Jadi--

585 52 6
                                    

Selamat Pagi (nama) di sini, menyalami kalian yang membaca atau bisa dibilang diriku sendiri yang sedang membaca...pokoknya gitu.

Kali ini tetap seperti biasa menceritakan keseharian (nama) bersama Kakak tercintanya yaitu para BoEl.

Tapi banyak kejutan yang selalu membuat (nama) berfikir ' kayanya lebih damai tinggal sendiri '.

Jadi mari lihat apa aja yang membuat (nama) terkejut dan berfikir untuk tinggal sendiri.

— sudah 4 hari berlalu, (nama) mulai terbiasa tinggal dengan Kakaknya, mereka semua baik kepadanya ( tentulah kalo ngga tak tampol tuh anak atu-atu ).

Kini (nama) dan keempat Kakak-nya bersiap-siap untuk pergi ke kedai Atok.

Kokotiam dari pagi hingga siang tidak pernah, tidak sepi pengunjung. Seperti hari ini sungguh sibuk di kedai Atok ini.... hingga ada sesuatu alasan yang membuat (nama) terkejut dengan hal ini.

" (Nama), tolong bawa pesanan ini ke meja itu ya " ucap Ice.

" Baik Ka " balas (nama) dan membawanya ke meja yang di maksud.

" Silahkan Ka ini pesanannya " (nama)

" Terimakasih Dek "

" (Nama), tolong bersihkan meja sini dong " ujar Thorn sambil melambaikan tangannya ke (nama) untuk memberitahu keberadaannya.

" Okay Ka Thorn " (nama) tanpa basa-basi langsung membantu membersihkan meja tersebut, dan membawa piring dan gelas kotor tersebut ke cucian piring sekalian (nama) membersihkan tumpukan piring dan gelas yang ada.

"(Nama) kamu ngga cape ? " Tiba-tiba Halilintar menghampiri (nama) yang sibuk mencuci piring. Yaps sedari tadi (nama) sibuk melayani pembeli, bersih-bersih, dan mengantar pesanan, seharusnya (nama) ke kedai hanya santai-santai dan lihat-lihat saja di sini malah bantu ngelakuin semuanya.

" Hmm~, ngga tuh....toh aku sudah biasa kok " ujar (nama) yang masih sibuk membersihkan cucian piring yang never ending ini ckckc.

" Hah ? Sudah biasa...maksudnya ? " Halilintar yang mendengar ucapan adik bungsunya ini langsung menatap serius, karena jawaban dari (nama) yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini

.

" Iya, dulu aku pernah nyoba bantuin cafe punya temanku....yah punya keluarganya sih maksudnya " jawab (nama).

" Kamu kerja di sana ?...apa uang kiriman dari Bapak tuh ngga cukup ? "

Tanya lagi Halilintar untuk memastikan bahwa (nama) mendapatkan hal yang serupa dengan mereka, lebih parahnya dia di sana sendirian tidak ada siap-siapa. Sedangkan para BoEl di sini ada Atok-nya yang bisa mengawasi mereka, dan memberikan uang tambahan dari membantu kedai Atok-nya.

" Maksud Kak Hali apa ? Kan ku bilang bantuin, bukan kerja..." ujar (nama) yang kali ini sebenernya ngga paham sama sekali dengan pertanyaan Kakak sulungnya ini.

" Kamu bantuin pasti dapatkan jatahkan ? Apa uang jajanmu ga di kasih cukup juga sama si Bapak berdikari tua kita itu hah ? " Okay entah kenapa di sini Halilintar seperti merasa kesal, karena mengetahui adik bungsunya bekerja di cafe.

" Kak Hali...?...ahh! " (nama) yang paham situasinya mulai menghentikan aktivitas mencuci piringnya dan membuat sesuatu sebelum memberikannya ke Kakak sulungnya.

" Ini Kak Hali....minum dulu Es Cokat biar menambah mood dan menyegarkan pikiran....emang hari ini sangat cerah dan panas, mendukung orang-orang untuk mampir ke sini.... Alhamdulillah juga jadi ramaikan—"

Ujar (nama) sambil memandangi ke arah para pengunjung yang datang hari ini.

Halilintar yang diberikan minuman Es Coklat tadi meminum buatan (nama) ikutan melihat ke arah kedai di mana hari ini sangatlah ramai, dan para adiknya Ice, Thorn, dan Blaze sedang sibuk melayani pelanggan tampa henti.

I am ( BoEl x little sister readers )( Tidak di lanjutkan )Where stories live. Discover now