3. Prof. Snape

330 54 9
                                    

It may have escaped your notice, but life isn't fair.

- Severus Snape, Harry Potter and the Order of the Phoenix.

===

Hari Minggu itu Daren kembali ke toko buku itu. Satu tujuannya, bertemu dengan Lili. Daren berencana akan meminta no HP Lili hari ini.

Daren tidak menyangka keputusan mendadaknya untuk mampir membeli buku hadiah ulang tahun Aidan akan membawanya bertemu dengan adik perempuannya yang 17 tahun lalu diculik. Yara. Dari Jakarta, entah bagaimana Yara bisa berakhir di Bali.

"Kak Daren?" sapa Lili ketika Daren memasuki toko buku Joseph.

"Halo, Lili." senyum Daren seketika terkembang ketika mendengar suara Lili yang ceria.

"Mau cari kado lagi?" tanya Lili sambil menghampiri Daren.

"Enggak. Aku mau nyari buku buat aku sendiri." jawab Daren.

"Mau saya bantu?" tanya Lili penuh semangat. Apapun yang terjadi kepadanya di rumah, Lili selalu pandai menyebunyikan perasaannya.

"Jangan 'saya saya' dong. Kita kan sekarang temenan." ucap Daren yang agak risih mendengar Lili menyebut dirinya sendiri dengan kata 'saya'.

Lili terkekeh. "Iya deh. Mau aku bantu cari bukunya?" tanya Lili lagi.

"Boleh. Aku lagi cari buku..." Daren tergagap saat menjawab. Dia tidak ada rencana membeli buku. Dia hanya ingin bertemu dengan adik perempuannya. "Mmm... Buku tentang etika bisnis."

"Buku bisnis di sebelah sana. Yuk aku anterin." Lili berjalan ke arah rak buku bisnis. Daren segera mengikutinya. "Aku nggak terlalu ngerti soal buku-buku bisnis. Tapi Kakak bisa coba cari di sini."

"Makasih ya." ucap Daren. Dia melihat-lihat buku yang ada di hadapannya.

Pria itu sama sekali tidak bisa fokus pada buku-buku itu. Tak ada satu judul pun yang berhasil menarik perhatiannya. Pikirannya terlalu sibuk mencari cara untuk mendapatkan no HP Lili.

"Kakak businessman ya?" tanya Lili.

"Bisa dibilang kayak gitu. Aku ke Bali buat urusan bisnis. Tadinya mau balik ke Jakarta kemarin. Tapi karena ada urusan lain aku tunda dulu balik ke Jakartanya." Daren menjelaskan.

"Oh gitu. Kata mamaku kita dulu juga pernah tinggal di Jakarta. Tapi aku nggak inget. Aku masih bayi soalnya waktu itu." ucap Lili.

"Oh ya? Kamu masih punya keluarga di Jakarta?" tanya Daren penasaran.

"Mmm... Aku nggak tahu. Mama nggak pernah cerita soal keluarga besar kita sih." jawab Lili.

Daren menjadi semakin penasaran. Apakah Yara kini sudah memiliki keluarga baru? Apakah adiknya itu bahagia bersama keluarga barunya? Seperti apa kehidupannya selama ini?

"Kakak nggak pusing baca buku ginian?" tanya Lili sambil ikut melihat-lihat buku bisnis di hadapan mereka.

Daren terkekeh. "Kerjaan Kakak lebih bikin pusing." jawabnya. "Kalau kamu suka buku apa?" tanya Daren mencoba mengenal Lili lebih jauh.

"Aku suka banget buku-buku fiksi. Paling suka Harry Potter. Dulu ada seri lengkap Harry Potter satu sampai 6 di perpus SMPku." jawab Lili penuh antusias. Dia selalu senang berbicara tentang kegemarannya membaca buku. Bisa berjam-jam dia bercerita tentang buku-buku kesukaannya. Namun sayangnya, tidak ada orang yang benar-benar mau mendengarkannya.

"Oya? Aku juga waktu SMP suka baca Harry Potter. Karakter kesukaan kamu siapa?" tanya Daren memancing senyum Lili semakin lebar.

"Aku suka Prof. Snape." jawab Lili. "Menurutku dia karakter yang banyak disepelein. Banyak yang salah sangka sama dia. Padahal dia ngelakuin semuanya atas dasar cintanya sama Lily Potter. Dia cinta banget sama Lily sampai rela ngorbanin seluruh sisa hidupnya buat ngelindungin anaknya Lily." Lili menjelaskan.

Princess In DistressWhere stories live. Discover now