30

1.5K 51 1
                                    

Tandaainn kaloo typoo!
---
"sesungguhnya di mana ada kesulitan di situ juga ada kemudahan."
Garrensya Azkara Al-Ghifari
---

Malam ini asya sangatlah lelah karena ketiga anaknya sangatlah rewel membuatnya pusing. Tetapi disisi lain ia senang dan bangga bisa mengurus ketiga anaknya sendiri saat rewel dan kesempatan seperti ini tidak akan datang 2 kali dihidupnya.

Ketiga nya pun sudah tertidur asya melihat ketiganya dari sudut kamar. Garren pun melihat itu. Garren pun ingin membantunya tetapi tidak ada yang mau digendongnya. Malah menjadi semakin rewell.

"Capek banget?" Tanyanya mendekati asya lalu mendekapnya dari belakang. Asya pun berbalik badan lalu menatap garren. Lalu membalas pelukannya.

Asya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Membuat garren mengehelang nafas panjang. Garren mengetahui asya capek tetapi tetap asya tutupi.

"Makan dulu yaa? Aku barusan bikin nasi goreng sepesial untuk istriku tercinta" Ucapnya membuat asya merenggangkan pelukannya dan menatap garren.

"Sepesial buat aku?" Tanyanya membuat garren langsung mengangguk antusias. "Berarti kamu nggak makan dong?" Ucapnya membuat garren berpikir.

"Y-aa makan dongg" ucapnya lalu menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. "Yaudah yuk makan!" Ajak asya. Garren langsung menggendong asya kedapur.

"Turun mass! Asya takut" ucapnya panik saat melewati tangga. "Enggak sayang shutt ada mas nggak akan jatuh" ucapnya membuat asya sedikit tenang. "Sampai" Ucapnya lagi.

Asya menatap meja makan ada 1 buah piring yang berisikan nasi goreng dengan telur. "Kok satu aja?" Tanyanya binggung. Garren pun tersenyum lalu mencium pipi kanan asya. "1 piring buat kita berduaa sayang" ucapnya ditelinga qsya membuat ia merinding.

"Iyauda ayo makan" ucapnya lalu garren langsung mengambilkan kursi untuk asya duduki seperti di film-film. "Silahkan tuan putrinya Garrensya Azkara Al-Ghifari" ucapnya dengan senyum manis.

"Ada aja kelakuannya kamu" ucapnya lalu geleng-geleng kepala. Garren tertawa, "tetapi senang kan?" Tanyanya lalu diangguki asya. Dan mereka memulai makan dengan membaca doa.

---

Malam sudah berganti pagi. Asya sedang menyiapkan makanan didapur. Sedangkan garren sedang bersiap untuk ke kampus. Anak-anak mereka pun masih tertidur jadi asya mempunyai banyak waktu untuk mengurus rumah dan suaminya.

Malam ini pun garren akan mengisi kajian. Asya sangat ingin ikut tetapi bagaimana dengan anak-anaknya? Dan akhirnya tidak jadi. Asya sedang didapur menyiapkan roti untuk garren dan membawakan bekal makanan simpel yaitu sup ayam, tempe dan tahu tidak lupa sambalnya. Menu tersebut garren yang menginginkannya.

"Sayangg" teriaknya dari tangga membuat asya menengok. Asya dilihatkan dengan rambut garren yang masih basah dan acak-acakan, dasi yang belum dipakai.

"Yaallah mas" ucapnya geleng-geleng kepala dan hanya dijawab dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putih rapi garren.

Asya pun menutup wadah bekal lalu mendekati garren. Garren langsung menyerahkan handuk kecil. Asya yang faham langsung diambil dan di keringkan rambut garren dengan jinjit karena tinggi asya hanya sepundak garren.

Garren pun langsung mengambil kursi makan dan duduk untuk memudahkan asya mengeringkan rambutnya. "Wangi nggak yang?" Tanyanya dan hanya dijawab deheman oleh asya.

JALUR LANGIT SANG GUS  |end|Where stories live. Discover now