Kembalinya Para Pembuat Masalah

177 15 0
                                    

" Capek banget anjir " Luiva merebahkan dirinya di sofa ruang tamu, hari ini ia sangat lelah karena mengurus kelima sahabatnya yang sedang sakit, setelah Pinka yang pulang dengan tertatih, hari berikutnya ketiga sahabatnya yang lain datang dengan bersamaan, kondisi mereka tidaklah baik, mereka sama sama terluka di bagian tubuhnya, karena hal itu dia harus menggabungkan kelima sahabatnya untuk tidur di satu ruangan, hal ini ia lakukan agar mempermudahkan dirinya untuk menjaga mereka, sekolah ? Dia meliburkan diri dengan alasan merawat kelima sahabatnya yang sedang sakit.

" Gue Udah kaya suster anjir, ngerawat lima pasien sekaligus, capeknya lagi kelimanya pada nggak tau diri anying, capek banget gilaaa "

" LUIII " Teriakan Keina membuat Luiva menutup telinganya rapat rapat.

" LUII " Teriakan itu kembali terdengar membuat Luiva kesal, sahabat kurangajar, mereka memanfaatkan sakit mereka untuk mengerjai dirinya.

" SABAR BANGSAT " Balas Luiva yang membuat kelima sahabatnya tertawa puas, akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk mengerjai Luiva si tukang iseng.

" Apa?! " Tanya Luiva ngegas.

" Santai dong gue lagi sakit nih " balas Keina yang justru membuat Luiva semakin kesal.

" Jadi Lo mau apa Keina ? Biar gue ambilin " ucap Luiva dengan senyum paksanya.

" Kaki gue pegel, pijitin dong " ucap Keina santai, Luiva sendiri hanya diam dengan hati yang sedang mengucapkan umpatan untuk sahabatnya.

" Perasaan Lo cuma tiduran, nggak ada jalan sama sekali kenapa bisa pegel ? " tanya Luiva dengan wajah kesalnya.

" Ya justru karena gue tiduran terus makannya jadi pada pegel, cepet pijitin sakit banget ini Lui " dengan perasaan kesal Luiva melakukan permintaan Keina.

" Akh pelan pelan anjir " karena terlalu kesal Luiva dengan sengaja memijatnya dengan sangat keras, membuat Keina berteriak kesakitan.

" Mampus " ucap Luiva yang masih sangat kesal, tapi ia juga puas karena membalas Keina dengan pijitan kasarnya.

" Abis Keina gue ya Lui, sakit banget kaki gue jalan dari rumah ke sini " Luiva melototkan matanya tajam menatap Ziva yang menyuruhnya dengan wajah songongnya, jika mereka tidak sakit sudah ia Pastikan jika kelimanya akan ia geplak satu satu.

" Udah kaya pembantu anying " gumam Luiva pelan, tapi masih bisa di dengar oleh para sahabatnya, sedangkan mereka hanya tertawa cekikikan melihat Luiva yang sangat kesal.

Sekarang giliran Yenara yang di pijit, setelah Luiva memijit Ziva temannya yang lainpun ingin merasakan pijatan Luiva, dengan sabar Luiva memijit mereka walaupun perasaannya sangatlah kesal.

Setelah 1 jam ia memijit sahabatnya tiba tiba rasa pusing menyerang dirinya, dan itu membuat satu ide licik terlintas di kepalanya, smirk nya terlihat sangat tipis hingga tak terlihat oleh teman temannya, sebenarnya kepalanya tidak terlalu pusing hanya saja ia akan memanfaatkan rasa pusing ini untuk membalas kelima sahabat lucknut nya, dalam hatinya ia tertawa jahat.

" Lui tolong ambilin minum dong di dapur gue haus " pinta Cia yang lagi lagi di lakukan oleh Luiva, tanpa sepatah katapun Luiva beranjak ke dapur untuk mengambil minum, sedangkan Cia hanya tersenyum senang karena bisa menjahili sahabatnya.

" Luiva keliatan pucat nggak sih ? " Tanya Ziva yang sedari tadi memperhatikan Luiva.

" Nggak juga mungkin lipstik nya yang nude makannya keliatan pucat " jawab Pinka yang sekarang sedang bermain ponsel dengan santai.

Prang

Kelimanya tersentak mendengar suara pecahan gelas yang di bawa oleh Luiva, lebih terkejutnya lagi melihat Luiva yang sekarang sudah terkulai lemas dilantai, lebih tepatnya sekarang ini Luiva pingsan.

Troublemaker girls Where stories live. Discover now