11. Meski Harus Menyakiti Bu Tsania?

34 1 0
                                    

11. Meski Harus Menyakiti Bu Tsania? 

DI KEHIDUPAN SEBELUMNYA, tanggal 7 Januari 2022 adalah hari dimana Ameena berkencan dengan Krishna. Di kehidupan sekarang, takdir Ameena untuk tanggal tersebut sudah berubah. Yaitu digantikan dengan fakta: Ashraff dan Ameena telah resmi bertunangan. Jadi, sekarang Ashraff benar-benar dilimpahi dengan kelegaan karena mendapati realita bahwa kisah romansa antara Ameena dan Krishna tidak sampai terulang.

Jika orang-orang sering mengeluhkan keberedaan hari senin, Ashraff malah cenderung berkebalikan dengan mereka. Muka Ashraff entah mengapa bisa sampai bersinar dengan terang. Mungkinkah karena Ashraff akan membagikan undangan? Tapi, kenapa Ashraff bisa berbunga-bunga begini? Ayolah. Ashraff dan Ameena tidak serius-serius amat. Mereka akan menikah untuk sementara doang, bukan untuk selamanya.

Mendatangi ruang kepala sekolah, maksud Ashraff adalah menghadap kepada Pak Azizul karena Ashraff tidak bisa melupakan eksistensi dari sosok laki-laki berusia 54 tahun tersebut. Pak Azizul akan diharapkan Ashraff bisa menghadiri acara bersejarah Ashraff dan Ameena untuk tanggal 14 Februari 2022 nanti.

Masih memegangi sebuah undangan dengan nuansa didominasi merah maroon dan emas, Pak Azizul sungguh tertegun. Di depan Ashraff, laki-laki berkopiah hitam tersebut menilai bahwa Ashraff sudah membawa kabar menghebohkan, sampai seolah-olah mampu untuk mengguncang langit.

"Jadi, Nak Ashraff akan segera menikah, nih?" tanya Pak Azizul.

"Iya, Pak. Alhamdulillah."

Ashraff langsung membenarkan dengan tidak ketinggalan untuk melemparkan senyuman. Lalu, Pak Azizul lantas menghela napas kecewa dan berkata, "Yah ... sayang banget karena semula saya udah memiliki rencana untuk menjodohkan Nak Ashraff dengan anak saya. Tapi, ...."

"Ya, udahlah."

Menatap Ashraff dengan semakin intens, Pak Azizul tidak menuai kesukaran berarti selama mengutarakan, "Meski keinginan saya untuk menjadikan Nak Ashraff sebagai menantu saya harus kandas, saya akan turut berbahagia untuk Nak Ashraff."

Memang tidak dapat dipungkiri, Pak Azizul benar-benar menyukai Ashraff. Merasa sudah memiliki chemistry membuat Pak Azizul tidak ragu-ragu untuk bisa membangun hubungan kekeluargaan dengan Ashraff. Akan tetapi, Pak Azizul tidak boleh memaksa Ashraff untuk membatalkan rencana mulia Ashraff dalam urusan menyempurnakan separuh agama. Karena Ashraff sudah memilih calon sendiri, tugas Pak Azizul sekarang adalah mengikhlaskan—bersama dengan teman-teman satu nasib Pak Azizul. Meski Ashraff sering diincar sama senior-senior, Ashraff tidak pernah menanggapi mereka dengan antusias.

"InsyaAllah, saya akan datang bersama istri saya," ucap Pak Azizul tanpa harus merasa bimbang.

"Baiklah, Pak, terima kasih," balas Ashraff dengan diiringi sukacita, "kalau begitu, saya mohon izin untuk melanjutkan membagikan undangan."

"Iya, Nak Ashraff. Silakan."

Perkataan Ashraff kepada Pak Azizul benar-benar dilakukan. Mumpung Ashraff sedang luang, Ashraff memang sudah bertindak cerdas karena memutuskan untuk meneruskan membagikan undangan. Ketika Ashraff keluar dari ruangan khusus kepala sekolah dan masih melangkah untuk menyusuri lorong, mendadak kedus telinga Ashraff bisa mendengar kehadiran suara notifikasi dari handphone-nya.

Ameena

Lihatlah, Shraff. Aku pikir, kita harus ngasih bayaran lebih untuk Mas Didik.

Memeriksa telepon seluler dengan mengandalkan kedua tangan, Ashraff sampai memilih untuk berhenti melangkah sebentar dan membuang napas seketika. Mungkinkah Ashraff bisa berakhir begini gara-gara tingkah menyebalkan Ameena? Jelaslah. Ashraff habis menerima kiriman foto dari Ameena. Membuat Ashraff bergegas mematikan layar handphone-nya dan cepat-cepat memasukkan benda bersistem operasi android tersebut ke dalam saku celananya.

AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus DikembalikanWhere stories live. Discover now