Sayonara

198 16 2
                                    

Mata Rindou bengkak, terlihat matanya memerah akibat terus menangis, dia tidak menyangka kalo ini akan menjadi hari terakhir dia sekolah.

"Hay cupu urusan kita belum selesai ya."

Baru saja Rindou masuk kelas, surainya sudah ditarik Haruchiyo the gang. Mereka membawa Rindou di dekat jendela, tanpa rasa berdosa Sanzu memojokkan Rindou disana.

"Curut kau pikir dengan kau di keluarkan kau sudah aku maafkan."

Haruchiyo memberi perintah kepada kedua temannya untuk menahan tangan Rindou, sementara mulut Rindou di sumpal dengan daging busuk yang ada cacingnya.

Baunya sangat menyengat sampai membuat hampir semua siswa disana keluar, kecuali Rindou dan juga Haruchiyo the gang.

"Mmhh~ hiks.."

Rindou ingin muntah tapi daging itu terus di dorong masuk sampai membuat dia sulit bernafas.

"Hahaha, gais lucuti bajunya."

Haruchiyo terus merekam, sementara temanya mulai melucuti Rindou, mereka berempat tertawa melihat Rindou tidak berdaya.

Sambil terus mengumpat Haruchiyo berkata.

"Open bo ini teman-teman cukup satu Yen saja."

Rindou yang merasa harga dirinya sudah tidak ada, langsung menjambak rambut kedua teman Haruchiyo. Lalu pergi, Haruchiyo yang merasa belum puas langsung melempar Rindou dengan kotoran babi.

"Cupu jangan lari kau sialan."

Tak banyak tanggapan Rindou hanya mengambil tas lalu keluar sekolah, sudah tidak ada lagi yang perlu di pertahankan.

Diluar kelas Rindou melihat banyak pasang mata menatapnya, ada yang jijik ada yang merasa iba, tapi itu tidak berguna karena Rindou butuh pembelaan.

Bukan bahan tontonan bagi siswa maupun guru, mereka hanya diam Karana mereka memilih bungkam, coba Rindou kaya semua tidak akan seperti ini.

"Andai saja Rindou adalah Ran, mungkin Rin tidak mendapat perilaku seperti ini."

***
Sambil menguatkan diri Rindou kini berada di toilet umum, dia tidak berani pulang. Karena itu dia pergi kesatu tempat dulu.

"Maaf tapi kau harus pergi." Sambil bercermin Rindou memotong rambutnya, dia meniru gaya kakaknya.

Setelah itu Rindou menggosok tubuhnya tuju kali, berharap bau kotoran babi hilang.

Tak lupa dia juga mencuci baju seragamnya, awalnya dia ingin membuangnya tapi Rindou urungkan.

Rindou masih sayang dengan baju itu, bukan seragamnya yang salah tapi orang-orang di sana yang salah.

"Mungkin Rin akan dapat dukungan dari dia."

Dengan tersenyum Rindou memandang foto keluarganya lalu pergi, dia ingin menemui Ran karena hari ini mereka ulang tahun.

***

Tak terasa waktu sudah sore, sambil menatap sunset Rindou tersenyum lembut, dia memandang lembaran uang yang sudah kucel akibat dia remas remas.

Entah apa yang ada di pikirannya tapi sepertinya uang tidak ada nilainya, Rindou sambil bersenandung. Merobek satu persatu uang itu, lalu memberikan angin membawa sobekan uang itu.

Tak lama air mata menetes, sambil menatap pantulan dirinya di kamera handphone, dia melihat bekas luka di sudut bibirnya.

"Ini harus di akhiri atau semua tidak pernah berakhir."

dengan menghela nafas Rindou meregangkan tangannya, dia berusaha menguatkan diri tapi terlalu sulit. Karena selama ini dia hanya berjuang sendiri, tanpa dukungan orang-orang sekitar, termasuk orang tuanya sendiri.

Who Are YouWhere stories live. Discover now