Chapter 22

768 35 14
                                    

Aku akan pakai bahasa indonesia saja ya. :)

Kemampuan Fang sebenarnya prophert art, dari segi kemampuan, kekuatan itu mampu untuk melihat masa depan dalam jangka beberapa waktu saja.

Namun, jika kekuatan itu digunakan dalam kondisi maksimal, tidak lain hak itu akan membuat Fang mampu melihat masa depan sampai beberapa tahun ke depan.

Tapi ada efek samping yang akan dia dapatkan jika Fang tahu kalau kekuatannya mampu melampaui semua makhluk di galaksi ini.

'Bagaimana? Bagaimana dia bisa tahu kalau aku punya kekuatan lain? 

Padahal selama ini aku sudah berusaha untuk menyembunyikannya! Sampai abang Kaizo saja tidak sadar aku punya kekuatan lain, kenapa Borara bisa tahu? 

Tepatnya sejak kapan Borara tahu aku punya kekuatan lain?' 

Berbagai pertanyaan terus terlintas di dalam kepala kecilnya. Namun, di dalam situasinya saat ini, dia sama sekali tidak memiliki jawaban.

"Fang … aku yakin sekarang kau sedang merasa gelisah. Denga, abang kau si Kaizo tuh, aku mengakui kalau dia memang kuat. Tapi …." 

Menatap wajah Fang yang sudah merasa cemas sampai wajahnya sudah berubah menjadi pucat pasi, sudut bibir Borara akhirnya kembali terangkat.

"Dengan adanya dirimu, maka aku tidak akan terkalahkan, bahkan jika yang aku hadapi adalah si Kaizo yang sering kalian banggakan itu," ancam Borara.

Dia senang, melihat wajah dari anak yang kedua orang tuanya sempat berhasil Borara bunuh, kembali memasang wajah ketakutan lagi.

"A-apa yang mau kau lakukan kepadaku?" 

Untuk bertanya saja, lidah Fang merasa kelu. Dia sebenarnya tidak ingin mendengar jawabannya, namun hatinya terus meronta ingin mengetahui alasan kenapa Borara sampai ingin berbuat sejauh ini.

"Apa lagi? Memanfaatkan pengguna kekuatan prophet art adalah tujuanku, dengan begini siapapun bahkan tidak akan mampu jntuk mengalahkanku! Hahahaha …." Tawa Borara langsung menggelegar di dalam salah satu kabin oesawat luar angkasa miliknya.

Tawa itu secara tidak langsung mengingatkannya ketika Borara menertawai nasib keluarganya---kedua orang tua Fang dibunuh tepat di depan matanya sendiri oleh si alien kejam ini.

Ya …. Samar-samar ingatan milikmya yang sengaja di tekan oleh Kaizo untuk menyembunyikan insiden nahas itu dari kenangannya Fang, perlahan mulai muncul.

"Hahaha …. Pada akhirnya, kau hiduo di dunia ini itu untuk aku jadikan sebagai alatku! Alat untuk menghancurkan alam semesta ini! Siapapun yang menantang aku, saat itulah mereka akan aku perlihatkan siapa yang lemah dan siapa yang kuat!"  ucap Borara dengan tawa menggelegar.

Dia sangat bahagia ketika biaa membayangkan kalau semua makhluk di galaksi ini akan tunduk kepadanya.

"Q! Lakukan pekerjaanmh sekarang!" perintah Borara kepada Q.

"Ok~" anak laki-laki inibpun mengiyakan perintah yang dia dapat.

Begitu Borara sudah pergi ke luar darj ruangan tersebut, Fang semakinntakut ketika senyuman lebar itu terukir dibibjr Q serta boneka terkutuk yang selalu dibawanya.

"Hahaha …. Fang, oh Fang~ nasibmu akan berakhir disini saja. Karena sebentar lagi kau tidak akan sadar untuk ke depannya," kata Q sambil menepuk-nepuk dahi Fang afar anak remaja itu sadar kalau apa yang sedang terjadi sekarang bukanlah mimpi, melainkan kenyataan!

"Tidak! Aku … aku tidak mau! Lepaskan aku! Ak—"

Sampai saura teriakan yang hendak Fang buat, tiba-tiba langsung lenyap ketika ada aliran listrik menyelimuti tubub Fang, yang mengakibatkan Fang langsung tidak sadarkan diri.

_______

"Hah! A-aoa yang barusan terjadi?" gumam Kaizo. Barubjuga terlelap tidur belum sampai 30 menit, tapi dia tiba-tiba langsung terbangun dengan perasaan yang tidak enak.

"Kapten? Kenapa kapten bangun? Baru juga setengah jam. Itu belum cukup untuk memulihkan rasa lelah kapten," ujar Lahap. Dia awalnya hendak menutup pintu kamar milik kaptennya yang terbuka, namun sayangnya dia malah ketahuan seperti hendak menyelinap masuk, maka dari itu dia mencoba membuat alasan logis terlebih dahulu. 

"Apa kau pikir jika aku mimpi buruk, aku tidak langsung bangun?" tekan Kaizo, dia sedikit tersinggung dengan perkataan daei Lahap. Oleh karena itu, yang keluar dari mulutnya pun pada akhirnya diperuntukan untuk menyalahkan Lahap lagi dan lagi.

"Err … maaf,"

Menyadari kalau lahap sedang memegang daun pintu, Kaizo pun bertanya, "Kenapa kau ada di kamarku? Apa kau mau menyelinap masuk ke sini selagi aku tidur?"

"Makanan, mungkin saja kapten habis bangun langsung lapar, jadi aku bawakan biskuit,"

Gara-gara melakukan penjelajahan semua tempat di segala penjuru galaksi, sejujurnya Kaizo selain jadi sulit tidur, pola makannya pun terganggu juga.

"Ya sudah, bawa ke sini. Aku akan memakannya, jadi bawakan makanan yang lainnya," perintah Kaizo.

Pada akhirnya Lahap jadinya menyerahkan camilan miliknya yang dia bawa di tangan kirinya, dan terpaksa memberikannya kepada majikannya itu.

"Oh ya, setelah ini kita pergi ke tempat persinggahan di Planet Alquos,"

"Mem—"

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Jadi jangan banyak tanya dulu, pergi sana," sela Kaizo di detik itu juga, membuat Lahap kehilangan semua kata-katanya.

'Planet Alquos, padahal di sana tidak ada apapun, kenapa kapten meminta singgah ke sana?' baru juga memikirkan pertanyaan yang jawabannya disimpan sendiri oleh kaptennya, namun kaptennya itu tiba-tiba mendengus ke arahnya. "Apa kapten perlu sesuatu?"

"Apa kau punya teman yang setidaknya lebih berguna darimu?" 

"Apa kau kurang berguna untuk Kapten?" timpal Lahap.

"Aku butuh seseorang lagi … sudahlah, aku ingin sendirian dulu," tukas Kaizo, dan tanpa banyak bicara lagi, Kaizo pun menenggelamkan semua waktunya di dalam kamar sendirian.

---------

Perhatian"

😂 kalian suka novel macam apa?

Genre apa, dan alur singkat cerita yg kaya apa 🌝kasih jawaban sekalian di kolom komentar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fang adik Ku TersayangWhere stories live. Discover now