11. Warisan dan ancaman

1.8K 140 21
                                    

“Aa idan ih aku mau nonton barbie gak mau bolaaa!” Milia berusaha merebut remote tv dari Haidan yang masih saja cekikikan karena berhasil mengganggu adiknya.

Sementara Jenggala sedang dirangkul oleh Nolan dan dipaksa agar anak itu meminum air kelapa karena bagus untuk menurunkan demamnya agar tidak naik lagi. Sementara jero dan Radja tengah asik dengan handphonenya masing-masing.

Selepas makan siang tadi semuanya berkumpul diruang tengah. Berawal dari Milia yang ingin menonton barbie sampai akhirnya Haidan datang dan mengambil remote tvnya padahal tv dirumah ini sangat banyak jika Haidan benar-benar ingin menonton tv lelaki itu bisa saja kekamarnya namun ia sengaja ingin membuat adiknya cemberut.

Mardan menatap pemandangan itu dari atas lantai dua kemudian memfotonya memakai handphone miliknya. Canda tawa yang untuk pertama kalinya terjadi lagi setelah 11 tahun berlalu. Setelah memfoto pemandangan dibawah Mardan menggenggam penyangga besi dilantai atas dengan mata berbinar menyiratkan sebuah makna yang cukup dalam. Ia ingin selamanya seperti ini bisa berkumpul kembali dengan semua adiknya.

Sudut bibir mardan terangkat membentuk sebuah senyuman yang cukup lebar. Senyuman itu bertahan hingga 5 detik sampai akhirnya masuk sebuah notif immesage dihandponenya.

Immesage
Papah XL: soal masalah kembar pa...

Melihat notifnya saja sudah membuat Mardan selelah ini. Sebelum membukanya ia melihat kembali kebawah yang kini semua adiknya itu tertawa entah apa yang dibicarakan mereka tapi hati Mardan ikut menghangat melihatnya.

Seharusnya kaya gini tuh dari dulu. Kembar maafin kakak yang baru bisa bawa yang lainnya pulang.

Setelah itu Mardan berbalik untuk duduk disoffa yang tak jauh dari penyangga besi itu kemudian ia membuka pesan dari papahnya. Mardan bohong pada semua adiknya, ia bilang bahwa ia tidak bisa menghubungi papah tapi pada kenyataan adalah papah sengaja tidak mengaktifkan nomor utamanya namun ia membeli nomor baru lagi hanya untuk berkomunikasi khusus dengan Mardan.

Papah

| Soal masalah kembar papah udah daftarin mereka kesekolah baru. Sekolah bhaksa, nanti kamu tolong anterin mereka besok masuk sekolah.
| Papah sengaja masukin mereka lebih cepet karena papah gak mau mereka ketinggalan banyak pelajaran
| soal bimo sudah papah urus jadi untuk sekarang fokus sama pendidikan kembar

Papah udah tau soal kembar? |

| Apa yang papah gak tau tentang anak papah?
| udah intinya besok kamu anterin sikembar dan soal baju seragamnya nanti ada orang yang anterin
| papah serahin semua urusan rumah sama kamu mulai sekarang

Kenapa harus semua sama Mardan pah? Mardan juga kerja |

| Karena kamu anak pertama
| Itu udah tanggung jawab kamu selagi papah gak ada... Mengerti boy?

👍

Hanya emot jempol yang Mardan berikan sebagai balasan dari bubble terakhir yang papahnya kirimkan. Anak pertama, anak pertama, anak pertama Mardan sangat membenci dua kata itu karena papahnya selalu menyalahgunakan perannya dalam keluarga.

“Kak Mardan!” seruan jenggala yang tengah berlari kearahnya yang membuat ekspresi amarah mardan berganti dengan wajah yang begitu ramah dan tersenyum menunggu jenggala sampai dihadapannya.

“Kenapa boy? Udah sembuh? Masih pusing engga?” tanya Mardan ketika Jenggala sampai didepannya.

“Milia nangis gegara A'idan.”

Protektif Brother: Nct DreamWhere stories live. Discover now