Part 11

932 71 9
                                    

***

Samuel baru akan membawa Lily pergi, namun pria itu buru-buru dihadang oleh Damian, cek cok dan keributan sempat terjadi, namun pada akhirnya Damian berhasil membawa sang kekasih pergi.

Bukannya mengantarkan Lily pulang, tapi ia malah membawa Lily ke rumahnya. Damian lantas segera menghubungi orangtua Lily terlebih dahulu supaya mereka tidak khawatir dan cemas.

"Sayangku... Kamu ganteng dan lucu banget sih..." Lily masih dalam pengaruh alkohol berat, bahkan ia mulai gelisah karena rasa panas yang ia alami.

"Aku cari obat penawar dulu, kamu tunggu disini." Ujar Damian namun Lily buru-buru mencegah pria itu pergi.

"Kamu mau tinggalin aku?" Protes Lily.

"Aku cuma sebentar aja sayang." Ujar Damian.

"Ssshhh... Dami.. Damiku sayang... Cintaku... Aku nggak tahan lagi." Lily mulia menggerayangi tubuh Damian, Damian terkejut bukan main, ia segera menepis segala bentuk sentuhan Lily dan menahan diri kuat-kuat.

"Tolong jangan begini Ly sadar!" Seru Damian namun sepertinya Lily tak menggubrisnya sama sekali. Lily yang bahkan kekuatannya lebih lemah dari Damian tiba-tiba bisa mendorong Damian dengan kuat hingga jatuh hingga terkapar diatas ranjang.

"Sayang aku mau kamu..." Bisik Lily ditelinga Damian dengan suara sensual, Damian adalah pria normal yang pastinya akan langsung bereaksi bila diberikan sentuhan seperti ini.

"Ly jangan! Jangan lakuin apapun aku mohon!" Tegas Damian dengan keringat dingin yang sudah mulai bermunculan.

"Dami... Kamu cuma milik aku..." Lily kembali berbisik membuat telinga Damian begitu merah. Celana yang pria itu kenakan sudah sangat sesak dan mengetat, ia tak kuasa dan tak mampu lagi untuk melawan segala gejolak didalam tubuhnya.

"Enggak Ly ini salah, kamu pasti akan benci ak-"

Cup

"Hmphhh..."

Belum sempat Damian melanjutkan kata-katanya, Lily sudah lebih dulu mencumbu bibirnya dengan kasar dan penuh gairah.

"Lil-hhhmmpphhh..."

Lily yang tak sabaran segera melucuti seluruh pakaian Damian hingga pria tampan itu tak mengenakan sehelai benang satupun.

"Enggak Lily ini salah aku mohon jangan begini, aku nggak mau Lil-hmppphhhh..."

Damian sudah akan melawan namun sialnya dirinya juga tidak mampu menahan seluruh gejolak yang ada didalam dirinya. Demi Tuhan ia adalah pria normal, pria normal yang tentu saja akan langsung bereaksi jika diberikan serangan dan rangsangan seperti ini.

***

Di rumah Lily, sang mama Riana tampak cemas karena tak ada kabar apapun dari sang putri, wanita empat puluh delapan tahun itu merasa cemas karena Lily menghadiri pesta seorang diri, padahal biasanya ia pergi bersama dengan teman-temannya. Ia paham Lily pergi bersama dengan managernya, namun tak seperti biasanya, mereka pergi hanya berdua saja.

"Ngapain sih terlalu mikirin dia? Dia sudah dewasa, anak muda, biarin dia menikmati masa mudanya." Ujar Boby papa Lily.

"Nggak gitu juga pa, dia kan perempuan, aku nggak suka aja kalau dia hidup terlalu bebas. Dia anak perempuan kita satu-satunya."

"Lagian ada managernya, jadi kamu nggak perlu terlalu cemas."

