pesona

256 12 4
                                    

Ran mendorong tubuh Sanzu, tanpa rasa jijik dia menyesap bibir pemuda itu bagaikan rokok, Ran mencium penuh gairah.

Bibir Sanzu sangat candu pahit tapi manis, seakan dibuat khusus untuk dirinya. Sambil mengusap surai submisif Ran memasukan lidahnya kedalam mulut Sanzu, lucu pria bersurai pinky itu memberi akses dengan muda.

"Mmhh... Raahh~"

Tanpa melepas tautannya Ran mendorong Sanzu, pria itu terhimpit ke pojok kamar.

Ran terus mengobrak abrik mulut Sanzu, pria bersurai pinky itu sampai mabuk kepayang.

'Sungguh damage Ran luar biasa hanya dengan ciuman saja aku sudah mau keluar.'

Merasa belum puas Ran sebagai dominan yang baik, menggigit sudut bibir submisif nya. Alhasil ciuman ini tidak hanya berbagai Saliva saja melainkan darah juga, bau anyir yang cukup kuat tentu membuat submisif sedikit kewalahan, terlebih dari tadi Ran belum melepas tautannya.

"Uhuk... Uhuk.. le_lepahhh."

Sanzu memukul dada Ran tapi bukannya dilepas Ran malah mencekik Sanzu.

Melihat submisif tidak berdaya Ran dengan lembut melepas tautannya, terlihat benang Saliva terhubung di kedua bibir mereka.

Merasa belum puas dia lanjut mencium area leher, ciuman indah dan penuh warna merah keunguan.

Seketika leger Sanzu penuh kiss Mark.

"Ughh... Nghhh Ran aku ingin keluar."

"Cepat amat padahal belum ku sentuh sudah mau keluar."

Tak butuh waktu lama wajah Sanzu menjadi merah tomat, dia malu tapi juga senang.

"Aahhh.... Raahh... Sahh sakit."

Pekik Sanzu saat Ran mengigit pundaknya terlalu dalam.

"Kalo gak berdarah gak pro namanya."

Tanpa rasa bersalah Ran Langung melempar Sanzu ke kasur, gila Ran kasar banget. Padahal niat awal Sanzu beri Ran obat perangsang supaya dia bisa blowjob, ini malah di bdsm.

Gak papa asal enak plus nagih.

"Sssttt jangan nangis."

Sambil tersenyum lembut Ran mencium ekor mata Sanzu. Pria itu tersenyum sinis, tak selang lama.

Dia merobek baju Sanzu dengan kasar, tapi dari sudut mata Sanzu Ran terlihat kecewa.

Ya gimana lagi bekas percintaan Mucho belum hilang.

'sial banget, Sanzu Lo bodoh.'

Fix Sanzu yakin Ran pasti marah.

"Puting mu bekas siapa."

Hancur rasanya mendengar kata-kata itu, ini juga kesalahannya sendiri ingin bohong tapi sepertinya sudah terlambat.

"Ma maaf aahh.... Ranhh... Sa_sakit."

Gila baru saja minta maaf Ran langsung mengigit kuat, rasanya nipple Sanzu mau lepas.

Ini lebih parah dari permainan dia dengan yang sudah sudah.

"Tenang babe aku hanya menghapus bekasnya saja."

Sambil menghela nafas Ran menjauh dari Sanzu, Sanzu yang berfikir Ran sepertinya tidak puas dengan tubuhnya merasa sedih."

"Blowjob."

"Ha apa?"

"Blowjob babe."

Pria bersurai dwiwarna itu memegang sesuatu bergunduk dicelana Sanzu, sambil menyeringai dia tau Sanzu sudah pelepasan.

Who Are YouWhere stories live. Discover now