Jichen || Child 3

950 75 13
                                    

Seminggu berlalu, Jisung sudah mengerahkan banyak orang untuk mencari preman yang dulu melecehkan istrinya dan ayah kandung Yujin. Ia benar benar frustasi karena tak juga mendapatkan titik terang dimana keberadaan orang itu.

"Jisung-ah, besok kau libur bukan? bagaimana jika kita berlibur ke pantai bersama anak anak?" tiba tiba Chenle datang dari arah dapur dengan secangkir kopi di tangan nya.

"Tidak bisa"

Chenle berdecak kesal, ia meletakkan cangkir dengan kasar di meja depan Jisung duduk.

"Bisa stop ngurusin anak itu? aku dan Yeonjun juga butuh perhatian kamu Jisung. Dia cuma orang lain, mati pun tidak usah pedulikan dia" ucap Chenle

Plak

Wajah Chenle tertoleh ke samping sangking kuat nya tamparan yang di layangkan Jisung. Sakit di pipi nya tak ada apanya di banding sakit di hati nya karena untuk pertama kali nya Jisung menyakiti dirinya. Chenle menatap tak percaya pada Jisung yang kini menatapnya marah, sedih dan kecewa yang sangat besar.

"Kamu berubah..." ucap Jisung pelan. "Kamu bukan Chenle yang aku kenal, tidak ada seorang ibu yang tega kepada anak kandung nya, dan kamu.... aku kecewa... benar benar kecewa sama kamu.... salah Yujin apa? salah dia apa? dia juga gak minta takdir nya seperti itu le... kamu keterlaluan..."

Chenle menunduk kemudian terkekeh sinis, air matanya jatuh begitu saja merasakan hati nya remuk lebur melihat kekecewaan suaminya.

"Iya... kamu tau sendiri aku gak pernah anggap dia anak aku... dia cuma anak haram yang tidak di inginkan, dan lebih baik mati."

"PARK CHENLE!!!" bentak Jisung.

"APAA?? APAA PARK JISUNG APA? kau ingin menampar ku lagi? menyakiti ku seperti aku menyakiti anak itu? Iya hah?" balas Chenle.

"Kau tidak tau seberapa benci nya aku ketika melihat anak itu dan kejadian mengerikan itu terputar acak di kepala ku... KAU TIDAK TAU HIKS... rasanya aku ingin mati jika kau ingin tau Jisung-ah... aku lelah... seperti yang kau katakan... tidak ada ibu di dunia ini yang tega kepada anaknya... AKU PUN TIDAK... AKU JUGA SAKIT KETIKA MELIHAT NYA MENANGIS KARENA KU... HATI KU HANCUR KETIKA MELIHAT LUKA DI TUBUH NYA KARENA KU... tapi... hiks... aku tidak... aku tidak memiliki jalan lain... aku juga ingin memeluk nya Jisung-ah hiks aku... aku... " tangis Chenle memenuhi rumah itu. Ia jatuh terduduk di hadapan sang suami memukul dada nya yang sesak seperti tertimpa batu.

Jisung mendongak mencoba menghalau liquid bening yang sialnya percuma.

"Menyentuh nya membuat tubuh ku bergetar Jisung hiks... aku tidak bisa.... hiks... aku ingin mencintai nya aku ingin Jisung-ah hiks tapi aku tidak mampu... hiks"

Jisung segera memeluk sang istri, ternyata istrinya ini trauma, bagaimana dirinya tidak sadar?. Melihat Chenle menderita membuat nya hancur... ia tidak bisa... dulu ia berjanji akan selalu membuat Chenle bahagia, nyatanya tidak bisa. Ini di luar kendali nya.

"Maaf...." bisik Jisung.

Chenle menggeleng. "Aku yang minta maaf hiks... "

Jisung mengangguk, mereka sama sama salah.

"Dia... sakit apa Jisung-ah? aku memukul nya terlalu keras ya... aku memang gagal..."

Jisung menimbang apakah ia harus memberitahu keadaan sang anak? namun akhirnya ia beritahu saja.

"Sebelum kamu tau, boleh aku minta untuk kamu mencoba terima semua nya dalam hati kamu.... coba kamu berdamai pelan pelan... sayangi dia Chenle... putri kita... Park Yujin... Yujinie butuh mama nya..."

Chenle menarik nafas dalam, ia sudah sejak dulu berusaha, namun susah... rasanya sangat berat di dalam dada.

"Jie... mau ketemu Yujinie...." lirih Chenle.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dream OneshootWhere stories live. Discover now