24

1.8K 128 32
                                    

💘💘💘

"La, wait"

Satu tarikan tangan berhasil mendarat di pergelangan tangan Mala. Mala berhenti melangkah dengan tangan kanannya menggendong Bara. Rakha mendekat satu langkah.

"Apa lagi?" Tanya Mala dengan nada sedikit tinggi.

"Kasih aku waktu buat jelasin ini semua ke kamu, aku bakal pastiin kalo itu bukan anak aku. Dan, aku nggak bakal nikahin dia. Aku cintanya cuman sama kamu la, believe me" Ucap Rakha.

"Kamu bisa bilang gitu, setelah kamu selesaiin masalah kamu sama selingkuhan kamu itu. Aku bakal kasih waktu kamu tiga hari buat buktiin apakah itu anak kamu atau bukan, dan soal Selena mau gugurin kandungannya itu bukan urusan aku, kalo kamu mau sama dia silahkan" Ucap Mala.

"Nggak, la. Aku bakal jamin itu bukan anak aku" Jawab Rakha.

"Oke, kalo itu benar"

"Aku bakal pastiin, aku sama dia nggak pernah ngelakuin apa-apa la. Aku bisa jamin, aku--"

"Aku nggak perlu alesan kamu kenapa selingkuh, yang jelas kamu nggak pernah bersyukur punya aku. Padahal kamu yang selalu nggak ada waktu buat keluarga, kamu juga yang milih buat jadi pilot kan dari awal? Dan sekarang apa? Kamu ketahuan selingkuh? Disgusting"

Mala pergi meninggalkan Rakha yang masih tampak frustasi. Mala berjalan menuruni anak tangga sambil menggendong Bara di tangannya, Bara menangis entah apa penyebabnya apakah dia mendengar pertengkaran orang tuanya saat itu? Entahlah.

Mala masuk ke dalam mobil audinya dan menyalakan mobil pada kecepatan diatas rata-rata, membutuhkan waktu setengah jam untuk Mala sampai di rumah Bryan dan Violita.

Ting! Tong!

Mala memencet bel rumah Bryan, saat ini sudah pukul sepuluh malam apa mungkin mereka sudah tidur? Mala masih berusaha untuk beberapa kali memencet bel rumah, hingga akhirnya Violita yang membukakan pintu untuk Mala.

"Mala?"

"Kak, boleh masuk?" Tanya Mala.

"Boleh, ayok. Kenapa malem-malem kesini? Rakha mana? Nggak ikut?" Tanya Violita.

"Panjang kak, nanti aja ceritanya" Jawab Mala.

Mala pun di bawa masuk ke dalam rumah, lalu meletakkan kopernya di ruang tamu saat Violita pergi memanggil Bryan yang sudah tertidur.

"La? Kenapa?" Tanya Bryan mengucek kedua matanya.

"Bang, Rakha jahat" Jawab Mala memeluk Bryan.

Violita menatap Mala datar dan menatap Bryan secara bergantian, Bryan pun heran apa yang di lakukan Rakha padanya hingga membuat Mala menangis seperti ini. Bryan melepas pelukan Mala dan memegang kedua bahunya.

"Dek, kenapa? Berantem?"

Mala mengangguk kecil, Bryan memeluk kembali Mala kedalam pelukannya dan mengusap rambut panjang Mala.

"Kok bisa?"

"Rakha selingkuh bang" Jawab Mala sambil menggigit bibir bawahnya menahan tangisannya.

"Selingkuh? Sialan!" Umpat Bryan.

"Bry, tenang dulu" Ucap Violita berusaha menenangkan Bryan yang tersulut emosi.

"Aku nggak bisa tinggal diem, adik aku di sakitin sama dia! Kakak kan udah bilang dari awal kalo kakak nggak setuju kamu nikah sama Rakha ini kan akibatnya, terus juga dia jadi CEO gantiin kamu. Dia jadi seenaknya" Ucap Bryan.

"Bry, udah. La, mending lo ke kamar tamu aja udah malem, bentar lagi juga mau ujan" Ucap Violita.

"Makasih, kak"

"Sama-sama, nanti gue nyusul. Gue temenin lo" Ucap Violita.

Mala berjalan menaiki anak tangga lalu meletakkan kopernya di samping kasur dan menaruh Bara diatas tempat tidur putih. Mala melihat keluar jendela, cuaca semakin buruk dan mungkin sebentar lagi hujan. Tak lama kemudian, Violita datang ke kamar Mala yang tengah berdiri di dekat jendela sambil melamun.

"La?"

"Iya, kak. Kenapa? Kok kesini?" Tanya Mala.

"Aku bawain kamu snack, gimana ceritanya kalian bisa berantem sampe pisah rumah gini? Rakha selingkuh sama siapa? Coba cerita, mungkin aku bisa bantu" Ucap Violita.

"Rakha selingkuh sama pramaugarinya pas Rakha jadi pilot dulu, terus--"

"Terus?"

"Terus selingkuhannya hamil anak Rakha" Jawab Mala meneteskan air mata.

"Kamu serius? Sampe segitunya? Rakha kelewatan banget sih kalo sampe gitu, kamu tau dari mana la?" Tanya Violita.

"Selingkuhannya chat aku, terus kasih foto test pack dan positif. Aku tanya Rakha dia mau jelasin semuanya tapi aku udah terlanjur sakit hati kak, aku mau dia dapet hal yang setimpal atas apa yang dia lakuin ke aku" Ucap Mala.

"Kamu yang sabar, nanti biar abang kamu yang urus. Tapi, kalian nggak sampe ada yang ngomong pisah kan?"

"Aku" Jawab Mala.

"La? Pisah nggak semudah itu, apalagi kamu punya Bara. Gimana nasib Bara kedepannya kalo dia tahu dia anak broken home? Apa kamu nggak kasian sama Bara?" Tanya Violita.

"Tapi, aku udah sakit hati banget kak. Selingkuhannya juga bilang mau gugurin kandungannya kalo sampe Rakha nggak tanggung jawab"

"Coba sekarang gini deh, Rakha pilih siapa kamu apa selingkuhannya?" Tanya Violita.

"Aku"

"Tuh, udah jelas kan? Biarin aja kalo selingkuhan nya itu gugurin kandungannya, kan yang salah dia juga udah tau Rakha punya istri kenapa masih mau? Lagian la, nggak mungkin cowok tuh nggak selingkh di belakang kita. Nggak mungkin suami kita pilih selingkuhan nya, itu nggak pernah terjadi setau aku. Dia bakal balik ke istrinya, karena ya selingkuh itu cuman buat iseng aja menurut aku. Karena secara Rakha sibuk sama kerjaannya, dia jarang ketemu kamu. Kamu juga jauh dari dia, jadi wajar dia selingkuh" Ucap Violita.

"Kakak wajarin hal yang kayak gitu? Aku nggak ngerti sama jalan pikiran kakak" Jawab Mala.

"Gini la, kamu pikir bang Bryan nggak pernah selingkuh dari kakak?"

"Bang Bryan selingkuh?"

"Kamu inget aku kuliah dulu juga selingkuhin Bryan tapi akhirnya tetep aku pilih Bryan? Karena menurut aku, selingkuh cuman selingan. Bosen sama pasangan kita, tapi kalo sampe hamil itu udah keterlaluan. Sekarang semua di tangan kamu, kakak cuman mau bilang sayang aja kalo kamu sampe pisah sama Rakha. Kasian Bara, la. Coba kamu pikir mateng-mateng dulu dan kita coba liat Rakha susulin kamu nggak kesini, atau malah nginep di rumah selingkuhannya. Udah kamu buruan tidur, udah malem" Ucap Violita mengusap rambut Mala.

"Makasih kak, iya nanti coba aku liat besok dia nyusulin aku apa nggak"

"Iya. Kakak balik ke kamar dulu" Ucap Violita.

"LA! MALA! SAYANG!"

Mala dan Violita saling menatap satu sama lain, mereka mendengar suara samar-samar dari luar karena hujan yang cukup deras juga suara petir membuat suara yang memanggil Mala menjadi samar-samar sampai terdengar sangat lirih. Mala berjalan ke dekat jendela dan melihat ke bawah.

"See? Dia sampe datang kesini kan?" Tanya Violita.

"Tapi, aku nggak semudah itu buat maafin dia kak" Jawab Mala.

Basmalah Nigista 2Where stories live. Discover now