chapter 51

8 2 2
                                    

Aku pun mengundurkan diri sebagai guru di kota itu, dan mengadakan acara perpisahan.

"Terima kasih atas dedikasi, dari bapak mahendra".- ucap kepala sekolah.

Anak waliku sangat sedih ketika keputusan itu kubuat.

"Suatu saat pasti bapak kembali, sama arthur tapi".- ucapku tersenyum.

"Hatii hatii pak mahen".- ucap tasya

Kami pun pindah hari itu.

Kami di jemput oleh shifa di bandara.

"Psst, arthur, jangan ganggu wanita ini, ataupun bikin dia marah".- ucap daniel berbisik.

"Kenapa paman?".- tanya arthur.

"Dengarkan saja jika kau ingin hidup, karena kalau tidak, si mahendra itu akan menggantungmu seperti ia menggantung ayahmu" - bisik daniel.

"Mmm, baiklah aku tidak akan mengacau".- ucap arthur.

Arthur sampai dirumahku.

"Umm pak, bapak tinggal sendirii?".- tanya arthur.

"Sekarang ada kamu jadi ga sendiri".- jawabku.

Arthur izin untuk melihat-lihat kondisi lingkungan di daerah itu.

Tiba tiba ia dihampiri oleh 3 orang anak smp yang ingin memalaknya.

"Woi, kau anak baru ya disini?".- anak itu membakar rokok.

"Ohhh yaa salam kenal!".- ucap arthur semangat.

"Siapa namamu".- tanya anak itu.

"Arthur, kamu?".- tanya arthur balik.

"Kalau begitu, kau ada uang?".- tanyanya.

"Aku baru pindah, aku gaada uang".- ucap arthur.

Tiba tiba anak itu menindas arthur dengan mendorongnya ke tanah.

Arthur pun bangkit dan berusaha melawan dengan tangis.

"Yahahaha, nangis dia!".-ucap mereka menendang arthur.

Tiba tiba satu anak sebaya arthur datang menabrak mereka dengan sepeda.

"Waahh, maaf saya lupa rem hehe".- ucapnya terkekeh.

"Kau sengaja ya!".- ucap anak smp itu.

"Ngga, aku bukan sengaja, aku kenneth".- ucapnya.

"Kau tak apa apa?".- tanyanya ke arthur.

"Tak apa apa".- ucap arthur.

"Bangunlah kita bertarung dulu".- ucap kenneth.

"Hahh?, kau mau bertarung melawan kami?".- tanya anak itu.

"Jangan bicara, cepat mulai".- ucap kenneth.

Ia pun bertarung dengan 3 orang anak smp itu.

Ia sempat terjatuh namun ia mengantongi sebuah batu dan menghantamnya tepat di kepala anak anak itu.

"Aku akan mengadu, tunggu saja!".- ucap anak itu.

"Adu kan, aku menunggu disini".- ucap kenneth.

"Aku kenneth, kau siapa?".- tanyanya kepada arthur.

"A-aku arthur, tinggal disana".- ucap arthur menunjuk rumahku.

"Ahhh, paman itu siapa mu?".- tanya kenneth.

"Kau kenal pak mahen?".- tanya arthur.

"Yaa, dia terkenal di kota ini".- ucap kenneth tersenyum.

"Panggil aku, ken".- ucap kenneth tersenyum.

"Iyaa, salam kenal ya ken".- ucap arthur.

Tiba tiba seorang pemuda beserta ayahnya datang.

"Aku tidak diajarkan untuk lari, maka arthur cari pertolongan aku akan menghadapi ini".- ucap ken.

Lalu arthur berlari pulang dengan kebingungan.

Ken ditangkap, dan sepeda ken di banting dengan keras ditanah sehingga patah menjadi 2 bagian.

ia ditampar berulang kali oleh pria itu hingga berdarah.

"Begitu jika mencari masalah denganku di daerah sini" - ucap oramg itu.

Ia membanting ken ke tanah.

Ken terbaring lemas.

"Kau nampak menikmatinya ya".- ucapku merokok.

Pemuda itu pun lari kecuali ayahnya.

"Kau siapa hah?".- tanyanya menantang.

"Apa kau terlahir hanya untuk menyiksa anak-anak? Atau apa?".- tanyaku.

"Anak ini, menghantam anakku dengan batu".- ucapnya

"Kau salah, dia membela anakku yang dipalak anakku".- ucapku.

Sebelum ia berbicara, kakiku menendang tepat pada lehernya, hingga ia terjatuh.

"Bangun kau orang tua".- ucapku.

"Arthur, bawa temanmu pulang ke rumah".- ucapku.

"Baik, pak" - ucapnya.

"Arthur, bukan pak, tapi ayah".- ucapku tersenyum.

"B-baik ayah".- ucap arthur.

"Hey kau, ganti sepeda anak itu".- ucapku.

"K-kauu" - ucapnya lemas.

"Hahahah, apa kau tidak apa apa? Habisnya kau lemah sih" - ucapku tersenyum.

TO BE CONTINUE



cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang