0.10

2K 24 4
                                    


Jeanna menghitung stock dichiller dengan serius. Ditangan gadis itu ada sebuah catatan kecil karena memang saat ini dia ditugaskan untuk menghitung seluruh stock yang ada di kitchen.

"Oke lengkap," monolog gadis itu pelan.

Jeanna berpindah pada chiller yang lain, kembali menghitung stock dengan hati-hati. Jika salah hitung bisa repot nanti-nya.

"Jeanna!"

Gadis itu menoleh cepat, dia tersentak kecil karena Pak Yuno memanggil nama-nya dengan sedikit berteriak.

Jeanna reflek berdiri dari jongkok dan menautkan alis heran saat melihat Pak Yuno mendekat pada-nya.

"Kamu sakit? kalau sakit kenapa kerja Jeanna!" seru Pak Yuno tepat didepan Jeanna.

Jeanna mengerutkan dahi bingung, "Siapa yang sakit, Pak?"

"Kamu gak usah bohong, kalau kamu sakit bilang aja Je, saya gak bakal paksa karyawan saya kerja kalau ada yang lagi sakit!" pekik Pak Yuno.

"Pak tapi-"

"Udah gakpapa udah, kamu pulang aja, kasian itu pucet banget. Maafin saya ya karena kurang pema sama kamu." ucap Pak Yuno memasang wajah bersalah-nya.

Jeanna menggeleng, "Pak, saya gak sakit, tanya aja-"

"Ini nanti digantiin sama yang lain," Pak Yuno merebut kertas kecil ditangan Jeanna, lalu menyerahkan pada Zidan yang tengah prepare sayur-sayuran. "Zidan, gantiin dulu tugas Jeanna ya!"

Zidan mengangguk, "Siap pak!"

"Udah kamu pulang aja Jeanna, kalau bisa kamu periksa dulu ke klinik, mau saya anter?"

Jeanna menganga, gadis itu mengerjap, masih heran dengan pernyataan tidak benar yang keluar dari mulut Pak Yuno.

"Jangan bengong Jeanna! orang sakit mudah kesurupan!" seru Pak Yuno.

"Pak Yuno denger dulu-"

"Udah udah gakpapa," Pak Yuno menepuk lengan Jeanna beberapa kali, "Hati hati pulang-nya, naik ojol aja biar aman."

Pak Yuno berlalu, menyisakan Jeanna dan beberapa anak kitchen.

"Udah Je gakpapa, lo balik aja, ini biar gue kerjain." sahut Zidan.

Jeanna berdehem ragu, "Maaf ya kak."

"Udah gakpapa, dari pada lo pingsan makin repot ntar. Kerja disini emang capek Je, lo harus pandai-pandai jaga kesehatan." seru Adul yang diangguki beberapa dari mereka.

Jeanna tersenyum simpul, dia menunduk sedikit, "Maaf sekali lagi, gue pamit ya."

"Hati-hati Je, inget kata Pak Yuno kalau gak sanggup langsung keklinik aja pakai ojol."

Jeanna mengangguk pelan, perlahan gadis itu keluar dengan ragu-ragu. Jeanna kembali keheranan, dia berbelok ke toilet sekedar untuk berkaca sejenak.

Wajahnya bukan pucat, tapi dia hanya tidak memakai liptint lagi setelah selesai break. Jeanna berdecak, ada apa ini? kenapa tiba-tiba dia dinyatakan sakit?

"Gak mungkin kan?"

Tiba-tiba pikiran Jeanna beralih pada Erion dan teman-temannya, mereka tidak pernah mengganggu waktu Jeanna bekerja selain menyuruh untuk mengantar minum ke ruangan khusus mereka. Jeanna mencuci muka-nya sejenak, tidak lupa mengeringkan dengan tissue.

Jeanna menghela nafas, sedikit bersyukur karena sudah saat-nya pulang. Gadis itu keluar dari toilet, baru saja beberapa langkah di koridor hotel Jeanna mendengus saat melihat Gio berdiri didepan-nya dengan cengiran khas.

welcome Where stories live. Discover now