35. Berhasil

7 3 0
                                    

"Dah mulai Sel?" tanya Kiera usai sampai di lapangan.

"Udah lewat dramanya, sekarang ganti lomba nyanyi."

"Yah ... sia-sia dong kita ngurung Dian, kan pengennya sekalian liat drama Abel sama Aksa."

"Halah udah, kan bisa liat di yutup. Lo tadi ke mana?" kali ini Sella yang bertanya. "Lama amat."

"Dih, udah kabur, nggak tau diri lo! Gue habis bawa Dian ke pos satpam, gue titipin di sana abisnya tuh anak resek teriak-teriak mulu."

"Kok penjaga satpamnya mau lo titipin orang?"

"Nggak gue titipin sih, gue iket aja di pohon samping pos satpam sekolah, orang sepi juga nggak ada Pak satpamnya, aman."

Sella tertawa. "Parah lo, ntar kalo dia ngadu gimana?"

"Bodo amat, yang kena kan bukan cuma gue tapi lo juga." Kiera bersedekap santai memandang area panggung.

"Yang lain pada ke mana?" tanyanya ketika sadar di sini hanya ada ia dan macan di sampingnya.

"Entah, gue nggak liat."

"Lomba selanjutnya, lomba menyanyi! Silakan beri tepuk tangan pada kelima peserta." Suara pelantang itu menusuk indra pendengaran Sella sampai ia harus menutup kedua telinganya. Mereka memang berada di dekat panggung, bahkan paling depan.

Riuhnya tepuk tangan membuat mata Lintang yang tengah berjalan santai kini menatap area lapangan, dia melihat ada Varo berdiri di atas panggung bersama keempat orang yang ia duga mendaftar lomba juga.

"Dia ikut lomba nyanyi? Haha ... liat ah ..." Lintang melangkah mendekati kerumunan itu hingga sempat menabrak bahu seorang gadis saking tidak sabarnya.

"Ih, jangan nyenggol-nyenggol dong!"

"Gue nggak nyenggol lo," ucap Kiera merasa dirinya tidak berbuat apa-apa.

"Bukan lo! Ini ada cowok samping gue!" Bentak Sella.

Kiera menengok sekilas. "Oh." Katanya tak peduli.

"Maaf, nggak sengaja." Ujar Lintang tanpa menoleh, ia tidak tahu siapa yang ia senggol dan ia jawab ucapannya.

"Lo lagi, lo lagi, dunia sempit amat sih lo mulu yang muncul depan muka gue."

Gadis itu memasang wajah yang membuat Lintang senang, iya, Lintang senang melihat wajah sangar Sella. Baginya unik dan lucu. Lintang menoleh ke sebelahnya, gadis itu berdiri di sampingnya. Rupanya dia yang disenggol Lintang.

"Eh, lo. Gue cariin taunya di sini?" tanya Lintang basa-basi. Sella hanya melirik sinis.

"Gimana kaki lo, udah bisa jalan?"

Sella melotot. "Pake nanya! Udah lah, nggak liat ini gue jalan pake kaki bukan mata?!"

"Wih, santai dong. Gue kan nanyanya baik-baik."

"Mending lo pergi, sebelum macan dalam diri gue nerkam lo."

Lintang mengukir senyum hingga giginya terlihat. "Nggak papa terkam aja, gue rela diterkam macan modelan lo."

Sella melotot, Kiera menutup mulut menahan tawa, ia mendengar semua pembicaraan itu. Sella sempat berpikir ada apa dengan cowok ini? Kemarin-kemarin sepertinya bersikap menyebalkan.

"Mau apa lo?" Sella tahu kalau Lintang pasti punya maksud lain dari tingkahnya tersebut.

"Gue? Gue cuma mau nonton sahabat gue nyanyi."

"Lo punya sahabat? Ada yang mau jadi sahabat lo? Keren sih." Cibir Sella.

"Wih ngeledek, bukannya lo yang nggak punya sahabat? Secara nih ye, macan kayak lo mana ada yang nemenin, takut diterkam."

Ineffable |TAMAT|Where stories live. Discover now