"Meski ada managernya pun nggak bisa jamin juga. Entahlah, firasatku lagi nggak enak aja. Apalagi Lily sekarang lagi naik namanya, aku takut dia terjerumus ke hal-hal negatif. Padahal kemarin-kemarin aku seneng banget dia bisa jalin hubungan sama Damian, Damian itu orangnya kalem dan nggak suka dunia malam. Aku nggak ngerti kenapa Lily yang selama ini udah nggak pernah party tiba-tiba aja pergi party tanpa Damian, apa jangan-jangan mereka berdua lagi ada masalah ya pa?" Tanya Riana.

"Alah mungkin masalah anak muda, pertengkaran kecil itu udah biasa. Mama nggak perlu nething terus ah, nanti malah stres. Papa lihat Lily baik-baik aja kok. Udah yuk kita tidur, capek nih!"

"Tapi pa..."

"Sayang... Percaya deh, nggak akan ada apa-apa, kalau kamu negatif thinking terus yang ada itu cuma akan buat kamu jadi stres." Boby lantas memeluk Riana, membawa Riana kedalam dekapannya.

"Aku harap Lily bisa jaga diri dan nama baik keluarga, dari awal aku udah nggak terlalu suka dia jadi model, tapi karena itu cita-citanya, aku cuma bisa dukung apa yang jadi keinginannya."

"Hm, kita harus percaya sama dia ya!"

"Iya." Angguk Riana.

***

Pagi menjelang, burung berkicauan dengan merdu. Wanita cantik yang masih bergelung dalam selimut itu tampak tidur dengan nyenyak. Sepertinya ia sedang bermimpi indah, mimpi yang amat indah hingga ia tak rela bangun dari tidurnya.

Perlahan kedua matanya terbuka samar-samar ia dapat melihat ruangan asing yang sedang ia tempati. Apalagi bau maskulin yang menguar membuatnya perlahan membuka matanya lebar-lebar.

Jantung Lily terpacu secara tiba-tiba, apalagi setelah ia melihat sosok tampan yang masih tidur seakan tak punya dosa sama sekali.

"Enggak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak..." Lily membekap mulutnya tak percaya, tidak ini pasti mimpi. "Ini pasti nggak mungkin." Racaunya seperti orang gila.

Lily lantas memeriksa tubuhnya yang masih naked, benar-benar gila, ia langsung meremas rambutnya kuat-kuat ketika melihat dirinya sendiri.

Apalagi ketika melihat Damian juga tak memakai sehelai benang satu pun. Hal itu tentu saja membuat kemarahan Lily berada dipuncak tertinggi.

Seingatnya semalam ia sedang party, ia tak pergi bersama dengan Damian, lalu sekarang kenapa ia bisa bersama dengan Damian dalam satu ranjang?

Lily lalu mengingat-ingat kejadian semalam, namun sayangnya ia tak mampu mengingat satupun peristiwa yang terjadi kecuali ketika saat ia menikmati party.

"Enggak... Dami... Dami hiks... Padahal selama ini gue percaya sama Lo, hiks... Tapi kenapa... Kenapa Lo..." Lily tiba-tiba saja menangis, apalagi ketika merasa perih dibawah sana membuat tangisannya semakin terdengar memilukan. Rasa kecewa, benci, marah dan dendam bercampur menjadi satu. Ia tak menyangka sama sekali jika kekasihnya bisa tega merenggut segalanya dari Lily. Mahkota yang selama ini ia jaga, sekarang harus hilang ditangan pria seperti Damian.

Sekarang sudah dipastikan jika hidup Lily akan benar-benar hancur karena ulah Damian, dan Lily tidak akan membiarkan Damian hidup tenang karena sudah merenggut kesuciannya, Lily akan melaporkan semua ini kepada petugas yang berwajib. Lily akan menjebloskan Damian ke penjara.

***




TBC

Wah makin seru aja ini yah... Holla semuanya kangen aku nggak? Aku kangen banget tauk, maaf ya baru up soalnya sekarang aku sibuk nulis di DREAME. Kalian jangan lupa mampir ke sana ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lose ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang