25

2K 132 17
                                    

💘💘💘

"MALA! MAAFIN AKU, LA"

Tik.. Tik..

Suara hujan semakin deras hingga menimbulkan angin kencang. Beberapa ranting pohon mengenai jendela kamar tamu yang di tempati Mala karena kamar itu berdekatan dengan pohon. Mala berjalan mendekati jendela lalu melihat kebawah dan ternyata Rakha masih ada disana, dengan badan yang basah akibat guyuran air hujan.

Dyer.. Dyer...

"Nekat banget sih" Gerutu Mala.

"MALA PLEASE KELUAR LA, AKU MAU MINTA MAAF" Teriak Rakha dari bawah.

Mala berdiri di dekat jendela saat Rakha berteriak memanggil namanya, Violita sudah dulu pergi dari kamar Mala. Mala bimbang, disatu sisi Mala masih marah dan kesal dengan Rakha disisi lain Mala juga kasihan karena di luar hujan lebat dan juga angin. Bara menangis dan Mala harus menggendongnya. Tak lama kemudian, Mala memberanikan diri untuk turun ke bawah menemui Rakha.

"Mau kemana kamu?" Tanya Bryan di dekat sofa.

"Ma-mau nyamperin Rakha, bang" Jawab Mala.

"Nggak! Udah kamu masuk! Ini lagi ujan, nanti kamu sakit" Pinta Bryan.

"Bang, kasian Rakha di luar" Jawab Mala.

"Kamu ini keras kepala banget ya, la. Tadi kamu minta kesini karena lagi berantem sama Rakha, terus Rakha nyamperin kamu langsung luluh. Kamu nggak inget dia nyakitin kamu?"

Mala berpikir sejenak.

"Aku suruh dia pulang bang, tapi aku masih di sini. Kasian dia, nanti sakit" Jawab Mala.

"Terserah kamu, lah la. Tapi, awas kalau kamu balik sama dia" Ucap Bryan.

"Iya, bang" Jawab Mala.

Mala keluar dari rumah dan melihat Rakha berdiri di depan teras rumah Bryan, Mala berjalan mendekati Rakha yang terlihat kedinginan dengan bibir pucat membiru. Rakha meraih tangan Mala.

"La, akhirnya kamu mau nemuin aku juga"

"Nggak, aku kesini cuman mau bilang ke kamu buat pulang. Kamu ngapain disini? Aku nggak mau pulang ke rumah sebelum kamu urus selingkuhan kamu" Ucap Mala sambil membawa payung di tangannya.

"La, iya aku bakal selesain tapi satu-satu. Aku minta kamu pulang dulu ke rumah ya, sayang" Jawab Rakha.

"Nggak! Sebelum kamu kasih bukti kalau itu bukan anak kamu"

"La, gimana caranya aku kasih tau? Kalau aku nggak ngelakuin apa-apa sama dia, bisa tes DNA kalau anak itu udah lahir la" Jawab Rakha.

"Nggak mau tau, pokoknya dalam tiga hari aku kasih kamu kesempatan" Ucap Mala.

Dyer.. Dyer...

Mala mendongak keatas, melihat gelapnya langit dan derasnya hujan yang semakin lebat ditambah suara petir yang bergerumuh. Tubuh Rakha basah karena diguyur air hujan, hingga membuatnya menggigil kedinginan. Mala sebenarnya sedikit khawatir dengan keadaan Rakha.

"La, please maafin aku" Pinta Rakha.

"Nggak, rak. Yang kamu lakuin ke aku itu udah bikin aku sakit hati banget. Jadi, aku nggak bisa semudah itu buat maafin kamu"

"La, give me--"

Bruk.

"Rakha, bangun rak" Ucap Mala berjongkok saat Rakha terjatuh karena kedinginan. Mala berlari ke dalam rumah lalu memanggil Bryan untuk mengangkat tubuh Rakha yang pingsan. Bryan membawa Rakha ke dalam rumah dan membaringkan nya di sofa. Mala segera mengambil air panas dan juga selimut. Mala mengompres kening Rakha menggunakan kain dan air hangat.

"Rak, bangun.. " Ucap Mala menepuk-nepuk pipi Rakha.

"Udah lah dek, kamu kelewat baik sama dia. Biarin aja, emang nyusahin aja jadi orang. Biarin dia mati"

"Abang!" Teriak Mala.

