He's Dargael

12. Ketulusan Arnold

12. Ketulusan Arnold.

"Pelakunya Dargael."

Cella mematung mendengar nama itu. "Darga—el?" beonya sedikit terbata.

Gevara mengangguk. "Iya. Gue gatau pasti apa masalah mereka, tapi intinya salah satu siswa di sekolah kita liat Dargael gebukin Arnold di gedung kick boxing dekat sekolah. Banyak yang nonton sih, tapi cuma dia penonton dari sekolah kita, dan dia juga yang bawa Arnold ke Rs," jelas Gevara panjang lebar.

Cella memilin jari-jari nya di atas paha. "Lo yakin sama penjelasan lo barusan?" tanya Cella. Ntah kenapa dia merasa tidak Terima Dargael di tuduh begitu.

Kening Lyly mengerut. Saat akan membuka suara, Gevara langsung memotongnya, mengeluarkan balasannya. "Yakin. Satu sekolah udah pada tau juga."

"Lagian, Cell. Gausah terlalu kaget kalau Dargael begitu. Udah biasa kok kejadian begitu kalo ada yang ngusik Dargael. Mau cewek apa cowok, Dargael ga mandang bulu. Tetap di 'kheek—" Ando memperagakan tangannya di lehernya.

Cella meringis. "Masa sih?" gumam cewek itu. Selama ini yang dia dengar hanya berita Dargael yang playboy dan suka memainkan cewek dan membuang begitu saja. Tapi Cella tak pernah berpikir Dargael akan separah ini.

Lyly lagi lagi menyentil dahi Cella. "Cell, lo kenapa sih? Kayak khawatir banget sama Dargael? Ga percaya sama apa yang dj ucapin Gevara dan Ando barusan? Nih ya, biar gue perjelas. Sebelum lo masuk ke sekolah kita Dargael udah sering dapet kasus begini, makanya gue ingetin lo dan kasih tau lo kalo Dargael itu berengsek. Bahkan lebih dari kata berengsek."

Terdiam, Cella menyerap seluruh omelan Lyly barusan. Cella membuang napas pelan. "Yaudah. Maaf."

"Ngapain minta maaf? Aneh lo." Ando menatap julid Cella.

Lyly meraup wajahnya lembut. "Nanti pulang sekolah kita jenguk Arnold mau ga?" ujarnya.

Cella dan Gevara mengangguk setuju. Ando juga ikut mengangguk.