Tujuh - Hari kelima

244 43 49
                                    

Pukul tujuh pagi, dan Hongjoong masih betah bergelung dalam selimut, sejak tadi kepalanya sudah penuh dengan banyak sekali pikiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul tujuh pagi, dan Hongjoong masih betah bergelung dalam selimut, sejak tadi kepalanya sudah penuh dengan banyak sekali pikiran. Mulai mempertanyakan kenapa tubuhnya suka sekali melakukan hal spontan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya jika bersama dengan Seonghwa.

Terkadang, ia pun merasa nostalgia dan seperti sudah lama sekali tidak melakukannya lagi, padahal jelas-jelas itu adalah hal yang baru pertama kali dilakukan.

Apakah ada yang salah dengan dirinya? Hongjoong tak merasa ia pernah amnesia. Namun, jika bersama dengan Seonghwa, rasanya seperti ada banyak hal yang ia lupakan, semakin berusaha ia abaikan, perasaan itu justru semakin membesar, rasanya ada yang kurang, ada hal penting yang ia lupakan, entah apa itu.

Kenapa satu minggu rasanya lama sekali berlalu? Ia tak suka akan perasaan ini dan ingin secepatnya lepas dari Seonghwa, agar pikirannya kembali tenang, dan ia bisa kembali fokus memperhatikan San, hari pertunangan semakin dekat.

|

Di lain tempat.

Berbeda dengan Hongjoong yang tengah gelisah, Seonghwa justru terlihat sangat bahagia. Masih terbayang bagaimana wajah Hongjoong yang sangat menikmati makanan buatannya.

Semoga hari ini pun ia dapat menikmati waktu bersama dengan Hongjoong. Bukan hal besar yang akan Seonghwa pinta, ia hanya ingin menikmati indahnya bulan purnama bersama dengan Hongjoong malam ini.

Duduk berdampingan, menikmati indahnya pemandangan dalam kesunyian yang nyaman. Ah, membayangkannya saja sudah membuat pipi Seonghwa merona samar, membuatnya tak sabar ingin segera bertemu dengan Hongjoong.

Wajah Hongjoong yang disinari cahaya rembulan ...

"Seonghwa."

... akan terlihat begitu tampan.

"Eh?" Seonghwa terdiam, tadi seperti ada yang memanggil namanya, berbalik dan menatap bayangan seperti Hongjoong di samping pohon besar dengan linglung. Kembali pada posisi awal dan mengusap pelipis dengan pelan. "Astaga, saking tak sabarnya aku sampai berhalusinasi."

"Aku datang kemari dengan niat baik, baiklah jika kau memilih mengabaikan."

Tunggu, suara Hongjoong kembali terdengar, itu bukan halusianasinya?! Berdiri dan berbalik dengan cepat. "Tu-tunggu!" pintanya dengan panik, melangkah dengan terburu, hampir terjatuh karena tersandung kaki sendiri. "Jangan pergi, maafkan aku, aku hanya terkejut Hongjoong ada di sini padahal waktu pertemuan masih beberapa jam lagi," jelasnya sembari mengejar.

Hongjoong akhirnya berhenti dan kembali menatap Seonghwa. "Malam ini aku tak bisa, ada makan malam bersama dengan keluarga Sa— maksudku aku ada perlu. Jika kau masih mau, aku akan menemanimu sekarang. Jika tak mau ya terserah—"

"Aku mau!" jawab Seonghwa cepat. Walau ada goresan sedih karena setelah ini Hongjoong memiliki acaranya sendiri bersama orang lain, tetapi ia tak ingin kesempatan ini terlepas, apalagi Hongjoong sendiri yang repot-repot datang dan memberikan penawaran.

Our Destiny . JoongHwaWhere stories live. Discover now