"Bry, udah dong. Kamu masuk aja ke dalam tidur lagi, biar Mala yang jagain Rakha" Ucap Violita mengusap punggung Bryan.

"Tapi, Mala kelewat baik sama Rakha vi. Gue nggak terima lah adik gue di selingkuhin" Ucap Bryan.

"Bry, udah" Ucap Violita berusaha menenangkan Bryan.

Bryan lalu menuruti keinginan sang istri tak lama kemudian, Bryan masuk ke dalam juga diikuti Violita yang mengekor di belakangnya menuju ke kamar. Mala masih berada disana, menunggu Rakha agar siuman.

"Laa... " Lirih Rakha sambil kedua matanya masih tertutup.

"Rak, aku disini" Ucap Mala mengusap tangan Rakha.

"Maafin aku" Ucap Rakha.

"Kamu mau ganti baju?" Tanya Mala.

Rakha menggeleng, bibirnya gemetar hemat. Rakha menarik selimutnya keatas mencoba menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala, Rakha mengambil tangan Mala lalu menciun punggung tangannya. Kedua mata Mala membola melihat Rakha melakukan hal tersebut.

"La, maafin aku. Aku bakal jauhin Selena"

Mala menarik tangannya, lalu Rakha menarik dagu Mala membuat tatapan mereka bertemu.

"Aku nggak bisa jauh dari kamu la, aku kesepian nggak ada kamu. Aku cinta sama kamu la, aku nggak mau liat kamu sama orang lain la. Aku sayang sama kamu, aku mohon maafin aku. Kalau pun kamu nggak maafin aku, aku bakal pastiin itu bukan anak aku. Aku janji sama kamu buat buktiin ini semua tapi kasih aku waktu" Ucap Rakha.

"Waktu? Sampai sembilan bulan buat liat itu anak kamu apa bukan?" Tanya Mala.

"La, aku janji secepatnya" Jawab Rakha.

"Tapi aku mau satu permintaan"

"Apa? Apapun itu akan aku lakuin la" Jawab Rakha.

"Jauhin Selena, aku nggak mau ngeliat lagi kamu sama dia. Aku bakal nemuin dia" Ucap Mala.

"La?"

"Kenapa, kamu takut?"

"Enggak" Jawab Rakha.

"Terus kenapa respon kamu gitu pas aku mau nemuin dia?" Tanya Mala.

"Enggak, yaudah kalau itu mau kamu" Jawab Rakha.

"Aku udah baik ke kamu buat nggak masukin kalian berdua ke penjara atas dugaan perselingkuhan, aku masih kasih selingkuhan kamu itu waktu buat buktiin ke aku kalau itu bukan anak dia dan bukti lainnya ke aku" Jawab Mala.

"Terserah kamu, aku dukung kamu. Bara mana?" Tanya Rakha.

"Ada diatas"

"Aku mau ketemu dia" Jawab Rakha beranjak dari tidurnya.

"Kamu ganti baju dulu" Ucap Mala.

Drtt... Drtt..

Mala dan Rakha menatap ponsel milik Rakha yang bergetar di atas meja.

"Angkat aja, siapa tahu penting" Ucap Mala menuang kopi di cangkir.

"Nggak, nggak penting"

Ponsel milik Rakha terus berdering hingga membuat Rakha frustasi hingga akhirnya mengangkatnya.

"Kenapa lo? Nggak! Itu bukan anak gue dan berhenti teror gue! Lo bisa bikin gue gila" Ucap Rakha di seberang telefon lalu seketika dia menutup telfonnya. Mala yakin jika telfon itu dari Selena, sakit memang. Mustahil jika Mala tidak merasakan sakit hati hingga tak terasa air matanya berlinang. Mala mencoba untuk segera menyelesaikan membuat kopi untuk Rakha saat Rakha mulai naik ke atas untuk melihat Bara.

Akankah Mala menurunkan egonya demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau dia malah mengajukan gugatan cerai pada Rakha sudah membuatnya sakit hati karena telah menghamili Selena? Namun, Mala masih belum ada bukti kuat untuk itu. Bisa saja Selena menggunakan foto palsu agar membuat rumah tangga Rakha dan dirinya bertengkar?

Basmalah Nigista 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang