10. Insiden Yang Terulang.

233 22 7
                                    

WARNING!!⚠️
- kata kata kasar
- karakter hanya milik Mineyuki Kaneshiro dan Yusuke Nomura.
- gambar di ambil dari pinterest.
- typo bertebaran.

Jangan lupa vote dan komen!!

!!Happy reading!!

.
..
...

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Rin di ketok cukup kencang dari luar, Rin yng sedang bergelut dengan selimutnya merasa terganggu ia berdecih pelan, lalu bangun dengan enggan dari kasurnya.

"Apasih!?, Masih pagi juga, mana Minggu pagi anjim." Gerutu Rin terdengar jelas ditelinga sang pengetok.

Benar, ini hari minggu dan Rin berencana untuk tidur seharian, dan bangun saat sore saja, tapi rencananya seketika rusak karena Abang nya, sae, mengetok pintu kamarnya dan membangunkannya untuk sarapan.

"Sarapan ege, ntar maag Lo kmbuh nangis nangis ke gw" jawab sae enteng, dan berbalik meninggalkan Rin di ambang pintu kamarnya.

Rin hanya berdecih kecil lalu mengikuti sang Kaka untuk kemeja makan, di sana i sudah melihat shidou, pacar kakanya sedang bermain hp sembari memakan sandwich.

Shidou yang menyadari kedatangan Rin langsung melambai dengan tatapan mautnya, Rin seketika merinding dan duduk ditempat yng jauh dari tempat shidou.

Sae meletakan satu sandwich yang ditata di piring ke hadapan Rin, ia juga mengambil kopi untuk diberikan pada shidou, dan mengambilkan jus jambu untuk Rin, lalu akhirnya ia duduk disamping shidou sembari memakan sandwich miliknya.

Selama sarapan tak ada yng membuka percakapan, semua orang menikmati sarapannya masing masing, yah kecuali shidou yng sibuk menempel pada sae, yang berakhir kepalanya di tabok sae.

Sae berdehem kecil, dn akhirnya membuka pembicaraan.

"Rin, ntar sore Lo datang ya ke taman xxx, ntar lo datangnya make pakaian formal yang udh gw siapin" ucap sae pada rin yng masih fokus makan.

Rin yng mendengar ucapan kakanya seketika bingung, untuk apa ia harus pergi ke taman?.

"Ha? Ngapain?"

"Buat gladi tunangan kami ntar dong" bukn sae yang menjawab, tapi shidou, dengan wajah sombongnya seperti biasa.

Rin yang mendengar perkataan enteng shidou pun membeku, hah?, Gladi tunangan bang sae? Hah?, Anjim, serius kah?, Itulah yang  yang ada di pikiran Rin saat ini, ia memindahkan kepalanya untuk melihat sae yng masih sibuk sendiri.

"Bang, serius?"

"Hm"

Jawaban singkat sae membuat Rin semakin membeku, ia tak percaya bahwa shidou akhirnya bisa mendapatkan hati, dn restu orang tua nya, bahkan mereka akan tunangan sebentar lagi.

Sekli lagi ia memandang shidou dengan tatapan tak percaya, ia menatap shidou sedikit, jijik?, Mungkin, ia hanya menatap shidou tak percaya.

"Tenang aja kali, gw bisa jaga Abang Lo dengan baik kok, Lo tenang aja" ucap shidou tersenyum kecil.

Rin yng masih nge lag pun hanya mengabaikan dan melanjutkan makannya, dan masih mencoba mencerna kejadian ini.
.
.

Siang jam 13.07

Rin saat ini hanya sedang berbaring di kamarnya, ia merasa bosan hanya berada di kamar, tapi raganya malas untuk bangun.
(Mencerminkan author sekli yaT_T)

Setelah mengumpulkan niat, akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari kasurnya, ia berjalan mengambil jaket nya, dan berniat pergi jalan jalan saja, dari pada harus mati karena bosan?.

Rin menggunakan jaket nya, lalu berjalan menuruni tangga, ia tak berniat menggunakan mobil atau motornya, ia hanya ingin cari angin menghilangkan rasa bosan.

