Part 6

684 76 5
                                    

***

Menunggu kepastian adalah hal yang sangat meresahkan bagi setiap orang, tak terkecuali bagi Damian kini. Pria imut dengan wajah seputih susu itu tampak tersenyum-senyum sendiri sejak siang tadi.

Damian memang sengaja mengungkapkan perasaannya langsung pada Lily karena sudah tak kuasa menahan seluruh kejolak asmara yang membelenggu.

Damian percaya cinta pada pandangan pertama, meskipun ia pria, namun ia benar-benar percaya akan hal itu.

"Kamu terlalu berani, jangan berharap lebih pada gadis sesempurna Lily, dia seperti ibu peri, meskipun kata-katanya terkadang kasar, tapi pelukannya sangat hangat. Dia sangat lembut." Gumam Damian seraya menatap wajah Lily diponselnya.

Baru berpisah beberapa jam saja sekarang Damian sudah sangat merindukan pujaan hatinya. Jika saja bisa, Damian ingin segera memiliki Lily.

***

Beberapa hari berlalu dan masih belum ada jawaban yang pasti, Damian terus menunggu dengan gelisah. Lily mungkin sangat sulit untuk dihubungi karena jadwalnya yang padat. Apalagi dia adalah seorang model. Jadi Damian harus bersabar serta mengerti akan kesibukan Lily.

"Kakak!" Damian terkejut bukan main saat tiba-tiba Sarah menepuk pundaknya dari belakang.

"Apa?" Damian tampak kesal, namun ia menahannya.

"Ya ampuuun... Ini foto siapa? Astaga foto kak Lily? Kak Dami sejak kapan diam-diam jadi stalker kak Lily?"

Sial demi apapun, kenapa Sarah harus melihat foto Lily diponsel Damian sih?

"Apaan sih?" Damian segera merebut paksa ponselnya dari Sarah.

"Kakak suka kak Lily ya? Hayooo ngaku!" Tuntut Sarah.

"Ck!" Damian hanya berdecak sambil menggelengkan kepalanya.

"Kak kalau Kakak beneran suka kak Lily mendingan jangan deh... Kak Lily itu perfect banget, dia itu bagaikan sang Dewi, dan kakak itu jelas bukan tipe dia." Jelas Sarah membuat Damian menghembuskan nafasnya dengan kesal.

"Terserah!"

"Tipe kak Lily itu yang kayak Choi Siwon, bukan kayak kakak." Ledek Sarah membuat Damian semakin jengkel.

"Ya udah terserah mau kayak Biwon Miwon kek terserah aja kakak nggak peduli." Setelah mengatakan hal itu, Damian malah pergi meninggalkan Sarah.

"Yeee dibilangin malah marah. Kak! Aku cuma nggak mau kakak sakit, kak Dami juga ganteng kok, tapi kakak kan bukan tipenya kak Lily." Seru Sarah pada Damian, namun Damian sama sekali tak mau mendengarkannya dan terus berjalan menuju kamarnya.

***

Ada sesi pemotretan yang harus Lily kerjakan, cukup melelahkan memang namun ia sangat puas dengan hasil fotonya. Lily memang fotogenik, para fotografer pasti sangat senang bila bekerja sama dengannya.

"Satu take lagi ya!"

"Oke!"

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lily pun segera mengganti pakaiannya. Sungguh hari yang cukup melelahkan baginya.

"Lily!" Itu adalah suara Willy, pria yang tak pernah berhenti mengejar Lily. Mahasiswa satu kampus dengannya, ketua geng motor yang disegani banyak orang.

"Ck." Lily berdecak karena sudah sangat bosan dengan kedatangan Willy, padahal Lily sudah menolak pria itu berkali-kali namun Willy seolah tak peduli dengan seluruh penolakan Lily.

"Aku bawain kamu makanan, kamu pasti lapar belum makan kan?" Tanya Willy sambil meletakkan kue yang ia bawa diatas meja.

"Gue udah bilang sama Lo berkali-kali kan, nggak usah temuin gue lagi, kenapa sih Lo itu nggak pernah mau dengerin gue?"

"Aku tulus sayang sama kamu Ly, please kasih aku satu kesempatan."

"Sorry ya Will, gue nggak mau."

"Aku akan lakuin apa aja demi kamu Ly, asalkan kamu mau terima aku jadi pacar kamu."

"Will please... Gue mohon Lo ngerti, gue nggak suka sama Lo."

Setelah mengatakan hal itu, Lily pun buru-buru pergi meninggalkan Willy yang lagi-lagi harus menelan pil pahit karena ditolak mentah-mentah.

***

Setelah Willy, kini giliran Henry yang datang membawa bunga dan coklat, bahkan pria itu datang dengan mobil mewahnya menjemput Lily.

Demi Tuhan Lily benar-benar bosan dan kesal karena selalu dikejar-kejar para pria.

"Lily sayang, aku mohon maukah kamu menikah denganku? Aku cinta sama kamu Ly, aku nggak bisa hidup tanpamu."

"Lily! Lily ini Abang sayang, kenapa kemarin kamu nggak undang Abang ke acara pesta ulang tahun kamu? Abang nunggu-nunggu kamu terus sayang."

"Lily! Lily cintaku!"

"Sayangku Lily!"

Bahkan bukan hanya Willy ataupun Henry, pria-pria lain kini mulai bermunculan memberikan Lily berbagai macam hadiah. Lily benar-benar bingung situasi seperti ini, apalagi supirnya belum datang juga.

Sampai tiba-tiba ada mobil berwarna hitam datang dan berhenti disamping Lily.

Lily benar-benar terkejut karena orang yang tadi sempat ia pikirkan sekarang malah datang dan melihat situasi yang sangat absurd baginya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Lily benar-benar terkejut karena orang yang tadi sempat ia pikirkan sekarang malah datang dan melihat situasi yang sangat absurd baginya.

Lily lantas berpikir dengan keras, sekarang Damian tengah menatapnya dengan penuh tanya, seolah mempertanyakan apa yang sedang terjadi.

Sedangkan karena mendesak, sekarang Lily harus benar-benar segera mengambil keputusannya.

"Dami sayang! Kamu mau jemput aku ya?" Pertanyaan Lily langsung membuat Damian membulatkan kedua matanya.

Sedangkan para pria lainnya yang ada disana langsung lesu setelah mendengar ucapan Lily.

"Tadi aku sempet mikirin kamu, aku nggak nyangka kalau akhirnya kamu datang buat jemput aku." Ungkap Lily seraya memeluk tubuh Damian dengan erat.

Yang dipeluk kini hanya bisa terdiam mematung seperti orang bodoh. Sedangkan para pria lainnya satu persatu mulai pergi meninggalkan studio tempat Lily melakukan pemotretan.

"Jadi... Kamu terima aku?" Tanya Damian dengan tatapan tak percaya.

"I-iya, kamu udah denger sendiri kan tadi?" Balas Lily dengan penuh keterpaksaan.

Biarkan saja ia memanfaatkan Damian untuk sekarang yang penting para pria gila itu tidak lagi mengganggu dirinya. Meskipun Damian bukan tipenya, namun menjalin hubungan dengan pria itu tidak buruk juga.

'Sorry Dam, tapi gue terpaksa harus lakuin ini.' gumam Lily dalam hati.



***


TBC








Vote n comment yang banyak yah... Mas cakra akan segera rilis ebook...

Lose ControlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora