kesambet?

124 9 5
                                    

Nathan Dan Nasya





Selamat membaca♡

••••••

Sekarang mereka berdua sudah diatas bianglala. Nasya begitu takjub melihat pemandangan kota dari atas bianglala.

"Coba deh liat Nathan pemandangannya sangat bagus dari atas sini," ucap Nasya menyuruh Nathan.

Nathan yang sedari tadi duduk sambil memegang sisa arum manis Nasya itu pun menurut, ia melihat yang di ucapkan Nasya dan benar saja kota sangat indah apalagi dimalam hari seperti ini.

"Bagus bukan?"

Nathan mengangguk sambil tersenyum. Nasya yang semula berdiri kembali duduk di seberang Nathan.

"Nathan sini gulali nya," pinta Nasya.

"Nih habisin ya," ucap Nathan memberikan gula kapas nya.

Nasya memakan arum manis nya."Nathan mau?" tawar nya pada Nathan.

"Enggak, kamu aja yang makan," tolak Nathan lembut.

Nasya kembali memakan nya, sambil melihat pemandangan kota. Nathan memperhatikan Nasya, sikapnya jauh berbeda dari biasanya. Nasya yang selalu cuek padanya, malam ini berubah menjadi Nasya yang manja, banyak bicara, ngomongnya lembut. Ia merasa seakan mimpi jika melihat sikap Nasya seperti ini.

Arum manis yang tadi Nasya beli sudah habis. Ia pun berbalik menghadap Nathan yang sedari tadi menatapnya."Nathan...."

Tapi Nathan tak mendengar, matanya masih setia menatap Nasya.

"Nathan!" panggil Nasya sedikit berteriak.

"Hah? iya kenapa sayang?" Sahut Nathan tersentak kaget.

"Kamu kenapa dari tadi aku liatin bengong aja?" tanya Nasya.

"Gpp kok,"

Nasya menghela nafasnya pelan."iya udah," dirinya kembali melihat pemandangan luar.

"Asya," panggil Nathan.

Nasya menoleh ke arah Nathan."iya?"

Nathan mengambil nafasnya dalam dan menghembuskan pelan. Nasya yang melihat Nathan mengerutkan keningnya.

"Sayang," panggil Nathan lagi.

"Emm iya?"

"Sayang kamu lagi kesambet jin apa?"

"......."

******

Sekarang mereka berdua sudah berada di parkiran. Nasya mengajak Nathan pulang karena ia sudah lelah habis mencoba semua wahana yang ada di pasar malam itu.

"Sudah sayang?" tanya Nathan melihat Nasya yang sudah memakai sabuk pengaman.

Nasya hanya mengangguk.

Mereka pun keluar dari parkiran. Mobil itu melaju membelah jalanan kota. Jalan nampak sepi, semua orang pasti sudah beristirahat.

Jam menunjukkan pukul setengah dua belas. Itu berati dirinya dan Nasya menghabiskan waktu tiga jam di pasar malam.

Tak lama kemudian mobil itu masuk di pekarangan rumah dengan nuansa biru. Nathan memasukkan mobilnya ke garasi, ia pun mematikan mesinnya.

Ia menoleh ke samping dimana istrinya tertidur dengan posisi yang kurang nyaman."capek ya," ucap Nathan mengelus pipi Nasya.

NATHAN DAN NASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang