11. Pegasus Bracelets

153 33 23
                                    

➹➹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➹➹

Beberapa orang tampak sedang menyibukkan diri dengan pekerjaannya di lapangan berkuda, termasuk Gerald dan Matthew. Mereka berdua sedang berlatih pacuan kuda menggunakan American Quarter Horse, kuda yang terkenal dengan kecepatan luar biasa di seluruh penjuru dunia.

Berbeda dengan jenis yang biasa mereka pakai yaitu Morgan. Tubuh Morgan kekar dengan mata yang ekspresif, kuda jenis ini biasa digunakan para prajurit angkatan kemiliteran sebagai kendaraan ketika berada di medan perang.

"Kau yakin kudamu bisa mengalahkan kecepatan milikku?" kuda milik Matthew yang berlari mendahului membuat pemuda itu tersenyum menyeringai.

Gerald tidak mau kalah, ia memacu kudanya agar dapat menyusul, "Kau terlalu percaya diri."

"Coba saja jika kau bisa menandingi ku."

Dalam kurun waktu beberapa detik, kuda milik Gerald berhasil memimpin. Matthew melebarkan matanya karena tidak menyangka bahwa Gerald bisa lebih unggul kali ini.

Tidak seperti kedua prajurit bawahannya yang sedang bersaing dengan sengit, Hanzo saat ini duduk di dalam kandang kuda sembari menyisir kuda kesayangannya. Noir, itu adalah nama kuda berambut hitam miliknya dengan jenis Freisian.

Drake baru saja tiba dengan membawa sebuah kantung berwarna hijau dalam genggamannya. Ia berjalan menghampiri dan meletakkan benda itu di samping Hanzo.

Sang ksatria pertama langsung menoleh karena terkejut. Drake tidak bergabung dalam tim Frora semalam. Ksatria kedua yang satu ini justru baru memunculkan dirinya setelah keributan telah usai.

"Belakangan ini aku jarang melihatmu, Drake. Apakah kau sedang sibuk?" tanya Hanzo dengan raut dingin, setelah itu kembali menyisir kudanya.

Drake hanya berdeham, "Tidak terlalu, tapi, aku mendapatkan banyak informasi mengenai Matrix."

Hanzo mengerutkan dahinya. Ia penasaran mengapa Drake kerap kali tidak hadir dalam situasi mendesak. Selalu saja ada hal lain yang seolah lebih penting dari pekerjaan utama, hutan Matrix contohnya.

"Aku dengar, kau ingin pergi ke hutan kematian itu?"

Mendengar pertanyaan Hanzo, Drake diam sejenak. Kemudian melipat kedua tangannya ke depan dada, "Benar, karena sepertinya banyak hal menarik yang bisa kita temukan disana. Bangkai binatang, manusia tanpa kepala, dan — griffin."

"Aku akan memecahkan kepala mu jika sekali lagi menyebut nama makhluk keji itu, Drake!"

Hanzo sangat kecewa dengan cara kerja salah satu ksatria yang tidak becus. Terlebih lagi jika mendengar nama singa setengah rajawali itu disebut. Suasana hatinya saat ini menjadi murka.

Hanzo meletakan sisir kuda, kemudian mengusap kedua tangannya yang penuh debu. Dirasa telah menyelesaikan pekerjaannya, ia bangkit dari posisinya dan menghadap pemuda itu.

- Paeonia ❀ | ZhanghaoWhere stories live. Discover now