Part 5

664 76 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ada yang sedang bahagia tak terkira pagi ini. Damian tersenyum cerah dan sumringah menatap gedung galery yang ia gunakan untuk pameran lukisannya.

Normalnya, Damian harusnya sedang sakit saat ini setelah phobia dan traumanya kambuh. Bahkan bisa berhari-hari ia meringkuk dalam selimut karena demam yang tak kunjung turun akibat guyuran hujan.

Namun ajaibnya, dalam waktu sehari saja, Damian sekarang sudah benar-benar sembuh. Dan semua itu berkat siapa? Tentu saja berkat Lily yang merawatnya. Bukan cuma itu, pelukan serta sentuhan yang gadis itu berikan pada Damian seolah menjadi obat serta energi yang sangat positif bagi tubuh Damian.

Setelah ia terbangun dipagi hari, hal yang selalu Damian pikirkan sampai saat ini adalah Lily. Karena gadis itu memang begitu sangat ajaib, ia mampu membuat Damian menjadi secerah ini, bagaikan air menyirami bunga yang tengah layu, seperti itulah gambaran Damian saat ini.

"Sarah!" Panggil Damian pada adik sepupunya yang baru saja datang bersama dengan sang kekasih.

"Kak! Kakak yakin nggak apa-apa? Kata bi Asih kakak kemarin abis kehujanan, tapi kenapa sekarang kakak malah baik-baik aja? Harusnya..."

"Kakak sekarang udah nggak apa-apa." Ujar Damian.

"Kak, kalau emang lagi sakit jangan maksain diri deh, nggak baik buat kakak sendiri."

"Sayang, kak Damian baik-baik aja, dia bahkan nggak pucat sama sekali, kenapa kamu yang heboh sendiri sih?" Tanya kekasih Sarah.

"Ya aku ngerasa aneh aja sayang, kamu tau sendiri kan kak Dami phobia hujan, dia bisa sakit kalau abis kena hujan. Tapi lihat sekarang kenapa kakak malah maksain diri." Sarah memang melihat Damian baik-baik saja, bahkan sangat sehat, tapi tetap saja sebagai saudara ia khawatir jika Damian sampai kenapa-kenapa.

"Kakak nggak maksain diri, kakak emang baik-baik aja Sar, soalnya kemarin ka-" Damian tentu saja langsung membekap mulutnya, gawat jika ia menceritakannya pada Sarah, bisa-bisa Sarah nanti pasti sangat heboh.

"Apaan sih kak?" Sarah tampak penasaran dengan kelanjutan cerita Damian.

"Enggak, nggak apa-apa. Ayo masuk aja! Kakak masih banyak urusan, kalian berdua enjoy ya!" Damian pun buru-buru meninggalkan Sarah dan kekasihnya.

"Apaan sih tuh orang nggak jelas banget deh." Gerutu Sarah.

"Udah biarin aja, ayo masuk!" Ajak kekasih Sarah seraya menggandeng tangan gadis cantik itu.

***

Waktu senggang Lily habiskan untuk bermain golf bersama sang ayah. Permainannya kali ini agak kurang fokus karena entahlah, ia masih membemaskan kondisi Damian.

Lily harusnya biasa saja, tapi karena kemarin ia meninggalkan Damian begitu saja, maka sekarang ia jadi kepikiran sendiri. Bukan apa-apa sih, ia hanya merasa kasihan saja, tidak lebih.

Lose ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang