Kandungan Mala saat ini sudah memasuki usia ke sembilan bulan, Rakha sudah mempersiapkan segala keperluan yang akan di bawanya nanti ke rumah sakit untuk berjaga-jaga Rakha menggunakan tas besar dan semua baju juga perlengkapan yang di butuhkan saat persalinan nanti mudah di bawa. Mala tengah latihan berjalan menuruni anak tangga.
"Pelan-pelan"
"Awww, yang. Kayaknya kontraksi deh, sakit" Ucap Mala mencengkeram tangan Rakha erat.
"Yaudah kita ke rumah sakit ya" Ucap Rakha terlihat begitu panik.
Mala mengangguk pasrah dibantu oleh bibinya Mala berjalan ke mobil.
"Rak, ketubannya pecah. Aww, sakit sayanggg" Rintih Mala tak kuasa menahan sakit hingga dirinya tak bisa berjalan.
"Kamu tahan ya, bi tolong panggilin pak Sapto biar dibantu Mala ke mobil"
"Baik, tuan" Ucap bi Inah.
Tak lama kemudian, pak Sapto datang dengan terpogoh-pogoh membohongi Mala dengan dibantu Rakha untuk masuk ke dalam mobil.
"Huh... Rak.. Huh... Sa.. Huh...kit" Rintih Mala hingga membuat wajahnya memerah dan nafas terengah-engah.
"Sabar ya, sayang" Ucap Rakha mengecup kepala Mala.
"Agak cepetan pak"
"Iya, tuan" Ucap pak Sapto menaikan laju kecepatan mobilnya pada kecepatan di atas rata-rata untuk sampai ke rumah sakit dengan cepat. Sekitar lima belas menit, akhirnya mereka sampai. Mala di bawa langsung ke UGD untuk di tangani sementara dokter menyuruh Rakha untuk tetap di luar. Rakha menghubungi keluarga Mala termasuk Bryan dan Violita.
"Mala, gimana?" Tanya Bryan panik.
"Mala lagi di tanganin bang, semoga bayinya sama Mala selamat" Ucap Rakha.
"Udah pembukaan ke berapa, rak?" Tanya Violita.
"Baru kedua kalo nggak salah, duh gue takut bini gue kenapa-napa bang" Ucap Rakha.
"Tenang, lo minum dulu" Ucap Bryan menyuruh Violita mengeluarkan botol minuman dari dalam tasnya, lalu memberikannya pada Rakha. Mereka bertiga duduk di luar menunggu kabar dari dokter.
"Papa udah kalian kabarin?" Tanya Rakha.
"Udah, tapi papa nggak bisa kesini soalnya sakitnya makin parah rak. Gue suruh di rumah aja" Ucap Bryan.
"Mama kemana sih?" Tanya Rakha.
Tak lama kemudian, mana Rakha datang. Rakha menjabat tangannya dan mencium punggung tangannya.
"Gimana, Mala?" Tanya mama Rakha.
"Masih di dalam tante, semoga baik-baik aja" Ucap Bryan.
"Kamu udah makan, rak?" Tanya mama Rakha pada Rakha.
"Belum, ma. Tadi Rakha buru-buru, soalnya ketuban Mala udah pecah" Ucap Rakha.
"Untung mama bawa roti, kamu makan dulu. Nanti kalo kamu mau gantian, gantian sama mama yang jaga Mala kamu bisa ke rumah" Ucap mama Rakha memberikan saran.
"Nggak mah, Rakha mau jagain Mala. Lagian di rumah nggak ada siapa-siapa"
"Yaudah, terserah kamu" Ucap mama Rakha.
"Oeekkk.... Oekkkk... "
"Alhamdulillah" Ucap Rakha.
"Bayi nya udah lahir, kamu masuk dulu rak. Liat istri kamu" Ucap mama Rakha.
"Iya mah"
Rakha masuk ke dalam karena di perbolehkan dokter hanya untuk satu orang, Rakha masuk dan melihat istrinya yang bercucuran keringat tengah berbaring lemah di atas ranjang sambil kedua bayinya di pegang suster. Bayi mereka lahir dengan selamat dengan jenis kelamin cowok dan cewek.
"Anak kita udah lahir sayang, makasih ya" Ucap Rakha mengecup kening Mala.
"Aku juga seneng, aku mau liat mereka"
"Nanti ya, kita liat dulu. Bayinya lagi di pindahin ke ruangannya" Ucap Rakha mengusap punggung tangan Mala.
Mala diperbolehkan untuk menjenguk bayi mereka menggunakan kursi roda, Rakha mendorong kursi roda untuk ke ruangan bayi-bayi mereka.
"Naura Saba Ebalent Gralind dan Bara Daniswara Putra Permana. Namanya bagus ya buat mereka berdua?" Tanya Mala mendongakkan kepala menatap Rakha.
"Bagus, kamu pinter pilihin nama" Ucap Rakha mengelus pelan rambut Mala. Bryan dan Violita berjalan mendekati keduanya yang tengah berdiri dan mengintip dari balik jendela menatap kedua bayi mereka yang berada di ranjang bayi.
"Gimana, udah di kasih nama?" Tanya Bryan.
"Udah"
"Siapa?" Tanya Violita.
Terlepas dari pertengkaran Violita dan Mala waktu itu, keduanya seperti sudah melupakan masalah mereka masing-masing dan fokus pada keluarga kecil mereka.
"Naura sama Bara" Jawab Mala.
"Nama nya bagus, gue rasa Naura idungnya mirip Rakha" Ucap Bryan.
"Iya, yang Bara mirip Mala" Imbuh Violita.
"Bisa ketuker gitu ya?" Tanya Bryan.
"Ini mah mereka kemasan sachet" Ledek Violita.
"Bisa aja" Ucap Rakha.
"Gue nggak sabar buat gendong mereka, asik gue punya ponakan nih" Ucap Violita.
"Angel katanya juga mau lahiran ya, kapan dia ya?" Tanya Mala.
"Gatau, kayaknya nggak beda jauh sama kamu sayang" Jawab Rakha.
"Kalo gitu kita pamit ya rak, nih kita bawain kado buat anak kalian berdua" Ucap Bryan memberikan totebag hermes pada Rakha.
"Wih, pake repot-repot. Makasih, ya udah dateng. Nanti kalo Mala udah bisa keluar dari rumah sakit, kita ajakin Naura sama Bara ke rumah kalian" Ucap Rakha.
"Siap. Harus itu mah, yaudah kita balik dulu ya" Ucap Bryan.
"Thanks"
Bryan dan Violita berpamitan pada Mala dan Rakha setelah itu Rakha kembali ke ruangan Mala. Rakha merebahkan tubuh Mala di atas ranjang lalu menyelimuti nya.
"Mau makan?"
"Nggak enak, hambar" Ucap Mala.
Memang saat melahirkan rasa makanan rumah sakit terasa hambar bagi Mala namun, dirinya harus tetap makan agar tenanganya terisi kembali. Rakha dengan pelan menyuruh Mala agar tetap makan.
"Dikit-dikit aja ya, sayang. Mau bubur?"
"Dikit ya tapi?"
"Iya" Ucap Rakha mulai menyuapi Mala.
Setengah mangkuk pun selesai Mala habiskan dan Rakha meletakkanya di atas meja di sanding ranjang Mala. Rakha memberikan segelas minuman kepada Mala dan Mala meneguk nya hingga habis.
"Pintar, yaudah sekarang kamu istirahat" Ucap Rakha.
"Kamu mau kemana? Temenin" Rengek Mala.
"Manja banget sih, yang bayi kamu atau anak kita?"
"Ih! Ngeselin" Rengek Mala.
"Iya, sayang. Udah aku temenin disini ya" Jawab Rakha.
Rakha memilih untuk tetap tinggal disamping Mala menemani sang istri hingga terlelap di tidurnya, Rakha melihat Mala yang seperti kelelahan setelah melahirkan Naura dan Bara. Rakha tersenyum dan mencium pipi sang istri kemudian mengusap punggung tangan Mala. Saat Mala tengah tertidur, Rakha memutuskan untuk keluar ruangan dan menemui sang mama yang masih di luar. Rakha mengajak sang mama ke ruangan Naura dan Bara untuk di adzani oleh Rakha.
"Allahuakbar allah.... "
Selesai mengadzani, Rakha mencium satu per satu anak mereka. Benar saja, Naura lebih mirip ke Rakha dan Bara lebih mirip ke Mala. Keduanya sama-sama cantik dan tampan. Selisih lima menit, Naura lebih dulu keluar daripada Bara alhasil jadi Naura lah yang menjadi kakaknya.
Ada yang tau nggak siapa nama mamanya Rakha? Author lupa😭😭
Komen dibawah ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Basmalah Nigista 2
Fiksi Penggemar𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 '𝘉𝘢𝘴𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘕𝘪𝘨𝘪𝘴𝘵𝘢'. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘺𝘢. 𝘉𝘢𝘴𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘕𝘪𝘨𝘪𝘴𝘵𝘢, 𝘤𝘦𝘸𝘦𝘬 𝘵𝘰𝘮𝘣𝘰𝘺 𝘴𝘦...