Biasakan vote sebelum membaca.
------
Setelah kejadian di mobil, kini (Name) tengah menyembunyikan wajahnya yang menangis di bantal. Entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa sesak akibat terpikirkan sesuatu.
"Apa aku.. terlihat seperti pelacur?"
(Name) terisak pelan, kemudian berhenti menyembunyikan wajahnya. "Aku tahu aku dan Tuan Joo punya hubungan suami istri, tapi itu... hanya untuk hutangku saja, kan? Nyatanya aku tidak diperlakukan seperti seorang istri," ucap (Name) sembari cemberut.
(Name) terdiam sejenak, sebelum tiba-tiba tersadar sesuatu. ".. Tunggu, kenapa aku tiba-tiba sedih begini?" (Name) dengan cepat menghapus air matanya, "aneh."
(Name) terdiam sejenak. Dirinya menatap jam dinding di kamarnya yang menampilkan pukul 01:20. "Apa Tuan Joo sudah tidur?" Gumam (Name) kemudian pergi keluar kamar.
Samar-samar, (Name) bisa mendengar suara televisi di ruang tamu. Dengan cepat (Name) pun pergi kesana, dan benar saja, ada Jaekyung yang tengah menonton tayangan televisi hitam putih.
"Tuan? Anda belum tidur?"
Jaekyung menoleh, kemudian berucap. "Kau sendiri kenapa belum tidur? Ini sudah larut. Aku tidak mau punya istri yang memiliki mata panda." Katanya lalu kembali menatap televisi.
(Name) seketika cemberut dengan wajah merona. Dia ingin sekali marah, tapi melihat ketampanan Jaekyung yang bertambah akibat memakai kacamata membuat rasa marahnya hilang begitu saja.
(Name) berdiri di belakang Jaekyung sembari menatap tayangan televisi, kemudian berucap di dalam hatinya. "Apa Tuan Joo memang suka film hitam putih?"
"Apa yang sedang kau lakukan? Duduklah jika ingin," ucap Jaekyung tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Eeh? Boleh, Tuan?" Tanya (Name) dan dibalas deheman oleh Jaekyung. (Name) perlahan duduk di sebelah Jaekyung, meliriknya sesekali karena merasa terpukau oleh ketampanan suaminya ini.