11

3K 85 2
                                    

"jangan penah dendam kepada seseorang karena dilakukan dengan tidak adil, biarkan Allah yang membalasnya karena Allah maha adil"
Garrensya Azkara Al-Ghifari

-----

Malam sudah menjadi pagi yang cerah. Garren bersiap untuk mengajar dan asya bersiap untuk bersekolah. Senyumm asya tidak luntur sedari tadi. Ia merasa sangat bahagia dicintai seseorang seperti garren.

"Sudah siap sekolah zawjati?" Tanyanya

"Siap komandan " ucap asya lalu berhormat kepada garren

"Lucu sekalii, istri siapa sih?" Tanyanya lalu menoel-noel hidung asya dengan gemas

"Istri cantiknya mas Garren Azkara Al-Ghifari " ucapnya dengan senyum manis

"Iyaa deh istri mungilnya garren" ucapnya

"Asya udah gede nggak ada yang boleh bilang asya bocil, mungil, kecil. Pokonya asya udah gede" ucapnya lalu melirik garren dengan tatapan Sinis

"Iyaa zawjati, maafin mas yaa sayang. Udah ayoo berangkat " ucapnya lalu mengandeng tangan garren.

" AYOO. READY GO!!!!" Ucap asya lalu meninggalkan garren dikamar sendiri.

Bagaimana jika asya mempunyai bayi apakah bayi akan menjaga bayi? Pikir garren tetapi sepertinya Lucu. Garren hanya bergeleng-geleng kepala.

"Ehh ning asya, gus garren nya ada?" Tanya ustazah Aisyah

"Masih dikamar. Nah itu dia" jawab asya dengan kesal

"Yasudah saya duluan, assalamu'alaikum" ucap asya segera pergi lalu ingin menguping sedikit pembicaraan Aisyah dan garren.

"Walaikumsalam" jawabnya bersamaan

"Ada apa ya ustazah? Saya tidak bisa lama-lama karena ingin mengajar juga." Tanyanya

"Saya ingin berbicara penting dengan Gus garren"

"Langsung keinti saja, saya tidak mau berlama-lama karena bisa terjadi fitnah " ucap garren lalu melihat arjoli di tangannya. Aisyah tersenyum licik.

"Iya Gus, saya hanya ingin menawarkan diri sebagai istri kedua Gus. Untuk memberikan keturunan karena saya sangat menyayangi gua" ucapnya membuat garren kaget

"Apa maksud anda ustrazah?" Tanya garren dengan sangat tegas. Matanya sudah lurus kedepan terlihat ia sedang berusaha meredam amarah.

"Karena saya liat asya belum bisa memberikan Gus keturun. Saya ingin memberikan gus turunan. Niat saya baik gus" ucapnya dengan menunduk tetapi asya melihat wajah Aisyah yang memerah

"Saya sudah berjanji agar tidak menduakan istri saya. Saya jugaa tidak mempermasalahkan anak, jika Allah belum menghendakinya lalu saya harus bagaimana? Saya hanya bisa berusaha. Apakah anda pantas berbicara seperti itu? Anda adalah ustrazah tetapi sikap anda tidak mencerminkan seorang ustadzah." Ucap garren

"Saya lebih baik dari asya Gus. Saya paham agama sedangkan asya dia tidak tahu apa-apa. Say-"

"Saya suaminya sudah kewajiban saya untuk membimbing agama untuk asya. Jika kamu paham agama apa kamu tidak malu merendahkan harga diri kamu didepan saya?" Tanya garren membuat Aisyah bungkam tetapi ia belum menyerah.

JALUR LANGIT SANG GUS  |end|Where stories live. Discover now