Penjelasan

188 14 0
                                    

Semua yang ada di ruang tamu mengalihkan atensinya ketika mendengar suara pintu terbuka, ketika terbuka nampaklah Luiva dan Rey yang bergandengan tangan memasuki rumah.

" Lui " Ziva mendekat dan akan menjangkau tangan Luiva tapi sang empu justru menghindar dan memilih berdiri di belakang tubuh Rey, hal itu membuat Ziva merasa semakin bersalah.

" Duduk Ziv, kita akan membicarakan masalah tadi " titah Rey yang langsung di turuti oleh Ziva.

" Lui " panggil Rey yang meyakinkan Lui agar mau membahas masalah tadi.

" Lui maafin gue " ucap Ziva penuh penyesalan.

" Gue juga minta maaf Lui " kali ini Pinka yang bersuara.

Luiva menghela nafasnya pelas, dirinya mendekat ke arah Ziva.

Grep...

Tubuh basah Luiva memeluk erat Ziva, sedikit terkejut akan perlakuan Luiva membuat Ziva hanya diam tak melakukan apa apa.

" Maaf " bisik Luiva di telinga Ziva yang membuat ia tersadar dari lamunannya.

" Lo nggak salah, gue yang salah karena berbicara seenaknya, maafin gue Lui " Isak tangis Ziva terdengar jelas di telinga Luiva, membuat dirinya semakin mempererat pelukannya kepada sahabatnya ini.

Setelah puas berpelukan Luiva melepaskan pelukan itu dan mulai menatap sahabatnya yang lain.

" Gue anggap masalah ini selesai, gue nggak mau ada keributan lagi kaya tadi " ujar Luiva lalu membuka lebar kedua tangannya, mengisyaratkan sahabatnya agar masuk ke dalam pelukannya, tanpa menunggu lama mereka saling memeluk menciptakan perasaan hangat di hati mereka, pada dasarnya mereka ini sudah seperti keluarga, mau seberat apapun masalahnya pasti akan ada jalan keluar yang membuat mereka kembali bersama.

" Belum selesai " ucapan Keina baru saja membuat pelukan mereka terlepas, menatap Keina bingung.

" Kita belum tau apa maksud mereka nyamar di sekolah kita " Matanya menatap keenam lelaki yang kini sedang duduk santai di bangkunya.

" Ekhemm " deheman Keenan membuat mereka menatap lelaki itu.

" Kita nyamar bukan untuk niat yang jahat, kita nyamar karena mau jagain kalian " Ucap Keenan yang menjawab pertanyaan Keina.

" Kita semua bisa bela diri, kita juga udah terlatih, kita bisa jaga diri kita masing masing " Ujar Cia yang membuat keenam lelaki itu tersenyum tipis.

" Kita tau kalian jago bela diri, kita hanya menjalankan tugas dari tetua kita " balas Ravi.

" Papah gue masih hidup, belum tua juga " ujar Cia sinis.

" Kita tau, tapi mereka sudah lepas dari organisasi ini dan kami sebagai penerusnya hanya mengikuti perintah mereka untuk menjaga kalian "

" Papah itu luka pertama buat gue, jadi buat apa papah minta kalian buat jagain gue " ucapan Pinka di setujui oleh keempat gadis itu, sedangkan Luiva hanya diam.

" Mereka melakukan itu untuk melatih kalian agar menjadi perempuan yang kuat dan tidak lemah, membuat kalian berani dan tidak takut dengan bahaya, hanya saja cara mereka melatih kalian salah, mereka justru membuat luka pertama untuk anak perempuan mereka, tapi kalian harus percaya jika mereka sangat menyayangi kalian " ucapan Edfar sangat sulit mereka terima, setelah bertahun tahun mereka harus merasakan sakit dan penyiksaan yang papah mereka berikan.

" Kalian nggak perlu bela papah kita, jangan karena mereka ketua kalian dulu dan mereka yang menyelamatkan hidup kalian, lalu kalian bisa membela seseorang yang jelas jelas salah " timpal Yenara.

Troublemaker girls Where stories live. Discover now