Tiga - Hari Pertama

281 50 34
                                    

Atas bantuan Mingi dan Yunho, juga beberapa Sirenian yang ikut membantu, Seonghwa akan tinggal di dalam hutan selama ia berusaha mengembalikan ingatan Hongjoong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Atas bantuan Mingi dan Yunho, juga beberapa Sirenian yang ikut membantu, Seonghwa akan tinggal di dalam hutan selama ia berusaha mengembalikan ingatan Hongjoong.

Gua yang nyaman ditinggali, dengan beberapa barang sederhana yang ikut dipindahkan agar terasa seperti rumah, dengan patahan yang dibentuk menyerupai danau kecil di dekat mulut gua, sebagai akses bagi para duyung yang hendak melihat keadaan Seonghwa.

Tak lupa, Sirenian pun membentangkan barrier dalam radius tertentu untuk berjaga-jaga, walau hutan ini bukanlah cagar alam, hanya sekumpulan tumbuhan untuk membersihkan udara kota sehingga tidak ada binatang buas di dalamnya, tetapi kewaspadaan tetap diperlukan, dan Seonghwa sangat berterima kasih atas perhatian yang orang-orang di sekitarnya berikan.

Sesuai janji, Seonghwa menunggu Hongjoong di tepi hutan. Bukan tepi hutan yang berhubungan langsung dengan rumah Hongjoong, melainkan tepi hutan yang terhubung dengan pantai.

Tempat ini hanya bisa diakses lewat jalan masuk dari sisi hutan yang terhubung dengan rumah Hongjoong, dan tidak termasuk ke dalam tempat pariwisata karena dipisahkan batu karang besar yang menghalangi jalan, sehingga tempat ini belum terjamah orang luar dan sangat nyaman.

Sebentar lagi pukul lima, Seonghwa mulai bertanya-tanya, akankah Hongjoong datang? Hatinya gelisah, khawatir sudah jelas. Rasa ingin langsung pergi ke rumah Hongjoong begitu besar.

Namun, Seonghwa tak ingin Hongjoong membencinya, sehingga ia hanya berdiri diam menghadap pantai, berusaha tetap tenang, dan menunggu sampai Hongjoong datang.

Langit sudah berubah oranye, lewat lima menit dan Hongjoong belum menampakkan batang hidungnya. Seonghwa menggigit pelan bibirnya, sedikit menengadah ketika netranya mulai memanas. "Akankah kau datang, Hongjoong?" lirihnya.

Suara ranting yang terinjak, menarik perhatian Seonghwa, dengan cepat menoleh pada sumber suara. Seketika suasana hati kian membaik kala melihat Hongjoong yang sedikit kesulitan keluar dari semak.

"Maaf, aku salah ambil jalan," ujarnya. Sudah lama tak kemari, membuatnya lupa jalan mana yang harus diambil karena jalan setapak sudah menghilang tertutup rumput, sehingga ia salah berbelok dan harus melewati semak sebagai akibatnya. Tanaman rambat yang membelit lengan, Hongjoong tarik sampai terlepas dan berjalan menghampiri Seonghwa.

Berdiri berhadapan, selama beberapa saat hanya diam saling memandang. Seonghwa terpaku, selalu kagum akan pahatan sempurna wajah Hongjoong yang begitu tampan ...

"Jadi?"

... sampai suara Hongjoong kembali menarik Seonghwa pada kenyataan. Sedikit salah tingkah karena justru berdiri diam, padahal waktu yang ia miliki tidaklah banyak, ia pun tak akan membuat Hongjoong pulang larut. "Untuk hari ini, tolong temani aku jalan-jalan menyusuri pantai," pintanya setelah berhasil mengontrol diri.

Hongjoong hanya mengangguk, dan ikut berjalan di belakang Seonghwa.

"Bisakah kamu berjalan di sampingku?"

Our Destiny . JoongHwaWhere stories live. Discover now