Satu - Ingatan

731 62 11
                                    

⚠️𝐋𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐉𝐎𝐎𝐍𝐆𝐇𝐖𝐀⚠️⚠️𝐓𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐎𝐂𝐄𝐀𝐍 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮⚠️Terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️𝐋𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐉𝐎𝐎𝐍𝐆𝐇𝐖𝐀⚠️
⚠️𝐓𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐎𝐂𝐄𝐀𝐍 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮⚠️
Terima kasih
.
.
.
.
Selamat membaca
.
.

Seratus tahun penantian, takdir kembali mempertemukan, sang pujaan hati, manusia yang begitu ia rindukan. Tanpa pikir panjang, Seonghwa melesat menuju pantai, mengeringkan ekor dengan sekali kibasan dan lekas mencari yang terkasih. Sempat terjatuh dan sedih karena kehilangan jejak, tetapi ...

"Hei, kau tak apa?"

... Seonghwa tersentak, handuk tebal dan hangat melingkar di bahu, menutupi seluruh tubuh, juga kaki yang sedikit terekspos. Suara ini ... suara yang begitu familier, begitu ia rindukan.

Mendongak dengan pelan, netra Seonghwa sedikit berkaca ketika bertemu pandang dengan netra bening Hongjoong. "Kita bertemu lagi ... Hongjoong," ujarnya penuh syukur.

Tertawa kecil ketika Hongjoong menunjukkan raut wajah terkejut. Seonghwa akan menganggap itu reaksi yang wajar, karena ia sendiri, walau sudah tau akan kembali bertemu, tetap terkejut ketika kembali melihat wajah Hongjoong. Namun, senyum di bibir Seonghwa seketika menghilang kala satu kalimat meluncur dari bibir Hongjoong.

"Kau ... kenal aku?" ujar Hongjoong sekali lagi.

Seonghwa tetap diam membeku, otaknya berjalan lambat, tak paham akan situasi yang tengah dialami. Apa maksudnya? Kenapa Hongjoong tak ingat padanya? Bukankah Jaehyo mengatakan Hongjoong akan terlahir kembali dengan ingatan yang sama, Hongjoong yang sama? "Kamu tidak ingat padaku?"

"Apa kau teman masa kecilku?" Hongjoong balik bertanya, berusaha mengingat, tapi otaknya tak dapat mengeluarkan satu pun memori mengenai pria manis ini. "Maaf, aku tak ingat padamu. Tolong dimaklumi. Aku pindah ke daerah ini di usia lima tahun, banyak yang tak aku ingat dari tempat asalku," jelasnya.

"Heh? ... Ah, I-iya tak apa," hanya kalimat itu yang mampu Seonghwa ucapkan. Sebelah tangan mencengkeram handuk dengan cukup kuat, kepalanya menunduk, netranya memanas, berusaha mati-matian agar air tak jatuh membasahi pipi.

Apa ia salah orang? Apa pria yang dihadapannya ini bukan Hongjoong-nya? Apakah hanya mirip wajah saja? Namun ... Seonghwa yakin pria di depannya memang Hongjoong yang sama, tetapi kenapa?

"Kau tak apa? Apa kau terluka? Dengan siapa kamu ke sini? Mau aku antar?" tanya Hongjoong bertubi, terlihat jelas tak tega melihat kondisi lawan bicara yang terlihat jelas tak baik.

"Aku tak apa," balas Seonghwa cepat. Kebaikan hati yang sama, dengan tulus menawarkan bantuan, suaranya begitu hangat, sama persis seperti Hongjoong-nya, tetapi kenapa?

"Kau yakin? Aku bersedia mengantarmu pulang," tawar Hongjoong sekali lagi.

Hanya dijawab gelengan oleh Seonghwa, kepalanya semakin menunduk dalam, menghapus cepat air mata yang jatuh dengan lancangnya, tak membiarkan Hongjoong melihatnya, apalagi sampai membentuk butiran mutiara. "Aku tak apa, tolong tinggalkan aku sendiri."

Our Destiny . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang