chapter 54

3 1 0
                                    

Lama tak terdengar kabarnya, daniel pun datang.

"Darimana saja kau?".- tanyaku

"Itu, ada kerjaan dikit".- jawabnya.

"Brian mana?".- tanya daniel

"Yaa brian sibuk kayaknya, kau bawa motor tidak? Ayo jemput arthur sebentar".- ucapku

"Aku bawa ini".- daniel mengeluarkan kunci

"Sekarang bermobil yaa" - ucapku

Baru saja kami mau menjemput arthur, arthur muncul di depan pintu.

"Siang pah".- ucapnya.

"Eehhh, sudah pulang?, kalau begitu cepat bersihkan barang-barangmu lalu makan".- ucapku.

"Kau tak bisa seperti itu, pada arthur".- ucap daniel membantah.

"Kenapa?".- tanyaku.

"Bukannya kau tanya, ada pr atau tidak, atau bagaimana harimu?, kau malah langsung memerintahnya".- ucap daniel

"Yaa, menurutku dia melakukan itu terlebih dahulu itu bagus".- ucapku.

"Ya terserahlah".- balas daniel.

Arthur pun menurutu kataku dengan sepenuh hati.

Ia membereskan tasnya dan menaruh sepatunya pada tempatnya.

Setelah makan, arthur bercerita.

"Mmm, paman".- tanya arthur.

"Iya arthur?".- balas daniel

"Aku ditanya sama guru tadi".- ucap arthur.

"Ditanya soal?".- tanya daniel.

"Kenapa aku sayang ayahku".- ucap arthur.

"Dan kau jawab?".- tanya daniel

"Aku jawab, yaa karna dia ayahku" - jawab arthur.

"Mau jawaban lebih rincinya?" - ucap daniel.

"Coba tanya kak shifa".- ucap daniel.

Arthur langsung mendatangiku, dan meminta agar shifa datang ke rumah.

Aku menghubunginya dan shifa pun datang sorenya.

"Hay arthur".- ucap shifa.

"Hayy kak shifa".- ucap arthur mengusap matanya.

"Dia habis tidur siang, tadi ada daniel kesini, ntah cerita apa mereka tiba tiba minta kamu datang kesini" - jelasku.

"Tadi cerita apa ke paman daniel?".- tanya shifa.

"Tadi aku tanya paman".- ucap arthur.

"Iyaa tanya apa arthur?".- balas shifa.

"Kenapa kak shifa bisa sayang sama papa?".- tanya arthur.

"Hahaha, kamu cuma mau tanya itu?" - ucap shifa.

"Jangan ah, papamu ada disini, tunggu nanti papamu pergi aja yaa" - ucap shifa.

"Kenapa aku tidak boleh dengar?".- tanyaku.

"Karna ini hanya aku yang tau" - ucap shifa.

"Sana jemur pakaian!".- ucap shifa.

"Iyaa, aku jemur".- ucapku

"So, arthur mau tau?".- tanya shifa

"Iyaa, kak".- ucap arthur.

"umm papa ya? sebenarnya untuk suka sama seseorang kita ngga perlu punya alasan tapi untuk papa kamu kakak punya, karena dia orang yang baik,pemberani,laki-laki yang bertanggung jawab,manis juga kamu harus liat kalo dia senyum deh lalu kakak ngerasanya dia itu unik beda dari yang lain ntah itu cara dia menunjukan kasih sayangnya emosinya,dari banyaknya alasan atau hal yang bikin kakak suka sama papa kamu yaitu beberapa yang kakak bilang tadi" - ucap shifa tersenyum

"Tapi, aku belum liat papa senyum".- ucap arthur.

"Yahh, nanti kamu liat kok".- ucap shifa.

"Ngomongin aku ya".- ucapku memegang keranjang

"Yahh, kak shifa tadi bilang papaa-".- ucap arthur.

"Dih, ngga boleh ada yang tauu hehe".- ucap shifa menutup mulut arthur.

"Kok gaboleh".- tanyaku.

"Ya gaboleh lah".- ucap shifa.

"Yaudah kalo selesai mainnya, ada makanan di makan yaa".- ucapku.

"Aku yang masak".- sambungku.

"Kamu?! Masak!".- tanya shifa.

"Iyyapp".- ucapku.

"Orang bakalan mati makan masakan kamu ian".- ucap shifa.

"Arthur masih hidup tuh".- ucapku.

"Hehehe, masakan papa enak loh kak".- ucap arthur tersenyum.

"Ohh ya?".- tanya shifa.

Arthur mengangguk, dan aku menuju ruang cuci untuk mengambil cucian.

"Sebenernya, masakan papa biasa kelebihan garem, aku takut jadi aku iyakan kak".- ucap arthur berbisik.

"Hadehh, ian ian".- ucap shifa menggelengkan kepala.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang