Rusuh

283 22 5
                                    

PRANGG...

Yenara yang sedang makan seketika berlari ke arah kamar Luiva yang terdengar suara benda jatuh.

" Luiva "

Yenara membantu Luiva yang terjatuh dari tempat tidurnya dengan pecahan gelas di sekitarnya yang membuat jari jarinya sedikit terluka.

" Lo kenapa "

" Gue mau minum tapi tadi gelasnya malah jatuh, maaf " Luiva menunduk tanda jika dia merasa bersalah, senakal nakalnya Luiva dia cukup segan dengan teman temannya yang umurnya lebih tua darinya. Yenara menghela nafasnya pelan.

" Kan ada gw, Lo tinggal panggil gw lewat bel ini pasti gw denger dan langsung kesini "

" Gue nggak mau ganggu makan siang Lo, dari pagi Lo udah ngurusin gue dan Lo belum sempet makan jadi gue nggak mau makan Lo nggak fokus karena gue yang banyak mau "

" Lo tau kan, gue itu tugasnya jagain Lo jadi apapun yang Lo mau dan gue bisa bantu, pasti gue bakal bantuin dan nggak akan biarin Lo kesusahan kaya gini, liat tangan Lo jadi luka begini "

Yenara membawa sebuah kotak yang berisi peralatan untuk mengobati luka luka, atau bisa di sebut P3k dengan telaten Yenara mengobati luka itu dan sesekali meniupnya untuk mengurangi rasa sakitnya.

Tanpa sadar Luiva meneteskan air matanya, walaupun tak ada suara tapi Yenara menyadari jika Luiva sedang menangis karena tangan nya yang basah terkena air mata Luiva yang menetes tanpa permisi.

" Kenapa ? Sakit ? " Tanya Yenara dengan wajah khawatirnya.

Luiva menggeleng lalu dengan cepat memeluk Yenara yang masih bingung dengan sikap Luiva.

" Kenapa Luiva ? "

" Makasih "

" Untuk ? "

" Semuanya ? "

" Gue nggak paham "

" Makasih Lo mau jagain gue dan ngerawat gue "

" Lo sama yang lainnya itu udah gue anggap keluarga gue sendiri jadi selagi gue masih disini gue nggak akan biarin kalian kesusahan "

Luiva semakin mempererat pelukannya, mereka terlalu larut dalam kehangatan pelukan itu tak sadar jika keempat temannya ada di depan pintu kamar Luiva.

" Pelukan nggak ngajak ngajak " Ziva berlari dan langsung saja menubruk keduanya yang masih berpelukan erat di ikuti ketiga temannya yang lain.

Rumah ini begitu hangat di banding dengan rumah yang seharusnya mereka tempati.

2 hari telah berlalu dan Luiva sudah sehat kembali dan memulai aktifitasnya, dan sekarang ini sekolah sedang ada turnamen basket, semua siswa berkumpul di lapangan basket terutama para perempuan yang sangat antusias untuk melihatnya, kecuali para gadis pembuat onar yang tak minat menonton apalagi ada musuh bebuyutan nya yaitu para pangeran es yang menyebalkan bagi mereka.

" Lo kenapa di sini Kei ? Lo kan anggota OSIS harusnya ikut di lapangan " tanya Ziva yang sedang tiduran santai di paha Pinka.

" Males " jawab Keina.

" Gabut banget deh gue, ada mangsa nggak ? " Luiva melirik teman temannya meminta jawaban.

" Lo baru sembuh jangan macem macem " timpal Cia.

" Gue udah sehat, gue gabut banget "

" Rio anak kelas 11 IPS 3 "

" Masalah nya ? "

" Main tangan sama cewenya, selingkuh sana sini, dan hampir jual cewenya sendiri ke om om pedo " jawab Pinka.

Luiva bangun dari duduknya dan akan segera menuju kelas yang ada siswa bernama Rio itu.

Troublemaker girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang