part39

22.1K 2.1K 115
                                    

Di pagi harinya saat Haechan terbangun, dia melihat Mark yang menatapnya dengan penuh cinta membuatnya terkejut bukan main lalu alphanya itu mengecup keningnya, kedua matanya hingga Haechan kembali menutup matanya serta menikmati ciuman hangat Mark, kedua pipinya juga tidak luput hingga ke bibirnya.

Awalnya hanya sebuah kecupan tapi perlahan menjadi sebuah lumatan lembut namun menuntut. Haechan tentu dia hanya menikmati ciuman alphanya hingga Mark menyelesaikannya.

"Selamat pagi ratuku." sapa Mark dengan tersenyum lembut dan membuat Haechan merona malu.

"Pagi Yang Mulia, tapi Yang Mulia jangan bilang aku ratumu, aku hanya omega biasa." ucap Haechan yang malu.

"Tapi bagiku kau ratu hatiku, tidak perlu menjadi ratu untuk orang lain cukup menjadi ratuku sendiri, aku ingin egois dan memilikimu sendiri serta selamanya." goda Mark dengan serius serta mengecupi pipi omeganya dan Haechan seketika itu juga memerah.

Lalu Haechan bangun dari tidurnya dan diikuti Mark tak lama dia menundukkan wajahnya, ekpresinya berubah sedih dan membuat Mark bingung, "Yang Mulia...."

"Hm... ada apa Haechan, apa yang ingin kau katakan?" tanya Mark dengan lembut.

"Maafkan aku, karena diriku yang terpilih untuk menjadi takdirmu, maafkan omega yang tidak sempurna ini Yang Mulia. Aku juga tahu rasanya pasti sangat sulit menerima diriku, terlebih saat Yang Mulia mengetahui jika aku adalah anak penjahat yang dulu pernah menculik permaisuri, maafkan tindakan ayahku dan masa lalu yang aku yakini sulit untuk dimaafkan serta dihapus sampai kapanpun. Jika Yang Mulia ingin memutuskan takdir ini, aku tidak apa-apa selagi hubungan ini masih baru, aku siap Yang..."

Mark menempelkan jari telunjuknya di bibir Haechan, "Cukup sudah berbicaranya Haechan, aku mencoba untuk tidak peduli dengan masa lalu kelam itu. Memang bekasnya masih ada tapi bukannya kita bisa memaafkannya dan berdamai dengan masa lalu pahit itu?"

"Alasan lain aku hanya melihat dirimu sebagai Haechan, yang aku kenal sebagai pelayan setia permaisuri Taeyong, kesayangan ibuku, yang suka bekerja keras bahkan sampai tidak peduli dengan dirinya sendiri dan yang terpenting dia tidak pernah mencoba menarik perhatian para alpha dia teguh dengan apa yang dia yakini, fokusnya hanya bekera dan merawat ibunya dengan baik terakhir dia tidak pernah berniat untuk berkhianat." ucap Mark dengan lembut.

"Lalu aku juga mengenalmu sebagai kandidat omegaku dan aku telah jatuh pada pesonamu, aku tidak pernah mengenalmu sebagai anak penjahat yang dulu pernah mencoba menculik ibuku ataupun tidak menyukaimu karena mengalir darahnya karena kau pun juga baru mengetahui hal ini begitu pun denganku.
Kau juga sangat marah bukan dengan takdirmu Haechan, tapi kau juga tidak bisa mengelakntmya jika itu memang takdirmu" ucap Mark dengan lembut dan Haechan mengangguk mengerti.

"Lantas ketika aku telah jatuh cinta padamu, apakah aku harus tetap mempertahankan rasa ego dan amarahku akan luka masa lalu kedua orang tua kita serta menyalahkanmu? Jawabannya tidak Haechan, baik dirimu ataupun aku tidak ada hubungannya dengan cerita masa lalu mereka, hatiku hanya akan mengikuti apa yang dia inginkan, jika dia menginginkanmu maka jawabannya hanya satu kau menjadi omegaku, pendampingku dan miliku. Apa hal itu tidak cukup meyakinkanmu jika aku benar-benar tulus menerima dan mencintaimu?"

Haechan seketika itu juga menangis mendengar pengakuan cinta Mark yang sangat menggetarkan perasaannya, dia terkejut serta tidak menyangkah jika alphanya begitu mencintainya, Haechan sangat bahagia dan menangis haru.

Mark mendekatkan wajahnya dan mengusap lembut pipi Haechan, tatapannya yang tulus membuat Haecan sangat memerah malu, dan debaran jantungnya yang menggila. "Jangan menangis lagi, jangan pikirkan apapun lagi, kita hadapi semuanya bersama-sama susah maupun senang, percayalah aku akan selalu berada di sampingmu Haechan."

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now