permen

228 14 5
                                    

Ran duduk di tepi kasur sambil melihat lihat suasana kamar dia membaca pesan Kakucho.

Syukurlah Kakucho mau membantu dia beruntung mempunyai teman waras. Mohon maaf aja, tidak seperti Izana yang respon kalo ada tawuran atau jop kerjaan dari Koko.

Terus Inupi kelihatannya normal tapi sebenarnya dia kembaran Izana, orang gila mana yang tawuran pakai sepatu hak tinggi, untung dia jago.

Terakhir Koko maniak uang, kalo uang aja langsung grcep, tapi kalo teman sorry gak usah di tanya, bilangnya iya tapi kenyataannya kagak.

Untung aja dia normal.

"Cih kenapa harus jam segitu."

Ran mendesis membaca pesan Kakucho, tapi dia tidak bisa menawar. Ya sudahlah ini semua demi Rindou, apapun akan dilakukan? Bahkan niat busuk Sanzu dia terima dengan tangan terbuka.

"Ran ayo makan bareng."

Dengan menghela nafas Ran mengubah mimik wajahnya, seakan tidak tau dia berjalan mendekat.

"Ini gak terlalu berlebihan, aku jadi gak enak."

"Kau gak suka ya?"

"Tidak begitu tapi."

"Kalo gitu aku pesan yang lain saja."

"Tunggu."

Ran menarik lengan Sanzu, dengan seksual dia memakan kentang goreng.

"Bukan aku gak suka tapi aku merasa tidak enak."

Hanya gerakan kecil Sanzu sudah merasa struman di sekujur tubuh, rasanya ada kupu-kupu terbang.

"Ran izinkan aku menyuapi mu."

Sanzu mendekat, posisi mereka sangat intim, dimana Sanzu duduk di paha Ran sambil menyuapinya.

"Kau tau aku mau lebih dari ini."

Ran mengambil kentang goreng, dia menggigit ujungnya. Kemudian dia menarik tengkuk Sanzu, agar pemuda itu juga mengigit ujung lainya.

Dengan tersenyum Sanzu faham maksud Ran.

"Mmhh~ Rahh~"

Rintihan kecil keluar begitu saja, padahal Ran hanya mencium sekilas tapi Sanzu sudah mabuk kepayang.

Sampai tak sadar kentang goreng itu habis.

"Aaaa."

Agak kesel sih tapi ya sudah lah, kini Sanzu menyuapi pujaan hatinya. Tak lupa dia memberi minum.

"Nghhh."

"Ran kau tidak apa-apa?"

Seringai muncul di balik wajah panik Sanzu.

"Panas."

Satu persatu baju Ran Sanzu lepas, Ran cuma pasrah dia membiarkan pria bersurai pinky itu mendominasi.

"Coba Ran minum dulu siapa tau tidak panas."

Ran hanya ngangguk dia langsung minum sampai habis, tak memperdulikan Sanzu yang senyum senyum.

"Aku beresin dulu ya."

Tak ada jawaban Sanzu langsung pergi, meninggalkan Ran yang sedang terdiam.

Tetapi seringai muncul di sudut bibir Ran, saat pria bersurai pink pergi.

"Kalo dia menginginkan itu akan aku buat dia tidak bisa berjalan."

Ran membuang air yang tadi dia minum, cukup trik murahan dia bisa membohongi Sanzu.

Dengan bercetak pinggang dia tertawa tanpa suara, Ran tidak tau instingnya berkata dia harus menghancurkan Sanzu, lagian siapa yang sudi dengan orang jelek yang ada bekas luka.

Who Are YouWhere stories live. Discover now