Loka - 13

440 69 7
                                    

Bel istirahat berbunyi. Sebagian besar siswa dan siswi memilih untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di luar kelas. Hanya segelintir yang memilih untuk tetap berada di dalam kelas. Salah satunya adalah Hecla. Dibanding berbaur dengan teman-teman sekelasnya yang lain, Hecla lebih suka menyendiri di dalam kelas. Melewati waktu istirahatnya sembari menikmati bekal yang dibuatkan oleh Dinda.


Kala mengamati Hecla dari ambang pintu kelas mereka. Dia baru saja kembali dari ruang Osis. Ketua kelas mereka mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir bagi siswa dan siswi yang belum memilih kegiatan ektrakurikuler untuk menyerahkan formulir pendaftaran mereka. Kala menunduk sejenak, melihat satu lembar formulir yang ada di tangannya. Lembar formulir itu bukan untuk dirinya. Melainkan untuk Hecla.


"Ayo Kala.... Kamu bisa !!!!" Kala menyemangati dirinya sendiri. Dia melakukan perenggangan mulut sebelum mulai melangkah menghampiri Hecla. Dengan senyum lebar yang dia pertahankan di wajahnya, Kala meletakkan lembaran formulir itu di atas meja Hecla.


Hecla mengangkat kepalanya. Menatap Kala dengan tatapan sinis yang selalu dia lakukan beberapa hari ini.


"Apa itu ?"


"Formulir ekskul. Tadi udah diumumin Bima kan kalo hari ini hari terakhir buat ngumpulin formulir pendaftaran ekskul. Aku tahu kalo kamu belum ambil formulir. Makanya aku ambilin...." jelas Kala sambil tetap tersenyum di hadapan Hecla.


Bukannya menjawab Kala, Hecla malah meneruskan makannya yang tertunda. Tampak tidak tertarik sama sekali dengan formulir yang diberikan oleh Kala.


"Hachi.... Aku capek-capek jalan ke ruang Osis buat ngambilin formulir ini buat kamu loh.... Masak dianggurin aja ?"


"Aku nggak pernah minta....."


Kala menghela napas panjang. Dalam hati dia menyugesti dirinya untuk tetap sabar menghadapi Hecla. Dia kemudian memutar kursi yang ada di depan meja Hecla lalu duduk di sana.


"Hachi, sobat urang yang paling kasep.... Kegiatan ekskul ini penting buat penilaian tambahan loh...."


Hecla tidak merespon. Dia hanya terus memakan bekal buatan Dinda. Gimbab roll dengan isian ayam dan sayur. Kala menatap Hecla yang makan dengan lahap. Perutnya mulai keroncongan tetapi sahabat yang ada di hadapannya ini sama sekali tidak menawarkan bekal yang sedang dia makan pada Kala sama sekali. Tahu begitu, Kala menyempatkan diri mampir ke kantin terlebih dahulu sebelum setelah mengambil formulir untuk Hecla dari ruang Osis.


"Si pencuri itu ikut ekskul apa?"tanya Hecla tiba-tiba.


"Hah ?"


"Nggak usah pura-pura nggak tahu begitu. Aku tahu kalian pasti sudah membahas soal ekskul ini di belakangku. Sekarang jawab, si pencuri itu ikut ekskul apa ?"


Kala mendesah pelan. Hecla tidak salah. Dia memang pernah membahas soal pilihan ekskul dengan Mark.


"Mark ikut ekskul teater dan band katanya..."


"Kalau si anak pungut ?"


"Hachi.... Mereka berdua itu punya nama....." tegur Kala.


Hecla mendengus pelan.


"Iya...iya.... Jadi, si Chandra ikut ekskul apa ?"


"Chandra ikut basket dan taekwondo"


"Kamu?" tanya Hecla


Kala terhenyak. "Kamu nggak mau satu ekskul juga sama aku?" tanya Kala


LokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang