0.8

2.1K 18 0
                                    

Jeanna tertawa, "Lo kalah!" seru-nya.

Gio menggeleng, "Tadi itu ditiup Erion, makanya balok gue jadi jatoh!"

Erion mencebikkan bibir saat dituduh begitu saja.

"Gak usah fitnah, sini bibir lo!" ucap Jeanna.

Gio menaikkan alisnya, "Lo mau cium gue?" lalu berbisik. "Jangan disini cantik,"

Jeanna berdecak, dia mengeluarkan lip-stick miliknya didalam tas, "Pake ini, biar sexy."

"Cantik, lo yang bener aja?" sahut Gio, sedikit menggeser badan untuk menjauh.

"Kan udah rules-nya kalau kalah pakai lipstick!" sewot Jeanna.

Gio kebingungan, "Sebelum main kita gak ada rules apa-apa, tadi pas Erion kalah juga dia gak dihukum!"

"Kan Erion jajanin boba," ucap Jeanna.

"Yaudah lo mau apa? gue beliin. Asal jangan make itu."

Jeanna berdecak lagi, "Gak seru."

Gio menghela nafas legah, "Giliran gue kalah aja lo langsung bringas."

Jeanna terkekeh saja.

Erion ikut tersenyum, "Senyum lo cantik, shawty."

"Lo jarang senyum ke kita. Berarti udah dimaafin kan?" tanya Gio.

Jeanna mendengus, "Gak usah dibahas."

Gio mengatub bibirnya.

Yang benar saja mereka minta maaf. Saat ini Jeanna mencoba untuk melupakan semuanya, mencoba untuk menerima dan ikhlas. Toh, lagian mereka tidak lagi macam-macam dengannya, mereka juga tidak lagi mengancam Jeanna terkait video itu.

Jeanna jadi kepikiran.

"Gue mau tanya."

Atensi 3 pria itu mengarah padanya. Jeanna mengerjap sejenak.
"Kalian...masih nyimpen video itu?"

Hening.

Gio beradu pandang dengan Erion, berbeda dengan Raka yang tampak tenang wajahnya.

"Gue boleh minta tolong videonya dihapus?"

Gio menggaruk tengkuk belakang, dia melirik-lirik kecil kearah Erion, meminta pria itu yang akan menjelaskan pada Jeanna.

"Video itu gak ada."

Mendengar suara Raka, Gio melotot. Erion menghela nafas saat melihat raut kebingungan Jeanna.

"Maksudnya?"

"Sorry shawty. Video yang selalu kita pakai buat ngancem lo itu gak pernah ada." sahut Erion.

Jeanna mengerjap, "Gak ada?"

"Cantik, bukannya gimana, kita terpaksa kayak gitu-"

"Gak ada?" potong Jeanna.

Erion merasa bersalah, "Iya video itu gak pernah ada."

"Kalian bener-bener mainin gue ya?" Jeanna menatap ketiga pemuda itu bergantian. "Kalian tau seberapa takut gue kalau kalian bener-bener nyebar video itu?"

Suara Jeanna tenang, tapi bergetar. Dia menahan tangis sekarang. Baru saja dia bahagia karena kini baik padanya, tapi kenapa seperti dipermainkan lagi?

Sebenarnya mereka mau apa darinya?

"Ah anjing, mau gue marah-marah sambil ngatain kalian juga kalian gak bakal paham." Jeanna bangkit dari duduknya, mengambil tasnya diatas meja.

"Je, jangan marah, denger penjelasan kita du-"

welcome Where stories live. Discover now