sempat percaya sama orang murahan kayak kalian semua!"

"Vid cukup," Shena menyela ucapan Vidia. Pesta ulang tahun meriah yang Shena harapkan pupus sudah karena masalah ini.

Shena mendekat ke arah Gery dan menatap lekat manik mata cowok itu. Shena menangis tepat di hadapan Gery, meluapkan semua sesak di dalam dadanya. "Ger," panggil Shena pelan. "Jujur sama gue, apa yang di katakan Vidia itu benar? Lo ada disana kan, bahkan Kaisar cerita sama Lo."

Gery hanya diam saja dan masih menatap Shena tanpa berkat apapun.

"Jawab gue, Ger." Shena terduduk lemah di hadapan Gery. "Gue percaya sama Lo, tolong jawab gue."

Gery berjongkok dan membantu Shena berdiri lagi. Perlahan cowok itu mengangguk dan detik itu juga hati Shena remuk menjadi kepingan kaca yang hancur. Perempuan itu segera pergi dari sana dan meninggalkan pesta ulang tahun yang ia dambakan, pesta yang selama beberapa tahun ini ia rencanakan hancur sudah.

Silvia mendekat ke arah Gery dan menampar keras pipi cowok itu. "Puas Lo sekarang! Puas Lo Ger! Ini semua pasti rencana busuk Lo semua kan? Sekali lagi kalian berhasil buat Shena hancur, bisa nggak sih kalian nggak usah main-main soal perasaan? Lo boleh sakitin fisik nya Ger, Lo boleh tampar dia, Lo boleh untuk pukul dia. Tapi jangan hatinya, Ger. Dia perempuan lemah dan Lo tahu itu, udah lebih dari lima tahun Shena merencanakan pesta ulang tahun ini, bersama orang-orang yang menurut nya spesial, bersama orang-orang yang sangat ia cintai. Tapi apa? Kebenaran yang menyakitkan yang ia terima. Apa Lo bisa bertanggung jawab untuk semua ini? Nggak kan!"

Silvia segera pergi dari sana dan mengejar Shena.

Shena terduduk lemah di dekat kasur, mata nya menatap foto kebersamaan mereka bersama Kaisar saat hari Minggu kemarin. Kaisar dengan segala kesempurnaan nya, Kaisar dengan segala keunikan yang ia punya. Cowok itu berhasil memporak-porandakan hati Shena malam ini, sikap dan perlakuan nya menghancurkan pesta ulang tahun yang Shena impikan. Bukan kemeriahan yang ia dapatkan melainkan kenyataan yang menyakitkan.

"Dari awal gue udah bilang untuk jangan percaya sama mereka!" Peringat Joel yang datang bersama Putra dan entah sejak kapan kedua pria itu sudah berada disana.

"Tinggalkan gue sendiri!" Suruh Shena.

Joel mendekat dan duduk di samping Shena. "Gue nggak suka Lo dekat sama mereka, Shen."

"Pergi gue bilang!"

****

Kaisar sudah sampai di gerbang rumah Shena, jam menunjukkan pukul 11.30. waktu Kaisar tersisa 30 menit lagi. Kaisar menatap heran rumah Shena yang kelihatan begitu sepi, tidak ada siapapun disana selain balon-balon berwana pink dan putih juga plastik Snack yang bertebaran dimana-mana. Kaisar memasuki rumah Shena yang sangat sepi, dan mendengar suara tangisan dari arah kamar perempuan itu. Kaisar segera berlari ke arah sana dan membuka pintu dengan kasar, disana Shena duduk di lantai bersama Silvia juga Vidia.

"Kenapa?" tanya Kaisar heran. "Kemana yang lain?" tanya nya lagi.

Silvia ingin bersuara namun perkataan Shena menahan suara nya. "Tinggalkan gue berdua sama dia."

Silvia dan Vidia menurut dan meninggalkan Kaisar berdua bersama Shena di dalam kamar perempuan itu.

Shena menyeka air matanya dan tersenyum manis ke arah Kaisar. "Gimana pesta ulang tahun disana? Meriah kan. Oh iya, kok Lo nggak bilang sih, kalau hari ini pacar Lo juga ulang tahun. Kan gue bisa titip kado."

"Shen."

"Kenapa? Oh sorry, gue lupa. Kita kan punya kesepakatan untuk tidak mencampuri urusan satu sama lain. Ini juga salah gue, terlalu terobsesi dengan sikap baik Lo, padahal dari awal gue juga tahu, kalau Lo melakukan itu semua atas dasar keterpaksaan bukan peduli."

"Shen!" Panggil Kaisar pelan.

"Kenapa, Kai?" tanya Shena dengan air mata yang bercucuran deras. "Kenapa Lo lakuin semua ini? Kenapa Lo kasih gue harapan dan saat itu juga Lo hancurkan semuanya. Kenapa Lo kasih gue hukuman se sakit ini, Lo mau Ravens ada di Visiona kenapa Lo nggak berjuang lebih keras? Kenapa harus melalui perasaan gue? Apa mempermainkan perasaan perempuan memang menjadi kesenangan menurut Lo?!"

"Shen Lo salah paham!"

"Dimana letak kesalah pahaman gue? Gue udah tahu semua sifat buruk Lo itu, gue sayang sama Lo Kaisar, Lo berhasil buat gue jatuh cinta dengan semua sikap Lo itu. Lo bisa nggak balikin hati gue kayak semula, saat gue belum kenal Lo. Bisa nggak, Kai?"

Kaisar ingin mendekat dan memegang tangan Shena, namun cewek itu menahan agar Kaisar tidak mendekat. "Tolong jangan lakukan sandiwara yang lebih menyakitkan lagi, Kaisar gue mohon."

"Dengar penjelasan gue dulu, Shen. Lo cuma dengar dari sebelah pihak."

"Apalagi yang perlu gue dengar? Kebenaran di ungkapkan dari mulut teman-teman Lo sendiri."

Kaisar berdecih dan menatap jam dinding yang mulai bergerak semakin dekat dengan angka dua belas, hanya tersisa lima menit lagi.

"Tinggalkan gue sendiri Kaisar, biar gue menata ulang hati gue yang udah hancur ini. Dan mulai sekarang mari sama-sama menciptakan jarak. Kali ini gue memohon, jangan pernah muncul sebagai Kaisar yang selama ini gue kenal, tunjukkan siapa Lo yang sebenarnya, supaya gue punya alasan untuk melupakan Lo. Supaya hati gue bisa dengan mudah benci dengan semua perbuatan Lo ini, gue terlalu bodoh untuk selalu diam saat Lo berhasil menusuk gue dari belakang."

Kaisar berjalan lebih dekat dan membawa satu kotak kado yang ia beli dari Surabaya. "Sebelum jam itu bergerak dan berdiri tepat di angka dua belas, kasih gue kesempatan untuk ngomong. Dan setelah itu, gue janji. Gue nggak akan pernah menemui Lo lagi."

"Silahkan, sisa tiga menit lagi."

Kaisar meletakkan kado yang ia bawa pada kedua tangan Shena. "Happy birthday Shena Amullya Lewis, gue tahu Lo kecewa. Tapi, gue nggak pernah bermaksud untuk mengecewakan Lo, gue akui cara gue salah. Tapi untuk semua sikap gue itu, bukan karena gue ada mau. Gue bilang ke Gery kalau gue menerima ide Jef dan Daniel hanya karena gue mau Gery sadar dengan perasaan nya. Dan tebakan gue benar, Gery suka sama Lo. Dari lama. Gue cuma mau bilang itu, gue nggak pernah berniat mempermainkan perasaan Lo, dan sejujurnya gue emang nggak pernah punya perasaan lebih untuk Lo. Terimakasih untuk waktu nya, gue janji ini adalah pertemuan terakhir kita, gue mungkin akan ketemu sama Lo lagi. Tapi, bukan dengan Kaisar yang saat ini suara lembut nya Lo dengar. Selamat malam."

Kaisar segera pergi dari rumah Shena.
Shena menatap dengan nanar langkah cowok itu yang semakin menjauh.

"Andai kamu tahu betapa menyakitkan, ketika aku memutuskan untuk kita tidak akan pernah bertemu lagi, padahal merindukan kamu adalah rutinitas untuk aku memulai hari."

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang