05. Veron's club.

11.2K 734 117
                                    

Diharapkan untuk bijak dalam membaca. Ada beberapa adegan yang tidak pantas di tiru dan tidak baik dibawa ke pribadi ⚠️

 Ada beberapa adegan yang tidak pantas di tiru dan tidak baik dibawa ke pribadi ⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

05. Veron's club.

Bunyi dentuman musik memekakan telinga mengisi keriuhan malam ini. Tak lupa dengan cahaya lampu kerlap kerlip yang membuat sakit mata. Namun itu tidak mempengaruhi tiga cowok remaja yang tengah santai duduk berkeliling di sofa pendek dengan meja bulat di tengah tengah mereka. Dengan minuman alkohol serta nikotin yang ada di atas meja.

Ersson, Jalan dan Dio. Kalian pasti sudah bisa menebak mereka ada dimana. Ya, nigth club.

Keempat remaja itu clubbing di tempat orangtua dari sepupu Ersson. 'Veron's club.'

"Buset, tuh cewe bohai amat," celetuk Errson mengode Dio untuk menatap seorang perempuan menggunakan dagu nya. "Deketin ga, Di?"

Dio menaikkan sebelah alisnya, menghisap nikotinnya lalu menghembuskannya menatap perempuan dengan dress ketat merah muda yang terlampau terbuka tak jauh dari mereka.

Cowok itu mendengus. Memutar bola matanya. "Ga minat. Tante-tante."

Ersson tertawa pelan. "Iyalah. Lo minatnya ke Lyly kan?" Cowok itu menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Dio.

Dio mengangguk tanpa ragu. "Just her."

Ersson tersenyum miring. "Tapi gue rada kasian sama lo."

Mengangkat sebelah alisnya, Dio menatap fokus pada Ersson. "Kenapa?"

"Lo sering di cuekin, kan? Lo udah berusaha buka topik. Sering ngegombal biar dia salting eh dia cuma bales 'wkwk.'" Kalan tertawa mendengar pernyataan Ersson barusan. Cowok tampan yang semula bermain game di ponselnya, kini meletakkan nya di atas meja lalu mematik sebatang nikotin, ikut mendengarkan pembicaraan Ersson dan Dio.

"Tau dari mana lo?" tanya Dio menyipit tajam.

Ersson menggaruk tengkuknya. "Gue ga sengaja baca semalem. Waktu gue minjem hp lo buat nyalain hotspot." Cowok itu menampilkan cengiran aneh.

Dio melotot. "Lancang lo, anjing," umpatnya.

"Ya kan, ga sengaja," balas Ersson santai.

"Awalnya emang ga sengaja, tapi makin lo baca makin kecanduan," timpal Kalan.

Ersson mendengus. "Terus gue salah?"

Kalan melempar sekotak tissu pada Ersson. "Pake nanya. Itu udah termasuk lo ngelanggar privasi orang."

Mengusap wajahnya, Ersson kembali mendengus. "Iya iya. Gue salah. Sorry, ga lagi deh." Cowok itu meminta maaf pada Dio. Mengulurkan tangannya.

Dio berdecak. Tak urung menerima uluran tangan itu.

He's DargaelWhere stories live. Discover now