Rin hanya berjalan jalan tak tahu arah, ia cukup menikmati pemandangan sekitar.

Rin berjalan cukup lama, mungkin sampai 20 menitan, akhirnya ia berhenti disebuah gerbang taman, ini taman yang sama dengan yang ia kunjungi kemarin. Tanpa pikir panjang Rin langsung saja memasuki taman itu, dan hanya berjalan tak jelas, menikmati pemandangan taman.

Lelah berjalan kaki, ia memutuskan untuk duduk disebuah kursi taman, spot yng Sama dengan yang ia tempati kemarin.

Ia hanya duduk dan memandang ke danau yang cukup indah, ia mengosongkan pikirannya, melamun.
.
.
Tak terasa sudah hampir seharian ia hanya duduk diam, dn sesekali memamakan makanan yng ia beli.

Jam 17.30

Ia akhirnya beranjak dari tempat duduk nya, ia berdiri, mengambil semua sampah maknannya dn membuangnya, lalu berjalan pergi meninggalkan taman.

Ia berjalan santai, ia menggunakan earphone nya, dn mendengarkan lagu, volume lagunya cukup tinggi.

Ia berjalan di trotoar sembari sedikit menggumamkan sebuah, lagu, ia berhenti di depan zebra cross, melihat kekiri dan kanan, memastikan bahwa jalanan sedang kosong dan aman untuk menyebrang.

Setelah cukup yakin, ia berjalan pelan menyebrang di jalan, ia tak memperhatikan adanya sebuah bus yang melaju cukup cepat dari kanannya, semua orang berteriak untuknya, namun Rin Sam sekali tak mendengar itu semua, Karena earphone yang ia gunakan.

Ia berjalan pelan hingga akhirnya...

BRAK

matanya berat, kepalnya sakit, badannya sakit, ia menggigil, dan tangan yang berlumuran darah.

Lagu yng i putar kini tak terdengar lagi di telinganya. Matanya semakin berat, dab tak tertahankn.

'rin-chan yahh, kebiasaan deh, kalau nyebrang selalu ketabrak, huhhh'

Ah, suara yng sering ia dengar kini kembali terdengar, suara yng familiar baginya.

'rin-chan seharusnya berhati hati tau, aku tak suka melihat mu terluka seperti ini lagi'

Apa yang suara itu bicarakan?

Sebuah tangan tembus pandang kini mendekat pada kepala Rin, mengusapnya pelan, Rin merasakan kehangatan dari usapan itu.

'rin-chan ceroboh sekali ya'

Tubuh Rin menghangat, ia merasa seperti sedang dibawa kepelukan, Rin membuka matanya dengan paksa. Samar samar, ia dpat melihat sesosok lelaki berambut dwi warna, dengan wajah cerah, dan imut, sedang tersenyum lembut padanya. Lelaki kecil itu mengelus kepala Rin dengan telaten seperti sudah terbiasa.

Rin mencoba mengangkat tangannya, dan mencoba untuk menggapai sosok itu, Rin mengelus pelan pipi lelaki itu, ia melihat sebentar sosok itu, mencoba mengingat soso itu.

air mata Rin mulai mengalir, Rin berusaha untuk mengucapkan sepatah kata.

"Ba..chi..Ra"

Ucap Rin lemah, sosok itu terkejut dan tersenyum lembut pada Rin.

Sosok itu tak menjawab hanya tersenyum, lalu tangan kecil lelaki itu menyentuh kening Rin pelan dan mengelusnya, mata Rin semakin berat, Rin tak lagi dapat menahannya.

Sosok itu juga mulai menghilang dari pandangan Rin, mata Rin berat, ia tak tahan lagi.

Mata Rin tertutup, dan saat itu juga Rin tak sadarkan diri.
.
.
.
.
.

To be continued

Thanks for reading this chapter guys!!
Jangan lupa vote dan komen yaa!!

Fufu, chap kali ini lumayan pendek, author udh gak tau mau nulis kek mana T_T, Tapi semoga kalian tetep suka yaa, jngan lupa vote sama komen oke!.
- Runom yulestelyn.

Love In Autumn. - BachirinWhere stories live. Discover now