08. pacar Al ?

22 6 0
                                    

Pulang dari kebun sawit itu pertanda kalau pekerjaan Altezza sudah berakhir. Saatnya untuk pulang.

"Assa-- woi anjing kapan lo dateng?" Heboh Altezza buru-buru menaruh motor di garasi sebelum menghampiri perempuan yang ada di teras.

"Pagi tadi, sekitar jam 9" tutur Cella, sahabat Altezza tak kalah heboh. Mereka melakukan tos ala ala yang hanya diketahui mereka berdua sebelum berpelukan.

Tapi belum sempai sedetik, Cella langsung mengurai pelukan "abis mandi tai?" Merusak momen sekali bukan?

"Mulut!" Tukas Altezza garang.

"Abisnya lo bau banget" cengir Cella jujur.

"Katanya lusa lo kesini" Altezza melepas sepatu sementara Cella hanya memperhatikan.

"Proyek tunangan gue dimajuin bro"

"Ohhh, LAH UDAH TUNANGAN? LO KOK GA NGABARIN GUE NYET?" Altezza menoyor kepala Cella pelan.

Memegang dahi yang di toyor sang sahabat, Cella lantas menggerutu "udah bilang di DM, di buka aja DM ane kaga" sewotnya kesal.

"Walah, kirain lo lupain persahabatan kita"

"Lo yang lupa ogeb, ada masalah kaga cerita. Tau-tau udah putus aja sama muka dua" bibir Cella melengkung kebawah, kesal.

"Nanti nikahan lo gue pasti dateng" Altezza mengalihkan topik, malas jika harus membahas Fara.

"Janji ya?"

"Iya iya" Altezza masuk ke dalam diikuti Cella.

"Uma sama Abah mana Cel?" Kepala Altezza celingukan mencari keberadaan kedua orangtuanya.

"Pamit ada acara tapi lupa namanya apa, gue kan ga ngerti bahasa sini"

"Ohhh, ya udah gue mandi dulu baru gue ajak lo keliling. Ga cape kan?"

"Mana bisa seorang Cella kecapean untuk urusan jalan-jalan" kekeh Cella bersemangat. Urusan jalan-jalan, keliling dunia pun Cella mau, asal dibayarin.

"Yeuu"

Benar saja setelah mandi Altezza mengajak Cella ke kota untuk mencari makan. Dia sudah mengabari Uma sebelum pergi dan tentu saja mereka berangkat setelah mengunci pintu.

"Gue kangen jakarta Cel" Altezza membuka topik percakapan, mereka berdua berangkat dengan sama-sama memakai Hoodie dan celana pendek. Khas anak kota, cuaca di Kalimantan tidak terlalu dingin malam begini.

"Kangen kenapa? Bukannya enak sepi gini?" Telunjuk Cella mengarah ke hamparan padi dan banyaknya pohon yang mereka lewati.

"Matamu"

"Mata gue? Dua"

"Ga seenak yang lo pikirin. Masalah pertama sinyal, agak maleman baru bagus sinyal disini. Terus gue kerja dari pagi sampe malem cape bingits" ujar Altezza lebay "gue kan ga terbiasa kerja lapangan. Kemarin sampe mimisan terus bahu gue kena batang sagu, keren ga tuh?-woi anjing jangan di teken"

Dengan tidak tahu dirinya Cella menekan kedua bahu Altezza, memastikan. Sakit beneran atau ngarang.

"Gue kira boong"

"Yakali, sumpah cape banget"

"Ya udah balik lagi ke Jakarta, apa susahnya?"

"Sayang gaji dari bokap, sejuta sehari"

"HAH? INPO LOKER MIN!"

"Duit aja lo cepet Cel, bukannya Jeka banyak duit?"

Jeka itu sugar Daddy sekaligus tunangan Cella. Mereka sudah pacaran dari SMA, keren kan? Sudah dipelet Cella itu makanya mau nunggu Cella sampai lulus kuliah.

Tulips wedding Where stories live. Discover now