part8:My Omega

27.2K 2.2K 45
                                    

Di tengah kesakitannya, Haechan melihat jika hutan berubah penuh dengan kobaran api dan raungan kesakitan serta abu yang bertaburan menjadi pemandangan yang sangat menakutkan.

Haechan juga merasa jika berada di dekat Mark, tubuhnya terasa sedikit terbakar dan tanda fate pair abadinya juga terasa memanas. Semua yang dia rasakan pada tubuhnya terasa sakit semuanya, dia merasakan bagaimana amarah Mark menguasi dirinya.

Haechan juga sangat menyadari jika Mark telah melepaskan separuh kekuatan element aslinya. Dia tahu akan sangat berbahaya jika membiarkan Mark terus berkobar, semuanya bisa terbakar.

Menjadi pelayan setia dari permaisuri Taeyong, tentu saja Haechan mengetahui segala kekuatan yang dimiliki oleh para pangeran dikerjaan Neo Emerland, meskipun dia belum pernah melihatnya secara langsung dan hari ini dia melihat bagaimana energi serta kekuatan Mark yang sesungguhnya, dan itu menakutkan.

"Yang Mulia, tolong hentikan. Mari kita pulang, aku sudah tidak kuat menahan sakitnya." ucap Haechan pelan mencoba meredahkan emosi Mark, tapi tanpa dia duga Mark juga semakin melepaskan energinya dan membuat Haechan kalang kabut.

Dengan gerakan cepat Haechan mencium lembut bibir pangeran muda itu dengan amatiran, karena dia sendiri juga tidak pernah melakukan ciuman jadi mana dia tahu.

Tapi hal itu cukup menyadarkan Mark saat bibir lembut itu menyentuh permukaan bibirnya, ciuman amatir itu membuat perasaannya tergelitik dan detak jantungnya berubah normal tidak dipenuhi oleh amarah lagi, namun juga tetap berdetak kuat diselimuti oleh letupan kegilaan rasa senang bahagia yang sangat sulit dia ungkapkan.

Tak lama Haechan melepaskan ciumannya, dia menunduk dengan wajah memerah malu serta penuh rasa bersalah. "Maafkan aku Yang Mulia, hentikan semuanya mari kita pulang. Aku sangat ingin beristirahat, besok masih ada kompetisi lagi, aku ingin bertarung dan memenangkannya."

Bujuk Haechan dengan nada yang lemah karena sungguh dia memang juga sudah sangat lelah serta tubuhnya yang sakit semuanya, tiba-tiba saja Mark meraih tengkuknya dan mencium bibir Heachan dengan lumatan kecil dengan penuh hasrat bahagianya.

Mark sendiri tidak tahu mengapa dia mencium calon omeganya itu, tapi dirinya seolah mendapat dorongan untuk melakukan hal itu, mengecap rasa manis yang tersaji di depannya serta betapa lembutnya bibir merah merona yang sedari awal selalu menggodanya.

"Yang Mulia...." Haechan menepuk pelan dada Mark hingga Mark melepaskan ciumannya saat dia menyadari jika Haechan mulai kehabisan napas.

"Sungguh kau ingin memenangkan kompetisi itu? Jika itu yang kau mau maka kau harus memenangkannya dan menjadi omegaku seutuhnya." ucap Mark dengan penuh semangat serta penuh harap.

Haechan sedikit bingung sebenarnya tapi dia hanya menganggukkan kepalanya cepat dan itu di mata Mark terlihat sangat menggemaskan.

Dua hewan pelindungnya juga telah berhenti menyerang serta berdiri di depan Mark dengan posisi waspada serta melindungi, apinya sudah tidak berkobaran lagi dan para roh pemakan jiwa juga sudah banyak yang kabur, menjauh dari Mark, awan hitam juga perlahan mulai menghilang dan tergantikan dengan awan yang cerah.

Setelah itu Mark turun dari kuda, dan menurunkan Haechan juga, dia menyobek sedikit bagian ujung bajunya tujuannya dia ingin mengikatkannya di bagian lengan atas Haechan yang terluka dan menghentikan pendarahan. "Kau masih bisa menahannya bukan?"

Haechan mengangguk pelan meskipun matanya sudah terasa sangat memberat, tapi melihat hutan yang hancur penuh dengan bekas bakaran membuat hati Haechan merasa sedih, dia merasa bersalah jika saja dia tidak terluka mungkin amarah Mark tidak akan terpancing.

Bagaimana pun juga mereka sepasang alpha omega, tentunya seorang alpha tidak akan senang jika omeganya dilukai oleh orang lain.

Haechan menautkan kedua tangannya serta berdoa pada dewi bulan agar mengabulkan keinginannya untuk bisa melihat hutan pulih seperti sedia kala saat dia pertama kali datang ke dalam hutan larangan, lalu telapak tangannya yang penuh darah dia tempelkan pada tanah yang ada disekitarnya.

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now