0.17

725 16 3
                                    

maaf lama up teman-teman, karena sibuk kerja🙏🏻🙏🏻

_______________________________



"Kamu dengar saya Davian?"

Davian menautkan alis, mencoba untuk mencerna setiap kalimat yang baru saja ia dengar. Kemudian, pria itu tertawa kecil sembari menggeleng kecil.

"Maksud bapak...saya...dipecat?" tanya pria itu pelan.

Laki-laki berumur itu menghela nafas panjang, lalu bersandar pada kursinya.

"Ya, kamu tidak salah dengar."

"Tapi kenapa Pak?!"

"Kamu...." sembari menunjuk kearah Davian, "Kamu itu memang harus saya pecat, Davian."

"Pak, sejauh ini kinerja dan perfoma yang saya berikan pada perusahaan bisa dibilang bagus, saya juga tidak pernah bikin masalah sejak menginjakkan kaki dikantor, kenapa saya tiba-tiba dipecat?"

"Betul, kamu sama sekali tidak pernah bikin masalah apapun diperusahaan, tapi kamu...berpontensi bikin rugi besar saya dan perusahaan ini."

"Maksudnya Pak? boleh tolong jelaskan lebih detail, bapak gak bisa tiba-tiba pecat saya!" desak Davian.

"Kamu masih belum sadar?! kamu bisa bikin saham kita jatuh Davian!"

Davian melotot tidak percaya, dia sama sekali tidak mengerti dengan tuduhan yang diberikan.

"Dua investor utama bakal narik diri kalau kamu masih diperusahaan saya!" kesal laki-laki berumur itu dengan nafas tersengal, "Kamu kalau ada masalah dengan orang jangan pernah bawa-bawa kantor saya!"

"Tapi Pak-"

"Kompensasi dan gaji terakhir kamu akan diberikan, maksimal turun satu minggu."

"Pak, bapak gak bisa gini---saya bahkan gak tau kesalahan apa yang saya buat!"

Atasannya itu terlihat tidak mau tau, "Butuh apalagi? surat rekomendasi? baik."

"Pak!"

BRAKK

"Kamu jangan berani-berani berteriak didepan saya Davian!" pekiknya, "Harusnya bersyukur saya masih berikan kompensasi dan gaji terakhir, saya bisa tidak berikan sesuai hukum karena kamu itu bisa bikin perusahaan saya bangkrut! bikin rugi saja!"

"Pak Fero, tolong-"

"Tidak! keluar Davian sebelum saya panggil security."

Davian reflek mengatub bibirnya, matanya berlinang, keringan membasahi kepala karena pria itu sangat tidak menyangka dengan keputusan yang tiba-tiba ini.

Atasannya yang bernama Fero itu terlihat mengambil ponselnya yang berdering, tepat saat Davian membalikkan diri guna untuk keluar dari ruangan.

"Selamat siang Pak Raka! sebuah kehormatan bagi saya karena berbicara langsung dengan Bapak, ada yang bisa saya bantu Pak?"

Mendengar itu gerakan Davian terhenti, rahangnya mengeras, ganggang pintu ia remat erat-erat. Tidak ingin berlama-lama diruangan mantan atasannya itu Davian memilih untuk keluar dari sana, bisa-bisa dia diusir secara kasar jika membuat keributan.

Baru saja melangkah dikoridor yang hendak menuju ruangannya untuk mengemas barang, ponsel Davian bergetar, dengan decakan malas pria itu merogoh saku dan semakin kesal saat tau siapa yang menelfon.

"Kenapa lagi?" tanya Davian dengan nada jengkel.

'Hikss..hiksss...Kakak...'

Davian menautkan alis, "Kenapa? lo ngapain nangis?!"

welcome Where stories live. Discover now