Part 14

464 50 5
                                    


Happy Reading :)


"Akhirnya sudah selesai juga" ucap Rosé melepaskan ciumannya.

Jennie tersenyum sambil mengusap pipi Rosé. Ia juga bahagia karena film action ini baru selesai juga. Karena strategi Rosé kemarin-kemarin selalu gagal— ternyata ada pengkhianat.

Masih dalam keadaan bahagia tapi ada pengganggu. Siapa lagi jika bukan Seulgi? Dia berteriak dengan sangat keras, hingga membuat senyuman Rosé dan Jennie luntur seketika. Rosé dan Jennie pun kompak menoleh kearah Seulgi dan...

"Irene noona?!" Kaget Rosé melihat Irene yang tidak sadarkan diri di gendongan Seulgi.

"Makanya jangan pacaran dulu!" Kesal Seulgi yang membawa Irene ke mobil.

"Bawa pulang ke rumah" tegas Rosé yang membuat mereka yang ada di sana heran melihat Rosé.

"Irene harus di bawa ke rumah sakit Chaeng!" Marah Seulgi— Rosé menggeleng.

"Biar di tangani di rumah saja" datar Rosé yang menarik Jennie untuk masuk ke mobil.

Seulgi dan D.O yang satu mobil itupun menuruti keinginan Rosé. Daripada masalah semakin bertambah, lebih baik menuruti keinginan Rosé saja.

Lisa melirik Jisoo yang hanya diam. Dengan penuh keberanian, Lisa menarik tangan Jisoo— Jisoo menghempaskan tangan itu. Lisa mengerucutkan bibirnya sambil jalan di belakang Jisoo.

"Jangan pegang-pegang! Kamu bukan siapa saya!" Marah Jisoo yang masuk ke mobil Lisa.

Lisa hanya menghela nafas, bisa-bisanya tangannya ini di hempaskan tapi mobilnya menjadi pilihan. Sedikit heran, tapi Jisoo wanita! Ya semuanya serba terserah dialah. Kan wanita begitu, di kasih hati mintanya jantung, jantung di kasih mintanya lain lagi. Pokoknya sama wanita itu tidak pernah ada yang benar! Paham!

"CEPAAAAT!" Teriak Jisoo dari dalam mobil.

Lisa pun berjalan dengan cepat agar telinganya itu tidak pecah karena suara nyaring Jisoo. Dia pikir Jisoo itu lemah lembut nggak kayak Jennie. Tapi nyatanya sama saja, bagaimana tidak kalau mereka itu satu server. Dari marga— KIM.

Akhirnya mobil mereka semua melaju ke rumah Rosé. Rosé yang menyetir itupun masih sempat mengangkat handphonenya yang di telpon oleh kepala kepolisian. Di jawab seadanya karena memang ini bukan jawaban matematika. Pertanyaannya pendek cara kerjanya bisa habisin satu halaman.

Setelah selesai berbicara dengan kepala kepolisian, Rosé melirik Jennie yang juga melihatnya— mereka berdua sama-sama melempar senyum. Rosé pun kembali mengotak-atik handphonenya untuk menelepon dokter pribadi keluarga Park. Setelah tersambung, Rosé langsung saja menyampaikan tujuannya kenapa menelpon. Rosé itu tipikal orang yang tidak suka basa-basi!

Setelah menempuh perjalanan sekitar 29 menit, kini 3 buah mobil itu sampai dengan selamat di rumah Rosé. Seulgi pun langsung menggendong Irene ala bridal style. Terlihat juga di sana sudah ada dokter Choi yang sudah menunggu.

Badan Irene langsung di turunkan ke kasur setelah sampai di kamarnya. Seulgi menatap Irene dengan khawatir, sementara sang dongsaeng Irene yakni; Rosé— hanya terlihat biasa saja. Dokter pun mulai mengecek kondisi Irene, hingga suara langkah terburu-buru datang menghampiri.

"Biar aku yang tangani ire-" ucapan Jisoo terhenti dikala dia sudah melihat dokter Choi menangani Irene.

Dokter Choi pun berbalik— sebenarnya ia cukup kaget melihat darah di baju mereka masing-masing. Tapi karena itu Rosé, maka dokter Choi sudah tahu jawabannya. Ia tahu Rosé seorang pendendam, karena itu dokter Choi tidak kaget jika Rosé bisa melakukan hal nekad.

STRATEGI MAFIA [CHAELISA X CHAENNIE]Where stories live. Discover now