Biasakan vote sebelum membaca.
------
"Apa kau ada waktu nanti malam, (Name)? Aku ingin bicara secara pribadi padamu!" Heesung berucap semangat, masih dengan tangan yang menggenggam tangan (Name). (Name) bergerak tidak nyaman. Mencoba melepaskan pegangan Heesung dari tangannya.
"M-maaf Tuan Choi, kalau soal itu aku harus izin--"
"Ayo pulang."
Ucapan (Name) terpotong begitu saja oleh ucapan Jaekyung disertai dengan tarikan kuat. Lantas pegangan Heesung pada tangan (Name) terlepas, dan (Name) tertarik menabrak tubuh Jaekyung.
"Ow-- maaf, Tuan."
Jaekyung menatap Heesung sejenak dengan tatapan tidak suka, kemudian berbalik badan dan menjauh dengan tangan yang menarik (Name).
"A-ah, maaf Tuan Choi, aku harus pulang sekarang. Lain kali saya akan mempertimbangkannya, maaf sekali lagi."
"Tidak apa, (Name). Pulanglah dengan selamatt~" Heesung tersenyum sembari melambaikan tangannya. Sesaat setelah (Name) dan Jaekyung menjauh, Heesung menghela nafas kemudian menyeringai.
"Menarik."
Sementara itu di parkiran, Jaekyung masih menarik pergelangan tangan (Name) dengan kuat membuat (Name) kesakitan dan meringis setiap berjalan. Hingga tiba-tiba pegangan Jaekyung pada pergelangan tangan (Name) menguat, membuat (Name) meringis lebih keras.
"Ow! T-tuan--sakit!"
"Ck, berhenti merengek!" Jaekyung membuka pintu mobil miliknya, kemudian mendorong (Name) masuk. Jaekyung pergi ke pintu yang berada di sisi lain, kemudian masuk dan menyalakan mobilnya.
"K-kenapa Tuan Joo marah?"
Mobil Jaekyung berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat (Name) sedikit takut dan ngeri. Bagaimana kalau tertabrak?
"T-tuan, tolong kendarai mobilnya secara perlahan.."
"Aku yang mengendarai disini, jadi diamlah."